Hindari Kesalahan Ini Saat Akan Melahirkan Terutama untuk Anak Pertama
Bagi ibu yang mengalami persalinan pertama, ada beberapa kesalahan yang perlu dihindari agar proses melahirkan berjalan lancar dan nyaman.
Persalinan adalah momen yang penuh tantangan dan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, bagi ibu yang mengalami persalinan pertama, ada beberapa kesalahan yang perlu dihindari agar proses melahirkan berjalan lancar dan nyaman.
Hindari Kesalahan Ini Saat Akan Melahirkan Terutama untuk Anak Pertama
Dalam proses ini, penting untuk menghindari beberapa kesalahan agar pengalaman persalinan tetap positif.
-
Siapa yang melahirkan anak pertama? Shania Junianatha melahirkan anak pertamanya dengan selamat pada 24 Agustus 2024.
-
Apa yang harus dilakukan anak pertama? Menjadi seorang anak pertama memang tidak mudah. Jika kamu anak pertama yang memikul tanggung jawab besar, lelah adalah hal yang wajar, maka beristirahatlah.
Dr. Andriana Kumala Dewi, seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari RS Bethsaida, Tangerang, mengingatkan bahwa salah satu kesalahan umum adalah cara mengejan yang tidak tepat.
Salah satu kesalahan umum yang perlu dihindari adalah cara mengejan yang tidak tepat. Dr. Andriana menjelaskan bahwa mengejan seharusnya mirip dengan sensasi sedang buang air besar (BAB).
1. Kesalahan Saat Mengejan: Tidak Seperti Sedang BAB
Terlalu banyak tekanan dan teriakan saat mengejan bisa menyulitkan bayi keluar dari jalan lahir. Dr. Andriana menekankan, "Tenaga ngumpul di tenggorok sampai muka kita merah, mata kita merah. Nah, itu salah." Mengejan yang benar seperti saat ingin BAB, karena ada saraf di bawah yang terlibat dalam proses persalinan.
2. Kurang Istirahat Sebelum Persalinan
Ibu hamil, terutama yang mengalami persalinan pertama, seringkali kurang memperhatikan pentingnya istirahat sebelum persalinan.
Tidur sebelum persalinan bukan hanya untuk rileks, tetapi juga membantu proses persalinan dengan membuka mulut serviks hingga 10 cm.
Ibu yang belum pernah melahirkan mungkin tidak menyadari seberapa lelahnya proses ini, dan kurang istirahat bisa membuatnya lebih sulit.
3. Datang ke Rumah Sakit Terlalu Cepat
Ketika kontraksi belum terjadi secara rutin, datang ke rumah sakit terlalu cepat dapat menjadi kesalahan.
Ibu yang baru pertama kali menghadapi persalinan mungkin terburu-buru untuk mencapai rumah sakit. Sebaiknya, jika kontraksi belum rutin, ibu bisa menunggu di rumah, mandi air hangat, dan makan sebelum memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.
4. Pilihan Posisi yang Tidak Optimal
Posisi persalinan juga memainkan peran penting. Berbaring telentang atau bertumpu pada tulang belakang dapat membatasi mobilitas ibu dan pergerakan bayi. Posisi yang ramah gravitasi, seperti berdiri atau jongkok, membuka rahim dan memberi ruang lebih untuk bayi menuruni jalan lahir.
5. Mengabaikan Makan dan Minum
Ada mitos umum bahwa ibu dalam persalinan tidak boleh makan atau minum.
Namun, menghindari makan dan minum dapat memperpanjang proses persalinan.
Makanlah dengan bijak, hindari makan dalam jumlah besar, terutama makanan berat dan berlemak.
Konsumsi makanan ringan saat kontraksi dimulai untuk memberikan energi tanpa membuat ibu terlalu kenyang.
6. Pergantian Posisi yang Berlebihan
Meskipun perubahan posisi setiap 20 menit dapat membantu mengurangi rasa sakit, berhati-hatilah agar tidak berlebihan, terutama jika ada alat medis tertentu yang terpasang. Pergantian posisi yang berlebihan dapat membuat ibu merasa tidak nyaman, terutama jika ada infus yang menempel pada tubuh.
Melahirkan membutuhkan tenaga yang besar. Penting untuk menghemat energi agar ibu memiliki kekuatan yang cukup untuk proses persalinan. Terlalu banyak berteriak-teriak, emosi tidak terkendali, dan tidak dapat mengatur pernapasan dengan baik dapat membuat ibu kelelahan dan sulit untuk mendorong bayi keluar.
7. Tidak Menghemat Energi
Kemampuan mengatur pernapasan sangat penting saat melahirkan. Bernafas melalui hidung dan keluar melalui mulut membantu ibu dan bayi. Pernapasan yang baik tidak hanya membantu bayi menuruni jalan lahir, tetapi juga menjaga ketenangan ibu dan bayi.
8. Tidak Bisa Mengatur Pernapasan dengan Baik
9. Kehilangan Ketenangan
Sikap yang tenang sangat penting dalam proses persalinan.
Ketenangan membantu mengurangi kecemasan dan menciptakan kesiapan bagi ibu dan bayi dalam segala hal, mulai dari fisik hingga emosional dan spiritual.
Jika ibu tidak tenang, proses persalinan dapat menjadi lebih sulit dan menyakitkan.
Melalui laman Cleveland Clinic, terdapat tiga tahap persalinan yang dilalui ibu hamil:
Tahapan Persalinan yang Perlu Diketahui
1. Tahap Pertama: Persalinan dini, pembukaan dari 0 sampai 6 cm.
2. Tahap Kedua: Persalinan aktif, melebar dari 6 hingga 10 cm, saat ibu harus mengejan untuk melahirkan bayi.
3. Tahap Ketiga: Mengeluarkan plasenta setelah kelahiran.
Pelebaran dan penipisan leher rahim adalah bagian penting dari proses persalinan.
Pelebaran diukur dari 0 hingga 10 cm, sementara penipisan melibatkan perubahan leher rahim dari 0 hingga 100 persen.
Kontraksi membantu melebarkan dan menipiskan leher rahim, sehingga memudahkan kelahiran bayi.
Dalam menjalani proses melahirkan, penting untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut agar ibu dan bayi dapat melewati momen berharga ini dengan sebaik-baiknya.
Semoga pengalaman persalinan ibu menjadi momen yang penuh kebahagiaan dan kenangan indah.