Cawapres dari Kalangan Militer Kurang Diminati, Ini Penjelasan Pakar Politik Unsoed
Merdeka.com - Tahun politik 2024 semakin dekat. Peta kekuatan politik makin jelas terlihat. Para tokoh publik yang diperkirakan akan meramaikan berasal dari berbagai latar belakang mulai dari akademisi, pengusaha, maupun dari kalangan militer.
Namun terkait hal terakhir, pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo, memprediksi bahwa cawapres yang memiliki latar belakang militer kurang diminati publik pada pemilu nanti.
“Sekarang ini kita melihat ada Erick Thohir, Sandiaga Uno, lalu ada Pak Mahfud MD, itu yang sekarang banyak dibicarakan media,” kata Indaru, dikutip dari ANTARA pada Minggu (30/4).
-
Apa saja yang menjadi potensi kerawanan Pilkada 2024? 'Kami melakukan pemetaan potensi kerawanan pada Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Temanggung,' katanya, seperti dilansir dari Antara.Menurut dia, pemetaan ini sebagai acuan untuk merumuskan strategi mitigasi secara maksimal sebab pada pilkada serentak ini potensi kerawanan yang menjadi fokus pengawasan adalah aksi politik uang, netralitas ASN, serta kepala desa dan perangkat.
-
Siapa saja capres dan cawapres 2024? Ada tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung dalam pemilu 2024 ini, yaitu:Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 1 dan diusung oleh empat partai koalisi, yakni Partai Nasdem, PKS, PKB, dan Partai Ummat. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 2 dan diusung oleh delapan partai politik pengusung. Mereka adalah Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda, dan Gelora.Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menjadi capres cawapres 2024 dengan nomor urut 3 dan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura.
-
Siapa yang akan dipilih dalam Pilkada 2024? Pilkada ini mencakup pemilihan untuk gubernur, bupati, dan wali kota di 37 provinsi, dengan pengecualian Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak ikut serta dalam pemilihan gubernur.
-
Siapa yang akan dipilih di Pilkada 2024? Pilkada 2024 akan menjadi momen penting dalam peta politik Indonesia, di mana rakyat akan memilih pemimpin-pemimpin daerah yang akan memegang kendali pemerintahan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana tahapan Pilkada 2024? Tahapan sendiri dimulai dari Perencanaan Program dan Anggaran telah dilaksanakan sejak Januari 2024 lalu. Tahapan Lengkap Pilkada 2024 Tahapan Pilkada 2024 secara rinci terbagi menjadi dua, yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan pemilihan.
-
Siapa yang akan bersaing di pemilu 2024? Dalam demokrasi yang padat modal keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Di sini AMSI mendorong agar media massa menghasilkan berita atau konten berdasarkan undang-undang pers.
Lalu kenapa cawapres dari kalangan militer kurang diminati? Berikut selengkapnya:
Berkaitan dengan Isu Tertentu
Liputan6 ©2021 Merdeka.com
Indaru mengatakan bahwa cawapres yang akan mencalonkan diri pada 2024 nanti harus memainkan isu yang selama ini ramai menjadi perhatian publik. Isu-isu tersebut antara lain terkait dengan warga NU dan Muhammadiyah, perempuan atau bukan perempuan, berlatar belakang militer atau bukan, maupun isu strategis lainnya.
“Sepertinya pada pemilu 2024 nanti, militer nggak begitu laku dicalonkan. Menurut saya hal ini dikarenakan eks militer tidak begitu laku. Ini tinggal apakah mereka yang berbasis pada ormas dengan massa terbesar atau kaitannya dengan perempuan dan sebagainya,” kata Indaru.
Hasil Riset Tidak Bisa Diabaikan
©2015 Merdeka.com
Indaru mencontohkan, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bisa menjadi salah satu bakal cawapres yang merepresentasikan kaum perempuan dan warga NU. Menurutnya, salah satu opsi itu bisa jadi pilihan yang rasional, belajar dari pemilu 2019.
Menyinggung soal peluang Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono sebagai bakal cawapres yang berlatar belakang militer, Indaru mengatakan bahwa putra sulung presiden ke-6 RI itu kemungkinan bisa menjadi pendamping bakal calon presiden Anies Baswedan.
“Mungkin bisa diambil Anies. Tapi catatan besarnya kan tidak ada progres positif di survei atau apa pun dalam kerja-kerja DPR RI atau riset manapun yang menunjukkan Demokrat mengalami kenaikan. Karena walau bagaimanapun hasil riset tak bisa diabaikan,” terang Indaru, dikutip dari ANTARA.
Nama-Nama yang Muncul
©©2014 Merdeka.com
Hingga saat ini, sudah ada tiga nama yang muncul terkait bakal capres pemilu 2024. Nama pertama ada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan dan didukung oleh Partai Hanura dan PPP, nama kedua ada Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) beranggotakan Partai Gerindra dan PKB, lalu nama ketiga ada mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan yang terdiri atas Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat.
Pendaftaran bakal calon presiden ini akan dibuka pada 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol harus memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen kursi di DPR atau memperoleh 25 persen suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artinya, cawapres yang berlatar belakang militer dengan kemampuan intelijen-strategis dan kecakapan diplomasi internasional memeroleh nilai plus.
Baca SelengkapnyaDebat diyakini tidak bakal banyak mengubah peta elektabilitas para calon presiden.
Baca SelengkapnyaMuhaimin enggan menanggapi hasil survei yang mengunggulkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaIndaru mengatakan Mahfud MD merupakan pilihan yang realistis bagi PDIP
Baca SelengkapnyaCatur mengatakan, Hadi adalah orang yang cukup dipercaya oleh Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaSecara konfigurasi, parpol-parpol lama masih menguasai peringkat 10 besar elektabilitas.
Baca SelengkapnyaDinamika elektabilitas masih terus terjadi jelang kampanye dimulai.
Baca SelengkapnyaSurvei Terbaru Indikator mengungkap sosok capres tak disukai publik.
Baca SelengkapnyaNamun tingkat elektabilitas Luthfi belum mencapai 10 persen
Baca SelengkapnyaYusak menyebut bahwa kehadiran Prabowo Subianto pada Pilpres nanti dapat menciptkan suasana kesejukan.
Baca Selengkapnya