Berapa Lama Jarak Melahirkan Secara Pervaginam yang Aman Setelah Melahirkan Secara Caesar?
Setelah seorang ibu melahirkan secara caesar, ketahui apakah aman untuk melakukan persalinan secara pervaginam.
Keputusan untuk melahirkan secara pervaginam setelah menjalani operasi caesar atau Vaginal Birth After Caesarean (VBAC) sering kali menjadi perdebatan, mengingat risiko dan manfaat yang menyertainya. Dilansir dari The Health Site, Dr. Vinoad Bharrati, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi, mengulas terkait apakah aman untuk melakukan hal ini dan berapa jarak yang dianggapnya ideal?.
Melonjaknya Angka Operasi Caesar
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), idealnya persentase operasi caesar tidak melebihi 10%. Namun, di berbagai belahan dunia, termasuk India, angka ini meningkat drastis. Pada tahun 2015, sekitar 21% dari persalinan di India dilakukan melalui operasi caesar, dan pada 2019 angka ini melonjak hingga 30%. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti peningkatan literasi, faktor organisasi, insentif finansial, serta aspek sosial dan budaya.
-
Kapan jarum tertinggal di vagina? Seorang wanita di Thailand mengejutkan publik setelah mengungkapkan bahwa jarum suntik tidak sengaja tertinggal di vaginanya saat melahirkan 18 tahun yang lalu.
-
Kapan pendarahan setelah melahirkan berbahaya? Jika perdarahan tidak berhenti dalam waktu 24 jam, maka itu merupakan kondisi yang memerlukan perhatian medis segera.
-
Bagaimana cara mengejan yang benar saat melahirkan? Dr. Andriana menjelaskan bahwa mengejan seharusnya mirip dengan sensasi sedang buang air besar (BAB).
-
Apa yang terjadi dengan vagina setelah melahirkan? Otot vagina jadi merenggang atau bahkan mungkin putus setelah melahirkan sehingga seks bisa terasa sakit.
-
Kenapa peluang operasi caesar meningkat pada ibu hamil usia tua? Setelah usia 35 tahun, ada risiko komplikasi terkait kehamilan yang lebih tinggi adalah faktor yang menjadi penyebab banyaknya persalinan caesar.
-
Mengapa penting menunggu sebelum hamil setelah kuret? Setelah kuret, penting bagi pasangan untuk memberi tubuh waktu untuk pulih sebelum mencoba untuk hamil lagi. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk menunggu minimal satu atau dua siklus haid sebelum mencoba hamil kembali. Hal ini penting karena tubuh memerlukan waktu untuk pulih secara fisik dan emosional setelah prosedur kuret.
VBAC: Peluang dan Tantangan
VBAC atau kelahiran pervaginam setelah caesar, adalah pilihan yang bisa dipertimbangkan bagi ibu yang ingin mencoba persalinan normal setelah menjalani operasi caesar sebelumnya. Prosedur ini biasanya dimulai dengan TOLAC (Trial of Labour After Caesarean), di mana jika persalinan berhasil, disebut VBAC. Namun, jika persalinan harus kembali dilakukan melalui operasi caesar, ini disebut CBAC (Caesarean Birth After Caesarean).
Risiko dan Keberhasilan TOLAC
Ketakutan terbesar dalam TOLAC adalah risiko ruptur rahim, yang meskipun jarang, dapat membahayakan ibu dan bayi. Dr. Bharrati menyebutkan, "Tingkat keberhasilan TOLAC mencapai 52-70%, sementara persentase ruptur rahim hanya 0,4-1%." Dengan pengawasan ketat dan penanganan oleh tim medis yang ahli di fasilitas kesehatan yang memadai, VBAC bisa menjadi pilihan yang aman.
Kriteria untuk VBAC yang Aman
Beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi untuk menjalani VBAC meliputi:
- Riwayat lengkap mengenai alasan operasi caesar sebelumnya.
- Tidak ada indikasi berulang untuk operasi caesar pada kehamilan saat ini.
- Tidak ada gangguan medis atau bedah yang signifikan selama kehamilan.
- Proses persalinan dimulai secara alami.
- Konseling menyeluruh tentang proses dan risiko TOLAC.
- Ketersediaan dokter anestesi, dokter obstetri, dan fasilitas operasi 24 jam.
- Ketersediaan darah untuk transfusi jika diperlukan.
Proses TOLAC dan Keberhasilan VBAC
Selama TOLAC, pasien akan diawasi secara ketat melalui pemantauan terus-menerus terhadap detak jantung janin dan tanda vital ibu. Alat seperti partogram digunakan untuk memantau kemajuan persalinan.
"Bradykardia janin adalah tanda awal dari ruptur rahim dan harus diwaspadai," tambah Dr. Bharrati. Jika berhasil, VBAC membawa berbagai keuntungan, seperti masa rawat inap yang lebih singkat, morbiditas ibu yang lebih rendah, serta beban finansial yang lebih ringan.
Manfaat VBAC
VBAC menawarkan banyak manfaat, termasuk:
- Pengurangan komplikasi perut.
- Risiko lebih rendah terkena TTN (Transient Tachypnea of the Newborn) pada bayi baru lahir.
- Beban finansial yang lebih rendah untuk keluarga.
- Risiko dan Pengelolaan Komplikasi
Meskipun risikonya ada, seperti CBAC dan ruptur rahim, dengan penanganan yang tepat, risiko ini bisa diminimalisir. "Risiko ruptur rahim sangat menakutkan, tetapi persentasenya hanya 0,3-1%, dan itu pun dapat dikelola dengan tangan yang ahli dan pengawasan ketat," jelas Dr. Bharrati.
VBAC bisa menjadi pilihan yang aman dan bermanfaat bagi banyak ibu, asalkan dilaksanakan dengan hati-hati dan dalam kondisi yang tepat. Keputusan untuk mencoba VBAC sebaiknya dilakukan setelah mempertimbangkan semua risiko dan keuntungan serta dengan bimbingan medis yang terpercaya. Dengan demikian, kita dapat berharap untuk mengurangi angka operasi caesar dan memberikan peluang lebih besar bagi persalinan pervaginam yang aman dan sehat.