Potensi Kebakaran saat Kemarau Meningkat, Ini Imbauan Damkar BPBD Bantul
Telah terjadi lima kali kebakaran dalam sehari di Kabupaten Bantul
Telah terjadi lima kali kebakaran dalam sehari di Kabupaten Bantul
Potensi Kebakaran saat Kemarau Meningkat, Ini Imbauan Damkar BPBD Bantul
Pada Juli 2023 ini, sebagian besar wilayah di Indonesia berada pada musim kemarau. Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat di Kudus? “Kasus kebakaran belum lama terjadi di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, Kudus, yang diduga karena konsleting listrik. Untuk itu patut jadi kewaspadaan bersama karena sudah masuk musim kemarau,“ kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kudus, Manaji, dikutip dari ANTARA pada Kamis (6/7).
-
Apa yang diprediksi BMKG tentang musim kemarau tahun ini? Musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. BMKG memprediksi musim kemarau 2023 ini akan dibarengi dengan fenomena El Nino.
-
Apa saja risiko kesehatan di musim kemarau? Risiko gangguan kesehatan ini meliputi dehidrasi, kram panas, kelelahan, dan serangan panas.
-
Bencana apa yang diantisipasi oleh BPBD Banyumas? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Apa contoh masalah lingkungan di musim kemarau? Contoh permasalahan lingkungan hidup yang pertama adalah kekeringan. Kekeringan adalah fenomena yang sering terjadi ketika musim kemarau. Seringkali, di berbagai wilayah Indonesia mengalami kekeringan luar biasa yang dapat berakibat buruk.
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan . "Betul, musim kemarau ini potensi kebakarannya tergolong tinggi. Akhir-akhir ini memang sering terjadi kebakaran. Kemarin (19/7) saja dilaporkan ada enam kali kebakaran," kata Komandan Sektor 2 Banguntapan Damkar BPBD Bantul, Saiful, dikutip dari ANTARA pada Kamis (20/7).
Menurutnya, masyarakat perlu mewaspadai dan mengantisipasi kejadian kebakaran di rumah dan lahan. Di Kecamatan Banguntapan saja, sudah terjadi 10 kali kebakaran dengan objek rumah dan lahan sepanjang Juli ini.
Lebih lanjut, dia mengatakan, masyarakat bisa mencegah dan mengantisipasi kejadian kebakaran dengan tidak membakar sampah di lahan atau pekarangan yang kemudian ditinggal pergi. Apabila terpaksa membakar sampah, dipastikan api sudah padam sebelum ditinggal pergi. "Pesan dari kita, di cuaca seperti ini terutama untuk masyarakat yang sering membakar sampah mohon senantiasa untuk selalu ditunggui, jangan ditinggal, apalagi dengan angin yang lumayan kencang ini api bisa merembet membakar di sekitarnya," kata Saiful.
Saiful juga mengatakan, apabila masyarakat berpergian jauh, hendaknya sebelum meninggalkan rumah harus memastikan terlebih dulu kompor tidak dalam keadaan menyala dan colokan listrik sudah tercabut agar tidak terjadi hubungan arus pendek. "Saat bepergian jauh tolong tinggalkan pesan ke tetangga samping, sebelah atau saudara itu untuk selalu interaksi. Ibaratnya nanti kalau ada kompor listrik itu kalau bisa semuanya diatasi dulu sebelum bepergian, kompor dipastikan mati, kabel-kabel yang masih tercolok cabut saja," katanya.
Sementara itu, Komandan Pusdalops BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmanysah mengatakan pada Rabu (19/6) terjadi lima kali kebakaran yaitu di tumpukan limbah pabrik garmen, Kebakaran karena korsleting di Banguntapan, kebakaran rumah di Badegan, Bantul, kebakaran rumah di Wonokromo, Pleret, dan kebakaran lahan di Sitimulyo, Piyungan.
Menurut dia, penyebab tertinggi dari kejadian kebakaran pada musim kemarau karena faktor kelalaian manusia dan korsleting listrik, oleh karena itu masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pencegahan kebakaran. "Jangan tinggalkan api pembakaran material sampah sampai benar-benar padam, hindari pembukaan lahan dengan pembakaran pohon, kayu, rumput yang sudah lapuk, pastikan instalasi listrik rumah aman dari korsleting, dan beri jarak pada benda yang mudah terbakar," katanya.