Sempat Laris saat Awal Pandemi, Begini Nasib Tragis Jeruk California Garut Kini
Merdeka.com - Jeruk california selama ini menjadi komoditas andalan untuk menunjang perekonomian para petani di wilayah Cikajang, Kabupaten Garut.
Di masa awal pandemi Covid-19, permintaan jeruk dengan nama lain citrus lemon ini terus meningkat hingga harganya melonjak tajam. Seiring berjalannya waktu, jeruk yang memiliki ciri berwarna hijau kekuningan tersebut semakin hari kian menumpuk jumlahnya. Namun kondisi tersebut tak berbanding lurus dengan permintaan konsumen di pasaran.
Rudi Abdul Gani (31), Pengelola Perkebunan PT Agro Jabar Cikajang yang membudidayakan jeruk california mengatakan jika harga jual komoditas ini sudah dua bulan terakhir jatuh hingga permintaannya terus berkurang.
-
Dimana jeruk banyak ditemukan? Buah ini mudah ditemukan di berbagai tempat dan biasanya memiliki harga yang cukup terjangkau bagi semua orang.
-
Apa saja macam jeruk di Indonesia? Ada macam-macam jeruk yang populer di Indonesia dan memiliki cita rasa manis serta menyegarkan.
-
Apa ciri-ciri jeruk peras berkualitas? Jeruk peras yang berkualitas memiliki kulit yang halus dan tidak memiliki pori-pori besar. Ketika ditekan, daging buah di dalamnya akan terasa dengan jelas, yang menunjukkan bahwa kulitnya tergolong tipis. Jeruk yang memiliki kulit tipis biasanya dapat menghasilkan lebih banyak air saat diperas.
-
Apa jenis penyakit yang menyerang tanaman jeruk? Penyakit CVPD disebabkan oleh virus yang merusak pembuluh tapis (floem) tanaman jeruk. Daun jeruk menjadi lebih kecil dan berwarna kuning serta pertumbuhan kuncupnya lambat.Pada stadium lanjut, daun jeruk akan gugur sehingga menjadi tidak produktif lagi dan mati.
-
Kenapa jagung jadi keriput? Proses penyimpanan jagung yang tidak tepat dapat mengakibatkan penurunan kadar gula dalam biji jagung, sehingga membuatnya tampak keriput. Menurut benihpertiwi.co.id, kondisi ini terjadi akibat kurangnya kelembapan yang diperlukan untuk menjaga kesegaran biji jagung.
-
Bagaimana cara memilih jeruk yang segar? Jika Anda ingin mendapatkan jeruk yang manis dan segar di pasar, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan.
“Permintaan pasar memang lagi berkurang untuk jeruk california,” terangnya pada Selasa (13/4/2021) seperti dikutip dari Liputan6.
Dalam kesempatan itu, Rudi turut membeberkan penyebab anjloknya harga jeruk california hingga tak laku di pasaran, berikut informasinya.
Dari Rp10 ribu kini menjadi Rp2 ribu per Kilogram
Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Turunnya harga jeruk california ini disebabkan oleh melimpahnya hasil panen para petani. Menurut Rudi, meningkatnya permintaan di awal pandemi membuat banyak petani antusias menanam komoditas ini hingga jumlah kebun mencapai 100 hektare yang tersebar di sejumlah titik.
Dari situ permintaan dan harga pun berangsur turun. Jika awalnya jeruk california biasa dijual petani seharga Rp10 ribu per kilogram, kini hanya dihargai Rp2.000 per kilogram. Bahkan Rudi menyebut jika jeruk-jeruk tersebut sempat tak laku.
“Jadi mungkin tidak seimbang antara serapan pasar sama stok yang membludak. Pernah sampat tidak laku,” ujarnya.
Perlu Inovasi
Sementara itu kondisi berbeda dirasakan petani lain di Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan. Di kawasan tersebut hasil panen petani bisa terserap secara maksimal karena adanya perusahaan yang mengolahnya menjadi minuman segar.
Ade Setiawan (42), selaku pengusaha minuman jeruk bermerek Silegar di kawasan itu mengatakan jika saat ini dirinya berupaya membantu serapan jeruk dari para petani.
“Saya kebetulan membeli dari petani sendiri, jadi prinsipnya jika petani rugi sama saja dengan ngerugiin diri sendiri,” ujarnya.
Ia pun turut membenarkan jika serapan jeruk dari para petani setempat memang sedang lesu. Hal tersebut dikarenakan jumlah hasil panen yang menumpuk tak sebanding dengan permintaan di pasar.
“Sekarang orang lain belanja Rp2.500, bahkan sekarang nyaris tidak laku,” kata Ade.
Harga jeruk california sendiri juga ditentukan sesuai ukuran. Khusus jeruk lemon lokal dengan ukuran yang lebih kecil dari jeruk california, saat ini harga jualnya relatif bertahan di angka Rp 4-6 ribu per kilogramnya.
Cuaca Turut Mempengaruhi
Pertanian.go.id ©2020 Merdeka.com
Ade pun kemudian juga menjelaskan faktor lainnya yang membuat permintaan jeruk california turun, yaitu pengaruh cuaca. Musim hujan yang kini tengah berlangsung menjadi salah satu faktor yang membuat lesunya permintaan masyarakat.
Ia pun berharap dengan masuknya masa peralihan dari musim hujan ke kemarau membuat permintaan jeruk dari para petani lokal kembali meningkat.
“Mungkin penurunan ini sudah berlangsung dua bulan ke belakang, Semoga segera ada solusi untuk kembali menaikkan harga jeruk california,” ujarnya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaHarga cabai rawit merah di pasar tersebut mengalami lonjakan dari Rp.65.000 per kilogram menjadi Rp.85.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaTren ini cukup membantu menekan krisis dengan tidak membuang-buang makanan.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga gula ini sudah terjadi sekitar satu hingga dua minggu terakhir.
Baca SelengkapnyaTimun suri merupakan buah yang menjadi favorit selama Ramadan. Namun, kali ini panen timun suri di beberapa daerah mengalami keterlambatan karena faktor cuaca.
Baca SelengkapnyaJamur matsutake yang berasal dari Jepang merupakan jenis jamur termahal di dunia. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaBahkan kepopulerannya mengalahkan buah stroberi yang selama ini jadi ikon Ciwidey.
Baca SelengkapnyaJamur ini mahal, langka dan harus menunggu sambaran petir untuk dipanen.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang melihat ketersediaan stok bawang merah yang berada di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca SelengkapnyaAda macam-macam jeruk yang populer di Indonesia dan memiliki cita rasa manis serta menyegarkan.
Baca SelengkapnyaPenyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca Selengkapnya