Adu Beken Kostum Maskot Pendukung Cagub di Debat Perdana: Ada Susu Kotak hingga Sandal Jepit
Para pendukung masing-masing paslon memenuhi ruangan. Salah satunya dengan menghadirkan maskot.
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, menggelar debat perdana calon gubernur dan calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Jakarta. Kegiatan ini digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10).
Para pendukung masing-masing paslon memenuhi ruangan. Salah satunya dengan menghadirkan maskot, baik dari pendukung Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan Pramono Anung-Rano Karno alias Doel.
Wakil Koordinator Kampanye RIDO, David Hamka mengatakan, maskot yang berbentuk kotak berwarna biru dengan kepala mirip Ridwan Kamil dan Suswono ini memiliki makna tersendiri.
"Jadi memang ini Bang Emil dan Babeh Suswono, pesan dari maskot ini adalah pesan dari sebuah minuman kesehatan, susu. Bang Emil ingin masyarakat Jakarta sehat, dan meneruskan program Prabowo Subianto di Jakarta, yaitu makan gizi gratis beserta susunya," kata David kepada merdeka.com di lokasi, Jakarta, Minggu (6/10).
Selain itu, maskot yang sengaja dihadirkan ini disebutnya buah dari pemikiran Ridwan Kamil, yaitu susu gratis yang memang mendukung program dari Prabowo.
Meski begitu, maskot itu dibuat dengan menggunakan dana pribadi. "Iya kita memang sengaja ke sini untuk mensupport pikiran-pikiran Bang Emil berupa maskot," ujarnya.
Sementara itu, masa pendukung Pramono-Rano yang saat itu hadir langsung ke lokasi juga terlihat menghadirkan maskot yang berupa sandal jepit berwarna oranye.
Ketua Tim Kreatif Pemuda Kaum Betawi, Said mengatakan, alasan menghadirkan maskot sandal yang bertuliskan Bang Doel itu karena memang sama dengan keseharian Pramono-Rano yang kerap menggunakan sandal jepit.
"Kita setiap kali meeting, pokoknya setiap kali meeting, dia selalu pakai sandal jepit, rakyat. Nah jadi gue ngerasa kayaknya cocok nih buat jadi ikon, dan ketika kita tahu bahwa sandal jepit ini juga punya filosofi merakyat, terus dibutuhkan sama semua orang, terus keredahan hati," ujar Said.
"Dan intinya adalah, sandal ini dipakai sama semua orang, apapun latar belakangnya itu. Orang kaya, orang miskin, pasti penduduk memakai sandal jepit gitu kan," sambungnya.
Selain itu, sandal jepit tersebut juga disebutnya sejalan dengan filosofi partai pendukung Pramono-Rano yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Terlebih, maskot yang dibuatnya ini juga dengan menggunakan dana pribadi.
Tidak hanya menghadirkkan maskot sandal jepit saja, mereka juga membawa pemain hadroh yang berjumlah 12 orang.
"Paling gini ya, kalau hadroh itu kulturnya kultur Islami. Nah kebanyakan di Betawi itu, adat istiadatnya itu nyerepet-nyepet ke Islami. Paling itu, hanya itu saja," ujar salah satu pengurus Pemuda Kaum Betawi, Pandu.
"(Hadroh) Sama, dari Pemuda Kaum Betawi. Bagian dari elemen organ kita gitu, ada musik, ada pendampingan hukum, ada budaya, ada pendidikan gitu, musikal salah satunya," pungkas Said.