Anies Mulai Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah RDF di Bantargebang
Merdeka.com - Pemprov DKI Jakarta mulai membangun fasilitas pengolahan sampah yang diproses dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) di TPST Bantargebang, Bekasi. Melalui RDF, sampah yang terkumpul akan diolah menjadi bahan bakar batu bara setelah dilakukan pencacahan dan pengeringan.
"Hari peduli sampah nasional pada tanggal 23 Februari ini kita melakukan groundbreaking fasilitas RDF plant untuk mengolah sampah baik sampah baru maupun sampah yang sudah terkumpul di Bantargebang," kata Anies di Bantargebang, Senin (21/2).
Anies menyebut, sampah yang berada di Bantargebang bisa mencapai 2000 ton. Terbagi dua yaitu 1.000 sampah baru dan 1.000 sampah yang sebelumnya sudah berada di kawasan Bantargebang.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Dimana lokasi sampah menumpuk? Berdasarkan data di situs resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Yogyakarta, per bulan Juni lalu total sampah yang diproduksi warga bisa sekitar 5.000 ton yang tersebar di beberapa titik di Kota Yogyakarta. Itulah mengapa, beberapa depo seperti Mandala Krida sempat penuh hingga mengganggu warga sekitar.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Banyumas? Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
-
Dimana sampah menumpuk? Dalam salah satu unggahan Instagram @merapi_uncover, terdapat unggahan yang menampilkan tumpukan sampah di tepi Jl. KH. Ahmad Dahlan, Ngampilan, Kota Yogyakarta.
-
Siapa yang mengangkut sampah ke Bantargebang? "Tidak kurang dari 7.500 ton sampah diangkut oleh 1.200 truk sampah setiap hari dari Jakarta ke Bantar Gebang.
"Project ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi di hilir tentang pengelolaan sampah yang sudah dikirimkan ke kawasan bantargebang," ucap Anies.
Eks Mendikbud itu menyebut, bahwa setiap masyarakatnya menghasilkan sampah. Namun, yang mengelola sampahnya hanya sebagian orang.
"Karenanya yang mengelola tentu sadar tentang volume, sadar tentang masalah, tapi yang menghasilkan belum tentu sadar. Karena itu kita semua mari bangun sama sama kesadaran bahwa setiap kita menghasilkan sampah kalau dihitung tadi rata ratanya 0,7 kg per hari," imbaunya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemprov DKI Bangun RDF Plant Senilai Rp1,2 T di Rorotan, Apa Kelebihannya?
Baca SelengkapnyaTPA Burangkeng rencananya akan diperluas pada tahun 2024 dari 2,5 hektar menjadi 5 hektar.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus melakukan berbagai langkah pengolahan sampah.
Baca SelengkapnyaSungai Watch telah melakukan pembersihan sampah di sejumlah aliran sungai di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaTPST Bantar Gebang menjadi sorotan lantaran tinggi gunungan sampahnya telah mencapai 40 meter.
Baca SelengkapnyaUntuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.
Baca SelengkapnyaKondisi Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti makin parah. Volume sampah di sana sudah mencapai 15.434.994 meter kubik
Baca SelengkapnyaUntuk sampah organik akan dikelola dalam bentuk pakan maggot, ecoenzym dan pupuk organik.
Baca SelengkapnyaTPS berkapasitas 84 ton per hari tersebut dijadwalkan bakal segera beroperasi penuh pada September 2023 mendatang.
Baca SelengkapnyaTak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Baca Selengkapnya