6 Mitos Melahirkan Caesar yang Sering Dipercaya, Ketahui Penjelasan Faktanya
Banyak mitos tentang melahirkan caesar yang tidak memiliki dasar penjelasan yang tepat.
Melahirkan normal dan melahirkan caesar, sering kali menjadi perdebatan di masyarakat. Termasuk di Indonesia, banyak anggapan yang berkembang tentang dua metode persalinan ini. Di mana tak sedikit masyarakat mengagungkan persalinan normal dibandingkan caesar.
Bahkan, banyak mitos melahirkan caesar yang masih dipercaya oleh masyarakat. Seperti ibu yang melahirkan caesar patut merasa gagal, bayi yang lahir caesar akan rentan sakit, hingga sekali persalinan caesar maka seterusnya akan caesar.
-
Kenapa Rosa melahirkan caesar? Jadi banyak pertimbangannya, hb ku turun terus dilihat dari berat bayi juga, kita udah konsul kalau nunggu sampai 40 minggu kemungkinan beratnya bisa 4 kg lebih, kan USG terakhir beratnya 3,3 tapi pas lahir 3,7 itu selang dua hari,' ungkap Rosa Meldianti.
-
Apa itu mitos? Pada umumnya, Cremers mendefinisikan mitos sebagai cerita atau narasi yang berasal dari tradisi lisan dan memiliki unsur magis atau keajaiban.
-
Bagaimana mitos ini dijelaskan? Dikatakan bahwa dalam kubur, wanita tersebut akan mengalami proses persalinan yang menyakitkan, meskipun bayi yang dilahirkan tidak akan selamat.
-
Kenapa orang percaya mitos hamil anak perempuan? Mitos ini telah ada dalam budaya populer dan seringkali dipercayai oleh banyak orang.
Beberapa mitos ini tidak memiliki dasar penjelasan ilmiah, sehingga perlu diluruskan. Berikut, kami rangkum berbagai mitos melahirkan caesar dan penjelasan faktanya, bisa disimak.
Gagal Menjadi Ibu
Mitos melahirkan caesar yang pertama berkaitan dengan anggapan peran ibu. Mitos yang menyebutkan bahwa ibu yang melahirkan secara caesar patut merasa gagal karena tidak merasakan sakitnya melahirkan normal adalah salah satu anggapan yang keliru dan tidak perlu dipercaya. Anggapan ini tidak adil dan menyesatkan, karena setiap proses persalinan, baik secara normal maupun caesar, memiliki tantangan dan risikonya masing-masing.
Melahirkan melalui operasi caesar tidak mengurangi nilai atau keberanian seorang ibu. Sebaliknya, keputusan untuk melakukan operasi caesar sering kali diambil demi keselamatan ibu dan bayi, terutama dalam situasi medis yang kompleks. Menganggap ibu yang melahirkan caesar sebagai gagal berarti mengabaikan kenyataan bahwa mereka juga menjalani proses yang tidak mudah, termasuk menjalani pembedahan, pemulihan pascaoperasi, dan menghadapi risiko komplikasi.
Oleh karena itu, tidak ada ibu yang patut merasa kurang dari yang lain hanya karena metode persalinannya berbeda. Setiap ibu yang melahirkan, baik secara normal maupun caesar, pantas mendapatkan penghargaan atas perjuangannya.
Sekali Melahirkan Caesar, Seterusnya Caesar
Mitos melahirkan caesar berikutnya berkaitan dengan metodenya. Mitos yang menyebutkan bahwa sekali melahirkan secara caesar maka selamanya harus melahirkan secara caesar adalah anggapan yang tidak benar. Kenyataannya, banyak ibu yang pernah melahirkan secara caesar dapat melahirkan secara normal pada kehamilan berikutnya, yang dikenal dengan istilah VBAC (Vaginal Birth After Cesarean).
Keputusan ini bergantung pada beberapa faktor, seperti alasan caesar sebelumnya, kondisi kesehatan ibu dan bayi, serta jarak antara kehamilan. Dengan perawatan medis yang tepat dan evaluasi menyeluruh oleh tenaga kesehatan, VBAC bisa menjadi pilihan yang aman dan memungkinkan bagi banyak ibu. Oleh karena itu, anggapan bahwa melahirkan caesar harus diulangi pada persalinan berikutnya adalah mitos yang tidak perlu dipercaya.
