Ini Pemicu Kebakaran di Jakarta Meningkat Sepanjang Musim Kemarau
Seribu kasus kebakaran terjadi di DKI Jakarta dalam kurun waktu satu tahun.
Seribu kasus kebakaran terjadi di DKI Jakarta dalam kurun waktu satu tahun.
Ini Pemicu Kebakaran di Jakarta Meningkat Sepanjang Musim Kemarau
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat selama Januari-Juli 2023, telah terjadi 1.034 kejadian kebakaran. Kemudian, pada 1-15 Agustus 2023 telah terjadi 88 kebakaran di DKI Jakarta.
Salah satu kebakaran itu melanda puluhan lapak pengumpul barang bekas dan rumah tinggal warga di Jalan Jatayu Nomor 27, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Lama, Jakarta Selatan, pada Rabu (4/10).
Lahan seluas 3.000 meter persegi yang terbuat dari kayu dan tripleks hangus dilahap jago merah. Kebakaran tersebut terjadi akibat salah satu ponsel menduduk yang meledak saat dicharger.
Kepala Seksi Kerjasama dan Kehumasan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Mokchamad Arief mengatakan, pemicu tertinggi dari kebakaran di DKI Jakarta adalah korsleting listrik dan pembakaran sampah.
Setidaknya dikatakan Arief, telah terjadi 1.590 kebakaran di DKI Jakarta hingga bulan September. 844 kebakaran itu disebabkan oleh korsleting listrik dan 221 akibat pembakaran sampah oleh masyarakat.
"Sampah itu dari tahun kemarin itu meningkat sampai 3 kali. Yang tahun kemarin itu sekitar 50, sekarang belum sampai akhir tahun, itu sudah 221," kata Arief saat ditemui merdeka.com.
Arief juga menjelaskan pembakaran sampah bisa menjadi lebih besar akibat fenomena El-Nino yang sedang melanda Indonesia hingga akhir tahun 2023.
"Akibat sampah, salah satu pemicunya ya itu karena ada El Nino itu, karena panas, jadi angin juga kencang, jadi orang yang bakar sampah kadang-kadang tidak terkendali," ucap Arief.
Langkah Pencegahan
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta melakukan upaya penanganan untuk menekan angka kebakaran tersebut. Pencegahan dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan masyarakat.
"Kalau ada kejadian kebakaran jadi masyarakat sudah bisa menanggulangi dini," ujar Arief.
Sejak bulan April 2023 Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta telah melantik 267 satgas yang akan berjaga di kelurahan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penanganan kebakaran yang lebih cepat.
"Tugasnya itu untuk bina teritorial di kelurahan. Jadi biar semakin dekat informasi dari dampar ke masyarakat, dan begitu juga masyarakat jika komunikasi dengan dampar bisa langsung dengan satgas. Karena mereka memang ditugaskan untuk bina teritorial di tingkat kelurahan," kata Arief.
Badan Penaggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta juga menjalani program hilirisasi guna menanggulangi kebakaran dengan menyebar stivker bertulis 'Awas pada terhadap ancaman banyak kebakaran' yang disebarkan ke seluruh pemukiman warga.
"Jadi ada stiker yang ditempel di rumah, ada stiker yang ditempel di area publik. Itu stiker apa Pak? Stiker kewaspadaan kebakaran. Jadi bunyinya, awas kebakaran, Awas pada terhadap ancaman banyak kebakaran. Kurang lebih seperti itu bunyinya. Dan di situ ada tip-tipnya untuk menanggulang kebakaran jika terjadi di awal untuk masyarakat," ucap Arief.
Arief menekankan jika kebakaran yang terjadi tak murni hanya dari fenomena alam tetapi juga faktor dari kelalaian manusia.
"Mungkin juga mereka sudah antisipasi mungkin. Cuma karena kondisinya tidak memungkinkan, panasnya cukup panas betul Jakarta terus tambah kalau panas itu angin juga kencang gitu," tambah Arief.
Arief juga memberikan pesan kepada masyarakat agar menghindari hal-hal yang dapat menjadi pemicu terjadinya kebakaran.
"Jangan menggunakan listrik yang berlebihan, karena listrik juga faktor yang tertinggi, gunakan alat-alat listrik yang standar, dan patuhi peraturan daerah tentang bakar sampah," ucap Arief.
Arief mengatakan, pembakaran sampah bisa menjadi salah faktor penyebab makin memburuknya polusi udara di Jakarta.
"Jadi jangan bakar sampah sembarangan, karena di samping bakar sampah juga akan berdampak terhadap bahaya kebakaran, juga memperburuk polusi di Jakarta," pungkasnya.
Terpisah, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga berharap kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah di lingkungan tempat tinggalnya karena dapat memperparah polusi udara.
"Saya minta Walkot, Camat, Lurah untuk menyadarkan masyarakat untuk tidak bakar sampah di lingkungannya," kata Heru.