Bencana Puting Beliung Melanda Tiga Desa di Demak
Bencana puting beliung di Demak menyebabkan kerusakan rumah dan korban luka.
Bencana Alam Terjadi di Tiga Desa
Bencana puting beliung melanda tiga desa di Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, pada Sabtu (9/11) sekitar pukul 17.00 WIB. Akibat peristiwa ini, tiga rumah roboh dan ratusan rumah lainnya mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat. Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, menyatakan bahwa desa-desa yang terdampak adalah Desa Kedungori, Baleromo, dan Dempet.
Dikutip dari kantor berita Antara, Menurut laporan, dua rumah yang roboh berada di Desa Kedungori, sedangkan satu rumah lainnya di Desa Dempet. Selain itu, banyak rumah yang mengalami kerusakan, dengan rincian 12 rumah di Desa Baleromo, 22 rumah di Desa Dempet, dan 59 rumah di Desa Kedungori mengalami kerusakan ringan. Kerusakan ini bervariasi, mulai dari atap yang rusak hingga rumah yang tidak bisa dihuni.
-
Apa saja dampak banjir Demak? Tak hanya itu, sejauh ini tercatat ada tiga orang meninggal dunia akibat bencana ini yaitu seorang wanita lansia, seorang pemuda usia 16 tahun, dan seorang balita berusia 18 bulan.
-
Apa dampak banjir Demak? Akibatnya banjir meluas hingga ke desa lain seperti Desa Undaan Lor, Undaan Kidul, Karanganyar, dan Wonorejo. Bahkan akibat banjir, jalur pantura lumpuh total dan tergenang air sepanjang 2 km di wilayah Kecamatan Karanganyar dengan ketinggian lebih dari dua meter.
-
Apa yang terjadi akibat banjir di Demak? Jalur lalu lintas penghubung antara Kudus dengan Demak lumpuh total sejak Jumat (16/3) hingga Minggu (18/3).
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Mengapa banjir Demak terjadi? Banjir terjadi dipicu adanya tanggul sungai yang jebol.
-
Siapa yang terdampak banjir Demak? Akibat peristiwa ini, sebanyak 4.000 rumah yang tersebar di lima desa serta area pertanian seluas 275 hektare terdampak banjir.
Tindakan Penanggulangan Bencana
Pemerintah setempat segera memberikan bantuan kepada warga yang rumahnya roboh. Bantuan yang diberikan meliputi tempat tidur, bahan makanan, genteng, dan material lainnya. Warga juga berpartisipasi dalam gotong royong untuk memperbaiki rumah yang terdampak. Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menjelaskan bahwa rumah yang roboh di Kedungori milik Sutiyah dan Sutikno, yang juga mengalami kerugian dengan tiga sepeda motor tertimpa reruntuhan.
Di sisi lain, rumah roboh di Desa Dempet milik Supartini juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Dua rumah di desa tersebut mengalami kerusakan atap hingga 75 persen dan 90 persen, sehingga memerlukan bantuan genteng untuk perbaikan segera.
Estimasi Kerugian dan Kebutuhan Mendesak
Kerugian akibat bencana puting beliung ini diperkirakan mencapai Rp495 juta. Kebutuhan mendesak bagi para korban mencakup selimut, pakaian, makanan, minuman, lampu penerangan, dan matras. Dua orang mengalami luka-luka akibat kejadian ini, yaitu Kamirah (75) dari Desa Kedungori dan Sutikno (46) dari desa yang sama. Kamirah mengalami luka di bagian kaki, sementara Sutikno mengalami luka di bagian kepala akibat genteng yang jatuh.
Haris Wahyudi Ridwan mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana lainnya, terutama angin kencang, mengingat saat ini merupakan masa peralihan musim dari kemarau ke hujan.
Pengalaman Warga Saat Bencana
Sutiyah, pemilik rumah yang roboh, menceritakan bahwa peristiwa angin kencang terjadi dengan sangat cepat. "Beruntung saya bersama anak dan cucu berhasil menyelamatkan diri, sehingga tidak sampai kejatuhan material bangunan," ungkapnya. Pengalaman ini menjadi pelajaran bagi warga untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat memicu bencana alam.
Pihak BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan kondisi cuaca dan mengikuti informasi dari BMKG terkait potensi angin kencang yang dapat terjadi kapan saja.