Pembelaan Ahok diserang soal pelarangan pengajian di Monas
Merdeka.com - Pekan lalu, sebuah ormas Islam menyampaikan petisinya untuk Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Tak cuma, Ahok, petisi itu juga ditujukan untuk Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Agama, Lukman Hakim Saefudin.
Dalam petisi bertagar #KeluarkanIzinMonas, yang dibuat pada 15 Oktober lalu, mereka mempertanyakan alasan Monas ditutup untuk kegiatan zikir akbar. Padahal, kebijakan itu tak pernah berlaku sebelumnya.
Menurut penggalang petisi, Kurnia Adi, acara pengajian itu aka dihadiri Arifin Ilham, Yusuf Mansur dan mantan anggota DPR RI Nabiel Almusawa.
-
Siapa yang bertanggung jawab? Faktor kelalaian petugas menjadi penyebab utama terjadinya tragedi ini. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi antara petugas stasiun dan masinis, yang menyebabkan ketidakpahaman mengenai posisi kereta.
-
Apa yang roboh di Alun-alun Pataraksa? Netizen Indonesia dikejutkan dengan video Alun-alun Pataraksa di Kabupaten Cirebon yang roboh.
-
Siapa yang bertanggung jawab menjaga lingkungan? Semua lapisan masyarakat, mulai dari individu, keluarga, hingga lembaga pemerintah dan bisnis, memiliki peran penting dalam mendukung kelestarian lingkungan.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran? IEG mendapati adanya indikasi venue-venue di beberapa kota yang melakukan pelanggaran, yang mana para pelaku usaha ini melakukan kegiatan nonton secara ilegal atau tanpa melakukan pendaftaran terlebih dahulu.
"Saya pada khususnya dan para pemuda serta para pemudi di berbagai wilayah baik yang berada di wilayah jakarta maupun dari luar wilayah jakarta sangat mengharapkan untuk dapat diberikan izin melaksanakan acara pengajian di lapangan Monas yang insyaAlloh akan diselenggarakan pada bulan November 2015 dan seterusnya."
Dalam petisi itu juga, penggalang menjelaskan alasan kenapa tetap berharap pengajian akbar itu dapat dilakukan di Monas. Salah satunya, petisi itu menjelaskan, mayoritas jemaah adalah merupakan warga Jakarta
"Kenapa panggung-panggung hiburan dan berbagai panggung promosi lainnya diizinkan, tetapi kami sampai dengan saat ini masih belum juga diizinkan. Ada yang salahkah dengan kami? Bukankah kami merupakan bagian dari warga Jakarta dan rakyat Indonesia?"
Lalu apa reaksi Ahok menanggapi petisi itu?
Ahok tetap menolak permintaan lewat petisi itu. Ahok beralasan, jika diizinkan, gelombang permintaan pun pasti akan menyusul dan tentu akan bertolak dengan regulasi yang ada.
"Itu sudah pernah kita bikin dulu, jualan yang majelis Rasulullah dulu. Makanya kita bilang kalau mau jualan jam delapan, pengajian kan bisa di Istiqlal atau di mana. Apakah Tuhan enggak dengar kalau enggak di Monas, enggak jadi masalah juga kan? Kalau kita buka lagi gimana? Yang gereja minta, yang Kristen juga minta doa ibu kota di Monas," jawab Ahok di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (16/10).
Ahok tak mau Monas dibiarkan rusak oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Menurutnya, kebijakan membuka Monas untuk umum hanya menguntungkan PKL.
"Kan kita sepakat Monas ini, kita kembalikan ke Keppres 95. Bahwa ini tempat yang agung, tidak boleh dirusak oleh penjual. Kita sudah pernah coba kasih (buka) untuk PKL kan. Ya sudah kita balikin deh, kita sudah uji coba selama enam bulan ini," imbuh dia.
Ahok menambahkan, Tuhan tak memilih berdasarkan tempat doa. Di mana pun, kata dia, selama doa dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan diterima.
"Ya makanya kalau kayak gitu di Kalibata juga boleh. Kenapa mesti Monas? Yang sudah sterilkan sekarang, yang sudah enggak ada PKL. Sekarang kalau kita kasih, majelis yang lain minta enggak? Minta. Yang Kristen minta enggak? Yang Budha minta enggak? Balik lagi. Lebih baik enggak usah semua lah," tegas mantan Bupati Belitung Timur itu.
Ahok tak peduli kebijakannya itu akan berpengaruh pada perolehan suaranya di Pilgub nanti. Bahkan, dia kembali menegaskan penolakannya di depan WNI Singapura saat berkunjung ke sana.
Orang minta zikir di Monas, saya larang karena Bung Karno bilang buat zikir itu di Istiqlal. Dulu itu sudah saya pinjamin, tapi malah buat dagang PKL, padahal saya setengah mati 6-7 bulan beresi. Di Istiqlal (mereka) nolak, kenapa nolak, karena dagangan enggak laku, di Monas laku, ya saya enggak kasih, terus dibilang bisa kehilangan pemilih NU. Ya saya lebih baik kehilangan pemilih dari pada langgar aturan sendiri," klaimnya.
"Jadi sebenarnya dalam ketenaran ada kepedihan juga sebetulnya," pungkas Ahok.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pramono Anung berjanji bakal menindak pengembang nakal bila diberi mandat memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaPuluhan kendaraan bermotor sebelumnya dikempesin petugas Dishub DKI Jakarta setelah memarkir liar di sekitar Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca Selengkapnya"Banyak larangan injak rumput. Lah kalau dilarang injak rumput, terus rumputnya buat ditonton?" kata Anies.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaSeorang nenek pendukung paslon 02 mengatakan bahwa Prabowo memiliki gagasan melanjutkan kinerja presiden sebelum-sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAhok Kritik Pemprov DKI Ingin Hapus NIK Penduduk di Luar Domisili: Fokus Aja Buat Perut Warga Kenyang!
Baca SelengkapnyaMobil-mobil itu mengalami kempes ban karena diduga parkir sembarangan.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Ahok, penertiban jukir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya pihak lain yang terlibat.
Baca Selengkapnya