Anak Korban Perdagangan Manusia di Karaoke Kayangan Cemas dan Ketakutan
Merdeka.com - Praktik human trafficking (perdagangan manusia) terjadi di Bar dan Karaoke Kayangan, di Kelurahan Rawa Bebek Penjaringan, Jakarta Utara. Polisi mengamankan 10 orang korban yang berusia sekitar 14-18 tahun, mereka dipaksa melayani pria hidung belang.
Kepala balai di lingkungan Kemensos, Neneng Heriyani mengatakan sebanyak delapan anak korban diserahkan kepada Kemensos pada Rabu (15/1). Dikatakan Neneng pada saat dibawa ke Kemensos anak-anak tersebut mengalami cemas dan takut.
"Tanggal 15 januari kami dirujuk anak tindak pidana perdagangan orang TPPO sebanyak 8 orang anak, pada saat pertama kali datang beberapa anak mengalami demam, karena mereka merasa cemas ketakutan bagaimana nasib mereka selanjutnya," ucap Neneng di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (21/1).
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Kapan anak-anak dikorbankan? Tulang-tulang itu berasal dari abad ke-7 dan ke-12, sebagian besar darinya disimpan pada masa kejayaan Chichén Itzá selama 200 tahun, sekitar tahun 800 hingga 1000 M.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
Dikatakan Neneng, anak-anak korban eksploitasi merasa cemas pada proses hukum dan ketakutan diketahui oleh kedua orangtuanya.
"Karena menurut kedelapan anak ini mereka tidak diketahui oleh orangtuanya bekerja sebagai apa," lanjutnya.
Periksa Psikologi
Selanjutnya, Kemensos akan melakukan pemeriksaan secara esemen dan juga secara psikologis. Terutama melakukan pemeriksaan kesehatan setelah kemarin dilakukan visum oleh Polda Metro Jaya.
"Hari ini kami pagi tadi melakukan general check up, termasuk pemeriksaan untuk HIV karena ada indikasi ada beberapa anak terkena inveksi pada kelaminnya," sambungnya.
Setelah ditangani selama satu minggu dengan melakukan terapi psikologis, anak-anak sekarang ini merasa tenang dan aman. Selanjutnya Kemensos akan mengembalikan anak-anak kepada orangtua masing-masing.
"Rencana tindak lanjut kami, kami segera melakukan penelusuran kepada orang tua karena awalnya mereka tidak mau memberikan alamat dan identitas orangtuanya, setelah kita berikan konseling mereka mau memberikan identitas alamat orangtua mereka," ucapnya.
"Karena bagaimanapun anak yang dikatakan anak masih menjadi perlindungan orangtua. jadi anak ini lebih baik berada bersama kedua orangtuanya," sambungnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota DPR Charles Honoris Ungkap Kasus Warga Jakarta Korban TPPO
Baca SelengkapnyaSatu korban dibuang di kawasan Ancol, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaMenurut Bustan, pengungkapan kasus ini bukan saja skala regional tetapi nasional yang harus diperangi secara bersama-sama.
Baca SelengkapnyaCahaya diduga dibuang para mami dan kerap disuruh melayani lelaki hidung belang
Baca SelengkapnyaVideo mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaSementara itu, satu pelaku berinisial YS kini masih berstatus buronan.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca Selengkapnya“Saat ini satgas TPPO Polda sumbar sedang melakukan penyelidikan dengan instansi terkait,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan
Baca SelengkapnyaJika korban menolak, pelaku YH mengancam akan mengikat dan membunuh.
Baca Selengkapnya