7 Gempa Besar yang Pernah Terjadi di Pulau Jawa, Ada yang Sebabkan Tsunami
Merdeka.com - Indonesia terletak di antara tiga pertemuan lempeng besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Australia, dan Lempeng Pasifik. Oleh karena itulah kawasan Indonesia rawan terjadi gempa. Pulau Jawa sebagai pulau yang dihuni 60% penduduk di Indonesia tak luput dari bahaya gempa.
Tercatat, beberapa gali gempa besar pernah mengguncang pulau itu dan beberapa di antaranya menyebabkan Tsunami. Berikut ini adalah 7 gempa besar yang pernah mengguncang Pulau Jawa.
Gempa Jakarta 1699
-
Di mana gempa bumi sering terjadi di Indonesia? Wilayah yang rawan mengalami gempa bumi di Indonesia tersebar mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Maluku Utara dan wilayah Papua.
-
Kenapa Indonesia rawan gempa? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Dimana negara rawan gempa berada? Statista mengumpulkan data antara tahun 1990 hingga 2022, untuk menilai bagian dunia mana yang paling rawan gempa.
-
Mengapa gempa Bali terasa di beberapa wilayah? Dia menyebut, meski berkekuatan kecil, getaran gempa begitu dirasakan warga di sejumlah wilayah.
-
Kapan gempa di Indonesia terjadi? Tercatat 161 kali gempa bumi terjadi di Indonesia antara tahun 1990 dan 2022.
-
Bagaimana gempa Bali terjadi? Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. Jenis itu diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
aussieclogs.com.au
Aktivitas kegempaan di Pulau Jawa telah tercatat dari zaman dahulu kala. Bahkan ibu kota Jakarta yang saat ini dihuni 9 jutaan warga dulunya tak luput dari gempa.
Gempa Jakarta terjadi pada 5 Januari 1699. Dilansir dari Liputan6.com, gempa yang merenggut setidaknya 28 nyawa itu berlangsung selama 45 menit hingga satu jam.
Tak hanya itu, dalam bukunya yang berjudul History Of Java, Sir Thomas Raffles menuliskan bahwa gempa itu menyebabkan pencemaran lingkungan yang amat parah.
Pencemaran itu disebabkan oleh luapan lumpur dari perut bumi. Namun, penyebab dari gempa bumi itu tidak diketahui secara pasti.
Gempa Jogja 2006
©2013 Merdeka.com
Gempa Jogja yang terjadi pada 27 Mei 2006 adalah salah satu gempa yang menelan banyak korban jiwa di Indonesia. Karena bencana itu tercatat 6.234 orang meninggal dunia.
Dilansir dari Liputan6.com, gempa itu berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) atau 6,3 SR menurut perhitungan Balai Survei Geologi Amerika Serikat (USGR) dan memiliki kedalaman 7,5 km.
Tak hanya korban meninggal, gempa itu mengakibatkan banyak rumah yang rata dengan tanah. Bahkan para korban dilarikan ke rumah sakit menggunakan bus, mobil atau berjalan kaki.
Namun jumlah rumah sakit yang menampung dan jumlah dokter tidak sebanding dengan banyaknya korban yang harus menjalani perawatan. Akibat gempa ini, jaringan komunikasi terputus dan warga yang mengungsi mencapai 200.000 orang.
Gempa Jogja 1867
Sebelum tahun 2006, gempa juga pernah mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada 10 Juni 1867. Kala itu, korban jiwa mencapai 300 orang.
Tak hanya di Jogja, kerusakan akibat gempa juga terjadi daerah-daerah lain seperti Cirebon, Pekalongan, Banyumas, Semarang, dan Surakarta. Bahkan gempa juga dirasakan sampai di ibukota Batavia.
Atas kejadian ini, perkebunan dan pabrik gula mengalami kerusakan parah di Yogyakarta. Tak hanya itu, sejumlah bangunan milik Kraton seperti Tamansari juga hancur karena gempa ini.
