Dituntun Burung Jalak, Begini Kisah Pendaki yang Sempat Tersesat di Gunung Lawu
Merdeka.com - Burung jalak adalah salah satu hewan khas yang ada di Gunung Lawu. Di kalangan para pendaki Gunung Lawu, ada mitos yang berkembang di mana bertemu burung itu adalah berkah.
Pada Agustus 2020 lalu, seorang pendaki bernama Mohammad Soleh (37) dan seorang rekannya tersesat saat mendaki Gunung Lawu. Waktu itu, mereka berdua terpisah dari rombongan karena berjalan lebih cepat.
Setelah itu, Soleh mengaku tersesat karena tidak mengetahui jalur. Setelah melewati beberapa jalur yang bercabang, dia harus menghadapi kenyataan pahit karena jalur yang ia pilih berakhir di jalan buntu.
-
Bagaimana cara mengetahui keberadaan burung Kyai Jalak? Apabila pendaki sopan dan berniat baik, maka burung Jalak akan menampakkan diri. Masyarakat setempat meyakini bila burung tersebut mengikuti pendakian, berarti kedatangan mereka disambut para penguasa.
-
Apa itu Jalak Lawu? Salah satu mitos yang terkenal di kalangan pendaki Gunung Lawu adalah keberadaan burung jalak lawu. Diketahui, terdapat mitos yang mengatakan kalau burung jalak ini merupakan perwujudan dari pengawal Raja Brawijaya V yang moksa di puncak Gunung Lawu.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
“Bos saya capek, istirahat. Beberapa kali begitu. Jalan lalu istirahat. Saat itu seharusnya jalan ke atas tapi saya belok kiri. Ternyata itu bukan jalurnya,” ungkap Soleh mengutip dari Liputan6.com pada Minggu (21/2).
Di saat itulah kemudian muncul seekor burung jalak mendekati mereka. Soleh kemudian ingat tentang mitos burung jalak yang kerap membantu para pendaki. Pada awalnya dia tidak mempercayai mitos tersebut.
Tapi pada akhirnya dia memilih percaya dengan mengikuti ke mana jalak itu berjalan melompat. Lalu ke mana jalak itu membawa mereka berdua pergi? Berikut selengkapnya:
Mengikuti Burung Jalak
©AFP PHOTO/Menahem Kahana
Soleh bersama seorang rekannya itu kemudian mengikuti burung jalak. Selama perjalanan, jalak itu tidak terbang, melainkan hanya melompat-lompat kecil.
Saat Soleh beristirahat, Jalak itu berhenti dan masuk semak-semak. Tapi saat mereka hendak melanjutkan perjalanan, burung jalak itu muncul kembali.
“Ada tiga kali kami harus berhenti untuk istirahat. Setiap kami duduk, Jalak itu masuk ke semak-semak. Ketika kami hendak melanjutkan perjalanan, dia keluar menuntun lagi,” ujar Soleh.
Bertemu Rombongan
©2015 Merdeka.com
Walau sempat beberapa kali berhenti, burung Jalak itu tak pernah pergi dan terus muncul untuk menuntun mereka. Ternyata, burung itu menuntun mereka sampai ke puncak Lawu.
Di sana, merekapun disambut rombongan yang sempat bingung mencari keduanya. Di momen itulah burung jalak itu menghilang.
Atas pengalaman yang dialaminya, dia merasa bersyukur. Diapun kemudian mempercayai cerita para pendaki yang sebelumnya ia hanya anggap mitos belaka.
“Tadinya saya pikir mitos, tetapi setelah mengalaminya baru saya percaya,” kata Soleh.
Satwa Penghuni Gunung Lawu
©2020 Merdeka.com/commons.wikimedia.org
Burung Jalak Lawu sebenarnya merupakan satwa yang sering ditemui di Gunung Lawu. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) mengungkapkan burung itu lebih banyak muncul di sore hari dan berada di pos 2 atau dalam ketinggian 700 mdpl.
Studi itu juga menunjukkan kalau burung jalak banyak hidup di Gunung Lawu karena tersedia tanaman pakan yang sesuai. Setidaknya ada tujuh tanaman pakan yang sesuai untuk burung ini antara lain Manis Rejo, Putat, Rubus alpestris, Rubus linaetus, Rubus fraxinifolius Poir, Rubus niveus Thunb, dan Rubus rosafolius.
Populasi Mulai Berkurang
©2016 REUTERS/Baz Ratner
Selain itu, studi itu juga menunjukkan bahwa jumlah Jalak Lawu semakin berkurang. Oleh karena itu, usaha konservasi harus dilakukan agar populasi mereka tidak punah.
“Upaya konservasi dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ, tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh instansi yang terkait dan berwenang, tulis jurnal itu mengutip dari Liputan6.com. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak kumpulan mitos Gunung Lawu berikut ini yang wajib diketahui sebelum mulai mendaki.
Baca SelengkapnyaPendaki itu tak pernah menyangka akan bertemu dengan penghuni Gunung Salak.
Baca SelengkapnyaEmpat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaDi perjalanan turun itulah, petaka dialami Vio. Dia tiba-tiba saja tersesat di jalur penurunan.
Baca SelengkapnyaDi balik pesonanya, tersimpan cerita tragis yang dialami oleh para pendaki Gunung Singgalang ini.
Baca SelengkapnyaPolisi bersama Tim SAR gabungan telah melakukan pencarian dan menemukan korban dalam kondisi selamat.
Baca SelengkapnyaJacinto traveling dengan membawa bekal seadanya. Dia juga tidak membawa tenda untuk menginap.
Baca SelengkapnyaDi balik pesona alamnya, Gunung Salak menyimpan sejumlah kisah mistis yang menghantui para pengunjungnya.
Baca SelengkapnyaNolianus menceritakan detik-detik sebelum terjadi letusan.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca SelengkapnyaGunung Gede Pangrango, destinasi unggulan para pendaki di Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat. Keindahan alamnya dipadukan dengan mitos mistis.
Baca SelengkapnyaBeberapa gunung di Indonesia diliputi kisah-kisah mistis yang berkaitan dengan pertapaan.
Baca Selengkapnya