6 Mitos Penyakit Vertigo yang Sering Dipercaya, Salah Satunya Berbaring Dapat Menyembuhkan Gejala
Terdapat berbagai mitos penyakit vertigo yang perlu dijelaskan dan diluruskan.
Vertigo merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi masyarakat. Ini adalah kondisi di mana kepala terasa pusing hingga berputar-putar. Tak jarang, penderita yang mengalami vertigo tidak bisa berjalan dan beraktivitas.
Vertigo termasuk penyakit yang cukup berbahaya dan membutuhkan penanganan yang tepat. Sayangnya, banyak sekali anggapan tentang penyakit vertigo yang tidak berdasar namun dipercaya di masyarakat.
-
Bagaimana cara mengatasi vertigo? Serangan awal vertigo umumnya terjadi selama beberapa jam. Kondisi ini dapat berulang apabila tidak segera ditangani secara tepat.
-
Bagaimana mengatasi Vertigo? Apabila Anda tengah mengalami kondisi ini, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi timbulnya gejala vertigo adalah sebagai berikut: - Menghindari gerakan jongkok, membungkuk, atau mendongakkan kepala secara cepat. - Menghindari gerakan secara tiba-tiba. - Gerakkan kepala dengan perlahan. - Mengenali faktor pemicu vertigo, sehingga bisa menghindarinya. - Segera duduk atau berbaring ketika vertigo menyerang.
-
Mengapa vertigo bisa terjadi? Vertigo peripheral merupakan jenis vertigo yang paling umum terjadi. Kondisi ini biasanya akibat gangguan pada telinga bagian dalam yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh.
-
Kenapa Vertigo terjadi? Penyebabnya bisa termasuk infeksi, tumor otak, cedera otak traumatis atau stroke.
-
Apa saja jenis vertigo? Secara umum, vertigo dibagi menjadi dua jenis utama: vertigo perifer dan vertigo sentral.
-
Apa definisi Vertigo? Vertigo adalah rasa pusing yang menimbulkan sensasi seakan-akan seseorang atau lingkungan di sekitarnya berputar atau bergerak.
Berikut, kami rangkum berbagai mitos penyakit vertigo dan fakta penjelasannya, penting untuk dipahami.
1. Vertigo Sama dengan Pusing
Mitos penyakit vertigo yang pertama yitu sering disamakan dengan pusing. Vertigo dan pusing seringkali dianggap sebagai kondisi yang sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang jelas di antara keduanya.
Vertigo ditandai dengan sensasi berputar atau pergerakan yang tidak ada, membuat seseorang merasa seolah-olah lingkungan sekitar bergerak. Sementara itu, pusing lebih merujuk pada perasaan bingung, lemas, atau tidak seimbang tanpa sensasi berputar tersebut.
Gejala vertigo sering kali disertai dengan mual, berdering di kuping (tinnitus), dan kehilangan keseimbangan. Seseorang yang mengalami vertigo mungkin juga merasa sangat tidak nyaman dan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Banyak orang keliru mengartikan vertigo dan pusing sebagai kondisi yang sama. Memahami perbedaan ini penting agar dapat mencari pengobatan yang tepat dan memahami kondisi kesehatan dengan lebih baik.
2. Vertigo Hanya Terjadi pada Lansia
Mitos penyakit vertigo yang kedua yaitu dikatakan hanya terjadi pada lansia. Faktanya, vertigo dapat terjadi pada semua kelompok umur, hanya saja lansia harus mendapatkan perhatian khusus. Hal ini dikarenakan vertigo dapat meningkatkan risiko jatuh yang berbahaya, yang sering kali berakibat fatal pada orang tua. Vertigo dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk peradangan telinga bagian dalam, cedera kepala, dan migrain.
Ketika lansia mengalami gejala vertigo, penting untuk tidak mengabaikannya. Gejala yang parah, seperti pusing yang menetap, kehilangan keseimbangan, atau mual, memerlukan pemeriksaan medis segera. Dengan diagnosis yang tepat, penyebab vertigo dapat diidentifikasi dan ditangani secara efektif, mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.
Oleh karena itu, orang tua dan keluarga mereka harus lebih waspada terhadap tanda-tanda vertigo dan segera mencari bantuan medis jika diperlukan. Penanganan yang tepat akan membantu menjaga keselamatan dan kualitas hidup lansia yang mengalami vertigo.
3. Vertigo adalah Kondisi Orang Takut Ketinggian
Mitos penyakit vertigo berikutnya yaitu dipercaya sebagai kondisi dari orang yang takut ketinggian. Vertigo sering kali disalahartikan sebagai kondisi takut akan ketinggian, padahal sebenarnya vertigo adalah sensasi berputar yang dapat terjadi kapan saja tanpa memandang situasi.
