Harga Kedelai dan Minyak Goreng di Kudus Belum Stabil, Begini Kondisi Terkini
Merdeka.com - Telah berminggu-minggu lamanya harga minyak goreng yang terus melambung tinggi nyatanya tak kunjung stabil. Kini di tengah usaha pemerintah menstabilkan harga, keberadaan minyak goreng justru menjadi langka.
Hal itu diperparah dengan harga kedelai yang juga naik. Akibatnya para perajin tahu tempe sulit untuk berproduksi. Banyak di antara mereka yang terpaksa gulung tikar.
Kondisi ini menjadi hambatan besar di tengah usaha masyarakat bangkit dari keterpurukan ekonomi di masa sulit pandemi. Kejadian ini juga terjadi di Kudus. Harga kedelai impor yang tinggi membuat harga jual tahu dan tempe di pasaran ikut naik.
-
Dimana harga kedelai naik? Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat misalnya, melambungnya harga kedelai tersebut turut memengaruhi pola produksi para produsen tahu, salah satunya Nana Suryana di Kelurahan Nagri Kidul.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Kenapa harga kedelai makin mahal? Hendro, salah seorang perajin tahu di Dusun Kanoman, mengatakan bahwa makin ke sini harga kedelai lokal semakin mahal. Oleh karena itu, mereka terpaksa mengandalkan kedelai impor untuk membuat tahu. Tapi harga kedelai impor saat ini cenderung tinggi.
“Sebetulnya harga jual tempe hingga kini belum naik. Namun dari sisi ukurannya memang berkurang. Jika sebelumnya dengan uang Rp3.000 bisa mendapatkan tempe berukuran panjang 20 cm, maka saat ini panjangnya dikurangi,” kata Suntono, salah seorang perajin tempe di Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati,Kudus, dikutip dari ANTARA pada Minggu (6/3). Berikut selengkapnya.
Terpaksa Dinaikkan
©2018 www.kateringmurah.com
Suntono mengatakan, meskipun terjadi kenaikan harga kedelai impor, produksi tempe di tempatnya masih tetap menghabiskan 1,5 kuintal per hari.
Menurutnya, jika harga jual kedelai kembali naik, maka terpaksa harga jualnya dinaikkan karena kalau tetap mengurangi ukuran tempe terus menerus minat pembeli juga akan berkurang.
“Ukuran tempe saat ini saja sudah ada yang protes karena lebih kecil dibanding sebelumnya. Jika harga kedelai impor ternyata naik lagi, maka tidak ada jalan lagi kecuali menaikkan harganya karena ukuran tempe saat ini memang sudah tergolong kecil dibandingkan sebelumnya,” kata Suntono.
Harga Sudah Naik
©Liputan6.com/JohanTallo
Anam, pedagang sayur di Kecamatan Dawe, Kudus, mengatakan bahwa sebenarnya harga jual tahu tempe sudah naik. Sementara itu Manajer Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Kudus Amar Ma’ruf.
Bahwa per Minggu (6/3), harga jual kedelai sudah naik lagi menjadi Rp11.500 per kilogram, dibandingkan pada pertengahan Februari 2022 masih berkisar Rp11.000 per kilogram. Ia memperkirakan pekan depan harga akan kembali naik karena stok kedelai mulai berkurang.
Bahkan saat ini stok kedelai impor di gudang hanya tersedia 25 ton dibanding hari-hari sebelumnya yang mencapai 60-70 ton. Sedangkan kedelai lokal yang biasanya menjadi alternatif hingga kini belum tersedia.
Warga Kudus Digelontor 5.000 Liter Minyak Goreng
©Liputan6.com/Angga Yuniar
Sementara itu warga Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus mendapat gelontoran 5.000 liter minyak goreng yang dijual dengan harga Rp14.000 per liter. Jumlah keluarga yang mendapat kupon pembelian minyak goreng itu sebanyak 2.500 keluarga yang masing-masing hanya boleh mendapatkan maksimal 2 liter minyak goreng.
“Seharusnya satu orang dapat jatah 1 liter minyak goreng, namun pihak Pemdes Gulang turut membantu dalam pendistribusian minyak goreng sesuai HET, sehingga per keluarga mendapatkan maksimal 2 liter,” kata Kepala Desa Gulang, Aris Subhkan dikutip dari ANTARA.
Tanggapan Warga
Di Kudus sendiri, belum ada jaminan minyak goreng tersedia di pasaran. Tak heran, ribuan liter minyak goreng yang dijual sejak pukul 07.00 itu ludes terjual pada pukul 12.00 WIB.
Sifa, salah satu warga Desa Gulang, mengaku berterima kasih bisa mendapatkan minyak goreng sesuai HET, apalagi di pasaran harganya berkisar Rp18.000 hingga Rp20.000 per liter.
“Beberapa kali mendatangi pasar modern juga tidak mendapatkan hasil karena stok minyak goreng sesuai HET sering kali habis. Sehingga adanya pasar murah ini memang diharapkan warga,” kata Sifa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaPasalnya, beberapa komoditas pokok penting masih dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah, seperti terjadi pada minyak goreng.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersyukur karena harga Bapok, khususnya di Jawa Tengah terpantau stabil cenderung turun.
Baca SelengkapnyaSepanjang melakukan rangkaian peninjauan harga di sejumlah pasar berada di kondisi stabil.
Baca SelengkapnyaIndustri tahu di Dusun Kanoman muncul sejak tahun 1956. Kini mereka mengalami masa-masa sulit.
Baca SelengkapnyaMahalnya harga minyak goreng dikarenakan masalah pasokan.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan beras, minyak goreng justru mengalami lonjakan harga. Minyak goreng curah kini dihargai Rp18.500 hingga Rp21.000/liter.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca Selengkapnya