Termasuk Daerah 'Rawan', Ini 5 Fakta Fenomena Pengemis di Desa Pageralang Banyumas
Merdeka.com - Bila hendak menuju Purwokerto dari arah Yogyakarta, selepas pertigaan Buntu ke arah utara, pengendara akan melintasi wilayah hutan karet dengan jalan berkelok-kelok. Di hutan itu, banyak orang berdiri di pinggir jalan raya dan meminta uang kepada pengemudi.
Biasanya, pengemudi yang lewat akan melempar koin dan orang-orang itu akan berlari ke arah koin tersebut. Keadaan seperti itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Desa Pageralang, berada di Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Di tempat itu banyak warganya yang berprofesi sebagai pengemis. Mereka biasanya berdiri berjajar di pinggir jalan mengharapkan lemparan uang dari pengemudi.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Siapa yang berpose di jalan rusak? Dalam unggahan yang dibagikan pada 3 Mei 2024, Ummu Hani terlihat berpose dan bahkan 'berenang' di dalam lubang jalan rusak.
-
Mengapa warga Lebak menanam padi di jalan? 'Sudah banyak yang jatuh di sini, akhirnya ya kami jadikan tandur saja kalau begini,' katanya.
Konon, mereka berdiri untuk menjaga tempat itu, karena termasuk daerah rawan kecelakaan.
Sejarah Kemunculan Pengemis di Pageralang
©YouTube/RCTI
Keberadaan pengemis di Pageralang sudah ada sejak puluhan tahun silam. Konon, karena seringnya terjadi kecelakaan, warga di sana kerap kali berjaga di jalan raya. Karena belas kasihan, pengendara yang lewat, memberi sedikit uang sebagai ucapan terima kasih karena telah menjaga tempat itu.
Seiring berjalannya, tugas menjaga itu malah menjadi mata pencaharian warga setempat. Dari sana kemudian muncul mitos jika pengendara di sana tidak memberi uang pada pengemis, maka akan ada saja kecelakaan yang terjadi di sana.
Bahkan sebelum adanya pengemis itu sempat ada peristiwa di mana sebuah bus masuk jurang dan ratusan orang meninggal.
Mengemis 24 Jam
©YouTube/RCTI
Selama 24 jam sehari, pasti selalu ada para pengemis yang mengais rezeki dari para pengendara yang lewat. Keberadaan mereka tidak mengenal waktu dan cuaca. Baik saat siang maupun malam, saat cuaca cerah maupun hujan, ada saja pengemis yang berjaga di jalan raya Desa Pageralang.
“Memang pengemis di sini selalu ada selama 24 jam. Tapi ganti-ganti orangnya. Soalnya kita biasanya tiga jam pulang, tapi nanti ada lagi yang datang. Penghasilannya kalau lagi dapat ya Rp20-25 ribu dapat, tapi kalau tidak ya Rp10 ribu,” ujar Bu Parinah, salah seorang pengemis di sana dikutip dari YouTube RCTI.
Daerah Rawan Kecelakaan
©YouTube/RCTI
Daerah Jalan Raya Kebun Krumput yang melintasi Desa Pageralang memang merupakan daerah rawan kecelakaan. Kontur jalannya naik turun dan berkelok, jadi pemicu.
Di sana juga terdapat banyak tikungan tajam yang membuat para pengendara harus ekstra hati-hati. Bahkan beberapa kali pernah terjadi kecelakaan yang menelan banyak korban jiwa saat para pengemis itu dilarang beraktivitas di tempat itu.
Sempat Dibubarkan
©YouTube/RCTI
Karena dianggap mengganggu arus lalu lintas, aktivitas para pengemis di sana pernah dibubarkan polisi. Tetapi, ketika tidak ada pengemis berjaga di sepanjang jalan, kecelakaan justru sering terjadi.
“Dulunya memang sempat dibubarkan. Takutnya kan malah mengganggu pengendara lainnya. Misalnya pengendara melempar uang, lalu uangnya jatuh di tengah jalan, pengemis mengejar uangnya lalu ketabrak. Tapi ternyata nggak ada mereka malah terjadi kecelakaan,” kata Desi, salah satu warga yang tinggal di dekat kawasan itu.
Hubungan Timbal Balik
©YouTube/RCTI
Bagi beberapa pengendara yang sering melintas di sana, keberadaan pengemis di Desa Pageralang justru merupakan sebuah hubungan timbal balik. Walaupun harus memberikan sejumlah uang, para pengendara cenderung akan merasa lebih aman melintasi tempat itu dengan adanya para pengemis terutama pada malam hari.
“Untuk menjaga keamanan kalau ada mobil mogok, biar tempatnya juga tidak terlalu rawan. Soalnya kan tempatnya hutan-hutan gitu. Biasanya alasannya kayak gitu,” kata Sugito, warga sekitar yang tinggal di Desa Pageralang, dikutip dari YouTube RCTI pada Rabu (29/7). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.
Baca SelengkapnyaPengemis tampak menolak uang Rp2 ribu dari pengendara mobil lantaran nominal yang diminta tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Baca SelengkapnyaPemkab Bekasi rutin melakukan razia kepada para pengemis dan anak jalanan
Baca SelengkapnyaDinsos DKI Jakarta menemukan pengemis dengan berpura-pura memiliki kaki buntung di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaKemunculan 'pocong' di Jalan Margonda Raya membuat resah warga Depok.
Baca SelengkapnyaSatpol PP Depok menyisir sepanjang jalan Raya Margonda untuk mencari 'pocong' yang berkeliaran di Depok
Baca SelengkapnyaKeberadaan Pak Ogah dan banyaknya kendaraan yang berputar balik, dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan ibu kota.
Baca SelengkapnyaSA mengaku berasal dari Kabupaten Aceh Timur. Perempuan itu diamankan petugas pada, Senin malam (30/9) lalu.
Baca SelengkapnyaAkun Instagram @suarasemangat menunjukkan bagaimana para pedagang rela basah kuyup demi menyelamatkan dagangannya
Baca SelengkapnyaPengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.
Baca SelengkapnyaSeorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli.
Baca SelengkapnyaDari tangan para preman, polisi turut mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp580 ribu
Baca Selengkapnya