Bayi Lahir Caesar, Rentan Sakit
Mitos melahirkan caesar selanjutnya yaitu berkaitan dengan kondisi kesehatan bayi. Mitos yang menyebutkan bahwa bayi yang lahir secara caesar rentan sakit adalah anggapan yang tidak benar dan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Meskipun ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa bayi yang lahir secara caesar mungkin memiliki perbedaan dalam paparan bakteri awal dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal, hal ini tidak berarti bahwa mereka secara otomatis lebih rentan terhadap penyakit.
Banyak faktor lain yang memengaruhi kesehatan bayi, seperti pola asuh, nutrisi, dan lingkungan. Selain itu, teknologi medis dan perawatan neonatal yang terus berkembang telah memungkinkan bayi yang lahir caesar untuk mendapatkan perawatan yang optimal sejak lahir. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mempercayai bahwa bayi yang lahir caesar lebih rentan sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal.
Melahirkan Caesar, Merusak Otot Perut
Mitos melahirkan caesar lainnya termasuk anggapan rusaknya otot perut. Mitos yang menyebutkan bahwa melahirkan secara caesar akan membuat otot-otot perut rusak adalah anggapan yang tidak benar. Pada kenyataannya, saat operasi caesar dilakukan, ahli bedah melakukan sayatan pada kulit dan lapisan otot perut dengan hati-hati, kemudian menggeser otot-otot perut untuk mencapai rahim tanpa memotongnya.
Meskipun ada pemisahan sementara otot-otot perut selama operasi, ini tidak menyebabkan kerusakan permanen. Dengan rehabilitasi pascaoperasi yang tepat, seperti latihan fisik yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan, otot-otot perut dapat kembali berfungsi normal dan kuat. Oleh karena itu, anggapan bahwa melahirkan caesar akan merusak otot-otot perut secara permanen adalah tidak benar dan tidak perlu dipercaya.
Jumlah Operasi Caesar Terbatas
Mitos melahirka caesar selanjutnya berkaitan dengan jumlah prosedurnya. Mitos yang menyebutkan bahwa jumlah operasi caesar yang dapat dijalani sangat terbatas adalah anggapan yang tidak sepenuhnya benar. Meskipun benar bahwa setiap operasi caesar membawa risiko tertentu, seperti pembentukan jaringan parut di rahim, tidak ada batasan mutlak mengenai berapa kali seorang ibu dapat menjalani operasi caesar.
Setiap kasus harus dinilai secara individu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesehatan umum ibu, kondisi rahim, dan komplikasi yang mungkin pernah terjadi pada operasi sebelumnya. Dengan pemantauan yang cermat dan perencanaan yang baik, beberapa wanita dapat menjalani beberapa operasi caesar dengan aman. Oleh karena itu, anggapan bahwa jumlah operasi caesar sangat terbatas tidak sepenuhnya benar dan bergantung pada kondisi medis spesifik setiap ibu.
Persalinan Caesar Lebih Mudah daripada Normal
Mitos melahirkan caesar yang terakhir yaitu persalinan caesar dianggap lebih mudah. Mitos yang menyebutkan bahwa persalinan caesar lebih mudah daripada persalinan normal adalah anggapan yang tidak benar. Meskipun persalinan caesar dilakukan melalui operasi dan ibu tidak merasakan kontraksi saat melahirkan, prosedur ini tetap melibatkan proses bedah besar dengan risiko dan tantangan tersendiri. Operasi caesar memerlukan pemulihan pascaoperasi yang lebih lama dan lebih intensif dibandingkan dengan persalinan normal.
Ibu yang melahirkan secara caesar mungkin mengalami rasa nyeri di area sayatan, pembatasan aktivitas fisik, serta risiko infeksi dan komplikasi lainnya. Selain itu, operasi caesar juga dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan di masa mendatang. Oleh karena itu, anggapan bahwa persalinan caesar lebih mudah daripada persalinan normal adalah keliru, karena keduanya memiliki tantangan dan risiko masing-masing yang tidak dapat dibandingkan secara sederhana.