Sensasi pusing ini bisa muncul karena berbagai faktor medis dan tidak terbatas pada kondisi seperti berada di tempat tinggi. Meskipun berada di ketinggian dapat memperburuk perasaan pusing, vertigo itu sendiri tidak disebabkan oleh ketakutan.
Beberapa penyebab vertigo yang umum termasuk Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), yang terjadi akibat perubahan posisi kepala, penyakit Meniere yang melibatkan perubahan tekanan dalam telinga, serta labirinitis yang merupakan peradangan pada bagian dalam telinga.
Dengan memahami bahwa vertigo adalah kondisi medis, kita dapat lebih baik menangani gejalanya dan menghindari kesalahpahaman terkait ketinggian. Jika mengalami gejala vertigo, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan agar bisa mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
4. Tidak Ada Obat untuk Mengatasi Vertigo
Mitos penyakit vertigo selanjutnya yaitu dikatakan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Vertigo adalah kondisi yang dapat mengganggu keseimbangan dan menyebabkan perasaan berputar.
Meskipun beberapa kasus vertigo mungkin sembuh sendiri, pengobatan tidak selalu tanpa terapi. Beberapa pengobatan yang mungkin direkomendasikan meliputi antibiotik untuk infeksi, obat antivirus untuk gangguan virus, serta terapi fisik untuk membantu mengatasi masalah keseimbangan.
Deteksi dini sangat penting dalam menangani vertigo. Konsultasi dengan ahli saraf atau spesialis THT dapat membantu menentukan penyebab yang mendasari dan mendapatkan penanganan yang tepat. Melalui evaluasi yang akurat, perawatan yang sesuai dapat diberikan, baik itu pengobatan atau terapi.
Selain itu, beberapa gejala vertigo, seperti mual dan ketidakseimbangan, dapat dikelola dengan obat-obatan yang dirancang untuk meredakan gejala tersebut. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan medis, penderita vertigo dapat menjalani hidup yang lebih nyaman dan produktif.
5. Vertigo Tidak Mempengaruhi Pendengaran
Mitos penyakit vertigo lainnya yaitu dikatakan tidak mempengaruhi pendengaran. Faktanya, vertigo dapat memengaruhi pendengaran tergantung pada kondisi medis tertentu, seperti penyakit Meniere dan labirinitis, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Penyakit Meniere biasanya ditandai dengan serangan vertigo, tinitus, dan kehilangan pendengaran bertahap. Sementara itu, labirinitis merupakan peradangan pada telinga bagian dalam yang juga dapat menyebabkan gejala vertigo disertai gangguan pendengaran.
Hubungan antara vertigo dan gangguan pendengaran sangat erat. Penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) agar penyebab vertigo dapat diidentifikasi dengan baik. Diagnosis yang akurat memungkinkan penanganan yang efektif terhadap keduanya, sehingga pasien dapat mengelola gejala dengan lebih baik.
Oleh karena itu, pemeriksaan menyeluruh sangat penting untuk menentukan penyebab vertigo yang mungkin terkait dengan masalah pendengaran. Dengan langkah ini, pasien bisa mendapatkan perawatan yang sesuai dan mencegah komplikasi lebih lanjut pada kesehatan pendengarannya.
6. Berbaring Bisa Menghilangkan Vertigo
Mitos penyakit vertigo lainnya yaitu dikatakan berbaring dapat menghilangkan gejala vertigo. Faktanya, berbaring justru mempengaruhi gejala vertigo dengan cara yang signifikan. Banyak orang melaporkan bahwa gejala vertigo menjadi lebih buruk saat mereka berbaring dan memejamkan mata.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan posisi yang memengaruhi sistem vestibular, yaitu bagian dari telinga dalam yang bertanggung jawab atas keseimbangan. Saat berbaring, otak menerima sinyal yang berbeda dari mata dan telinga, sehingga dapat memperburuk perasaan pusing dan ketidakstabilan.
Tidur miring mungkin memperparah gejala. Cobalah tidur telentang atau tengkurap untuk melihat efeknya pada vertigo Anda. Tidak ada posisi yang paling tepat, namun coba berbagai posisi dan perhatikan hasilnya.
Yang terpenting adalah posisi kepala. Atur posisi kepala agar tidak ada tekanan cairan atau kotoran di telinga dalam. Gunakan dua bantal atau bantal khusus perjalanan untuk menyangga kepala dengan lebih baik. Intinya, eksperimen dengan berbagai posisi tidur dan posisi kepala untuk menemukan yang paling nyaman dan membantu mengurangi gejala vertigo Anda. Pasalnya, kurang tidur juga bisa memperburuk vertigo.
Selama mengalami gejala vertigo, tindakan seperti mengemudi atau menggunakan tangga sebaiknya dihindari untuk mencegah kecelakaan. Keseimbangan yang terganggu bisa berisiko dan dapat menyebabkan jatuh atau kecelakaan lainnya. .