Gempa Jawa 1943
Pada 23 Juli 1943, gempa besar kembali terjadi di Jawa. Gempa yang berpusat di selatan Pulau Jawa itu memiliki kekuatan 7,0 SR dan kedalaman 60 km.
Atas peristiwa ini, sebanyak 213 orang meninggal dunia, 3.900 orang luka-luka, dan lebih dari 12.600 rumah roboh.
Wilayah yang paling terdampak atas peristiwa ini adalah Bantul. Di sana, tercatat ada 31 orang yang meninggal dan 2.682 rumah yang roboh.
Kendati demikian gempa juga menyebabkan sejumlah kerusakan di Surakarta, Garut, dan banyak wilayah di Jawa Tengah.
Gempa Tasikmalaya 2009
©2017 Merdeka.com/istimewa
Gempa di Tasikmalaya terjadi pada 2 September 2009 pada pukul 14.55. Kekuatan gempa yang terjadi saat itu lumayan besar yaitu 7,3 SR. Dilansir dari Liputan6.com, gempa itu terjadi akibat terjadi tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia.
Salah satu daerah yang paling parah terdampak gempa itu adalah wilayah Cianjur di mana gempa itu mengakibatkan longsor yang menewaskan 40 orang. Selain itu sejumlah bangunan di wilayah Sukabumi dan Tasikmalaya hancur dan rata dengan tanah.
Gempa itupun dirasakan hingga Jakarta yang berjarak 200 km dari pusat gempa. Karena gempa itu, ribuan orang berlarian keluar dari gedung-gedung tinggi dan juga pusat perbelanjaan.
Secara total, gempa itu mengakibatkan 80 orang meninggal dunia, 47 orang hilang, dan 1.250 warga luka-luka.
Gempa Pangandaran 2006
©2013 Merdeka.com
Gempa Pangandaran terjadi tak beberapa lama berselang setelah Gempa Jogja, tepatnya pada 17 Juli 2006 pukul 15.19 WIB. Gempa di Pangandaran berkekuatan 7,7 SR dan disertai tsunami.
Tsunami di Pangandaran itu terjadi 15 menit setelah gempa. Luapan air menyebabkan banyak rumah warga yang berada di sepanjang pantai barat Pangandaran hancur.
Tsunami yang terjadi di Pangandaran menjangkau daratan sejauh 500 meter. Sebanyak lebih dari 600 orang meninggal dalam bencana itu.
Gempa Bumi dan Tsunami Jawa Timur 1994
Gempa di Jawa Timur terjadi waktu dini hari pada tanggal 3 Juni 1994. Kekuatannya yang mencapai 7,8 SR menyebabkan gelombang Tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa Timur. Atas peristiwa ini, daerah-daerah pesisir di Banyuwangi seperti Pantai Plengkung, Pantai Pancer, dan Pantai Rajagwesi rata dengan tanah.
Korban meninggal dalam peristiwa ini mencapai 215 orang. Karena peristiwa ini, pemerintah Banyuwangi saat itu mengeluarkan kebijakan untuk tidak mendirikan pemukiman dalam jarak 1 km dari garis pantai. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat 15 segmen megathrus di Indonesia. Masing-masing segmen punya sejarah kegempaannya masing-masing
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahma, gempa megathrust memiliki ciri khusus yang siklusnya berulang.
Baca SelengkapnyaGempa dengan magnitudo 6,5 terjadi pukul 15.52 Wib yang berpusat dari 130 kilometer timur laut wilayah Tuban, dengan kedalaman 10 kilometer.
Baca SelengkapnyaWarga mengungsi karena masih trauma gempa susulan yang hingga kini masih terjadi.
Baca SelengkapnyaRatusan pasien RS Universitas Airlangga terpaksa dievakuasi ke lapangan akibat gempa bumi
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaGempa susulan terjadi pascagempa yang mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, Jumat (22/3).
Baca SelengkapnyaGempa tersebut bahkan dirasakan masyarakat di Malang, Semarang hingga Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaHasil analisis menjelaskan, sesar aktif tersebut mengalami pergeseran.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Kementerian ESDM memaparkan analisis tentang gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya