Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Viral Permukiman di Kolong Tol Jakbar, Anggota DPRD PDIP: Tertibkan dengan Humanis

Viral Permukiman di Kolong Tol Jakbar, Anggota DPRD PDIP: Tertibkan dengan Humanis Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth. ©2023 Merdeka.com/Istimewa

Merdeka.com - Viral penampakan permukiman kumuh di kolong Tol Angke 2 Jelambar, Jakarta Barat. Merespons hal itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat, segera menertibkan permukiman kolong tol tersebut secara persuasif.

"Kementerian PUPR, Pemprov DKI dan Pemkot Jakbar harus segera bergerak untuk melakukan penertiban di permukiman tersebut, namun penertiban tersebut harus dilakukan dengan cara humanis dan tentunya harus dengan pola pendekatan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu, serta memberikan penyuluhan terkait bahayanya jika tinggal di bawah kolong jembatan," kata Kenneth di Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Pria yang akrab disapa Bang Kent itu menjelaskan, selain mempengaruhi tata ruang Ibukota Jakarta dan estetika, tinggal di kolong jembatan sarat resiko kesehatan dan keselamatan bagi para penghuninya, karena tidak ada sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari.

"Tinggal di kolong jembatan ini sarat dengan resiko kesehatan dan juga berbahaya. Secara kebersihan dan sanitasi sangat tak layak, munculnya permasalahan stunting adalah dari problematika seperti ini, karena kurangnya kesadaran diri dengan kebersihan dan kesehatan diri, ditambah lagi, bagaimana jika tiba tiba ada bencana seperti kebakaran?," beber Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.

Bukan Hal Baru

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta itu menambahkan, walaupun fenomena warga kolong jembatan bukan hal baru di Jakarta, tapi penyelesaian masalah sosial tersebut harus segera mendapatkan solusi yang terbaik bagi warga.

"Pemerintah harus bisa memberikan win-win solution, buat program yang solutif, seperti bagi asli warga Jakarta yang mempunyai KTP harus direlokasi ke rusun dan diberikan bantuan modal usaha. Sedangkan warga yang ber-KTP di luar Jakarta harus dikembalikan ke kota asalnya, hal itu harus segera dilakukan agar kota Jakarta tidak kumuh dan baik secara estetika," beber Kent.

Pasalnya, sambung Kent, secara peraturan, kolong jembatan tol dilarang dipergunakan sebagai daerah hunian. Kent pun mengutip substansi beberapa peraturan perundang-undangan, seperti yang tertuang di dalam Pasal 11 Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

Lalu, Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol disebutkan bahwa pemanfaatan ruang milik jalan tol hanya diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan tol, penambahan lajur lalu lintas, serta ruang untuk pengamanan jalan.

"Dan Pasal 41 PP Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan menjelaskan, apabila terjadi gangguan dan hambatan terhadap fungsi ruang milik jalan, penyelenggara jalan wajib segera mengambil tindakan untuk kepentingan pengguna jalan," tutur Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu.

Solusinya

Menurut Kent, jika orang-orang yang tinggal di kolong Tol Angke 2 Jelambar tersebut merupakan warga DKI Jakarta, Pemkot Jakbar harus segera memfasilitasi dengan mendorong agar mereka bisa tinggal di rusunawa. Karena rusunawa merupakan aset pemprov dki yang bisa dipakai untuk memfasilitasi warga yang tidak mampu.

"Setelah memberikan mereka tempat tinggal yang layak serta biaya murah, harus juga di barengi dengan program yang solutif yaitu diberikan pembekalan modal usaha agar mereka tidak kembali lagi ke kolong jembatan. Karena mayoritas warga kolong jembatan tersebut, saya lihat sudah mempunyai aktivitas ekonomi yang tetap di kolong jembatan itu, dan belum tentu sama kondisinya jika mereka tinggal rusun," tutur Kent.

Kent pun mengatakan, Jakarta adalah kota yang terbuka bagi siapapun, namun ia mengimbau kepada seluruh pendatang agar membekali diri dengan pekerjaan atau keahlian khusus sebelum memutuskan datang ke Jakarta.

"Jakarta terbuka bagi siapapun, tapi saya imbau harus membekali diri dengan pekerjaan dan keahlian khusus. Jangan malah sampai datang ke Jakarta untuk bayar kontrakan saja tak sanggup, sehingga kolong jembatan jadi pilihan terakhir untuk sekedar melindungi diri," tutupnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Miris, Begini Penampakan Warga Jakarta Hidup di Kolong Tol Bandara
Miris, Begini Penampakan Warga Jakarta Hidup di Kolong Tol Bandara

Potret kehidupan masyarakat di ibu kotayang tinggal di bawah jalan tol.

Baca Selengkapnya
PAN DKI soal Kualitas Udara Jakarta Buruk: Sekarang Makin Parah, Sekali Sakit Lama Sembuhnya
PAN DKI soal Kualitas Udara Jakarta Buruk: Sekarang Makin Parah, Sekali Sakit Lama Sembuhnya

Dampak kesehatan disebabkan dari buruknya kualitas udara Jakarta sebagai suatu hal yang tidak biasa

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Jabodetabek Menggila, DPR: Amdal Industri Sekitar Jabodetabek Harus Diperiksa!
Polusi Udara Jabodetabek Menggila, DPR: Amdal Industri Sekitar Jabodetabek Harus Diperiksa!

Daniel mengatakan, kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh negara.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Buruknya Kualitas Udara di Tangsel, Warga Diimbau Pakai Masker
5 Fakta Buruknya Kualitas Udara di Tangsel, Warga Diimbau Pakai Masker

Tingkat polusinya bahkan melampaui standar aman dari WHO.

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Dokter
Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Dokter

Polusi udara juga bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan PPOK.

Baca Selengkapnya
'Penghuni' Kolong Tol Jembatan Tiga Pluit Mulai Direlokasi ke Rusunawa, Total 34 KK
'Penghuni' Kolong Tol Jembatan Tiga Pluit Mulai Direlokasi ke Rusunawa, Total 34 KK

Wawan mengatakan, selama ini warga tersebut tinggal di kolong tol yang dari sudut kesehatan, kebersihan dan keamanan sangat kurang layak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Warga Bermacet-macetan di Tengah Polusi Parah Jakarta
FOTO: Potret Warga Bermacet-macetan di Tengah Polusi Parah Jakarta

Tingkat polusi udara di Jakarta kembali berstatus tidak sehat pagi ini.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BMKG soal Langit Jakarta Keruh Akibat Polusi Udara Meningkat
Penjelasan BMKG soal Langit Jakarta Keruh Akibat Polusi Udara Meningkat

Penyebab utama yang membuat udara Jakarta terlihat keruh karena adanya lapisan inversi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Gedung Pencakar Langit Jakarta Kusam Akibat Polusi Udara
FOTO: Gedung Pencakar Langit Jakarta Kusam Akibat Polusi Udara

Polusi buruk bukan saja mengancam manusia atau makhluk hidup, namun imbasnya juga membuat dinding-dinding gedung pencakar langit lebih cepat kusam.

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Jakarta Ancam Kesehatan, Ini Penyakit yang Bisa Muncul dan Cara Mencegahnya
Polusi Udara Jakarta Ancam Kesehatan, Ini Penyakit yang Bisa Muncul dan Cara Mencegahnya

Polusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Sesaknya Permukiman di Jakarta, Salah Satu Kota Terpadat se-Asia Tenggara
FOTO: Penampakan Sesaknya Permukiman di Jakarta, Salah Satu Kota Terpadat se-Asia Tenggara

Berdasarkan data BPS pada 2023, rata-rata kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 16.146 per km persegi. Sementara, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling padat.

Baca Selengkapnya
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tak Sehat Bagi Kelompok Sensitif, Begini Kondisinya
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Tak Sehat Bagi Kelompok Sensitif, Begini Kondisinya

Kualitas udara Jakarta hari ini menduduki urutan ke-23 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Baca Selengkapnya