Kisah Desa Ramah Disabilitas di Klaten, Bangkitkan Semangat Hidup para Difabel
Merdeka.com - Dalam keadaan terpuruk, seseorang butuh bantuan dari orang lain agar bisa terus semangat dalam melanjutkan hidup. Semangat hidup itu sering kali ditemukan saat berinteraksi dengan orang-orang yang juga mengalami keterpurukan.
Hal itulah yang melatarbelakangi Desa Birit, Kecamatan Wedi, Klaten mencanangkan diri menjadi Desa Ramah Disabilitas. Di desa itu ada sekitar 30 disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Satu Hati. Kepala Desa Birit, Sukadi Danang Witono mengatakan, pencanangan Desa Ramah Disabilitas itu terwujud berkat pendampingan dari pihak Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten milik Pemprov Jateng.
“Ceritanya di sini ada Komunitas Satu Hati yang menjadi wadah teman-teman disabilitas. Lalu kami mendapat pendampingan dari Belkesmas. Selama satu tahun kemudian muncul gagasan launching Desa Ramah Disabilitas,” kata Sukadi dikutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (31/8).Lalu cerita-cerita apa saja yang dimiliki para difabel di komunitas itu? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana Desa Janti memberdayakan warganya? Menyandang gelar Desa BRILian BRI, Janti mampu mengembangkan potensi wisata seperti pemancingan, UMKM kuliner tradisional sampai waterpark yang sepenuhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes di sana.
-
Siapa yang membantu desa dalam program ini? Nantinya, pengelolaan sampah di tempat itu akan bekerja sama dengan SPEAK (Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi) Indonesia melalui Program Hijau dan Voices For Just Climate Action (VCA).
-
Bagaimana Kaltim bantu desa melawan kemiskinan? Salah satunya adalah Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Kaltim sebesar Rp 50 juta yang diberikan kepada 841 desa di seluruh kabupaten.
-
Apa yang dibangun di Desa Pelemwatu untuk meningkatkan kualitas hidup warganya? Pemerintah desa ini punya pabrik beras hingga alat pertanian untuk mendukung aktivitas bertani warganya Desa Pelemwatu di Kabupaten Gresik, Jawa Timur berhasil mengubah kesan tertinggal menjadi desa mandiri. Mulai membuat lumbung padi mandiri hingga alat pertanian untuk memudahkan kehidupan warga.
-
Mengapa BUMDes Karangtalun ingin ikut Desa BRILian? Dengan adanya kerja sama dengan BUMDes dengan BRI harapan kami taman kuliner dan kawasan lapangan Imogiri ini bisa lebih maju lagi,' kata Sugeng.
-
Kenapa Desa Wisata Bira Tengah cocok untuk healing? Kondisi alamnya yang asri membuat Desa Wisata Bira Tengah bebas dari polusi udara. Desa ini cocok jadi referensi wisata keluarga. Pantai Lon Malang bisa jadi obat dari penatnya kehidupan perkotaan. Apalagi belakangan kualitas udara di berbagai kota besar hingga menengah memburuk.
Bukan Slogan Belaka
©jatengprov.go.id
Sukadi mengatakan bahwa pencanangan Desa Ramah Disabilitas bukanlah slogan belaka. Pemerintah Desa Birit juga melakukan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada difabel.“Komunitas Satu Hati ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Ketika saya menjadi kepala desa, saya tergugah untuk ikut memikirkan ikut bergabung dengan teman-teman disabilitas,” kata Sukadi.
Ia mengatakan, tiap tahunnya pihak desa menganggarkan Rp15 juta untuk kegiatan difabel. Tahun ini anggarannya naik menjadi Rp20 juta. Salah satu anggaran itu digunakan untuk program peternakan ayam.
Kemudahan untuk Para Difabel
©jatengprov.go.id
Tak hanya itu, pihak pemerintah desa juga memberikan kemudahan-kemudahan bagi para difabel. Khususnya dalam mengembangkan sarana dan prasarana, termasuk poli kesehatan.“Ada Polindes untuk kaum difabel. Dan kalau mengurus administrasi, kami jemput bola. Kami yang datang ke rumah biar mudah,” kata Sukadi.
Ia berharap, pencanangan Desa Ramah Disabilitas itu mampu menginspirasi daerah lain agar memperhatikan para difabel di wilayah mereka.
Temukan Semangat Hidup
©jatengprov.go.id
Salah seorang anggota Komunitas Satu Hati, Sudarmono, mengaku menemukan semangat hidup setelah mengikuti komunitas tersebut. Ia menceritakan nasib nahas ia terima saat mengalami kecelakaan pada tahun 2012 lalu. Kecelakaan itu membuatnya mengalami luka parah hingga kehilangan kedua tangannya.
“Saya lima tahun kehilangan kepercayaan diri, saya hanya ingin mengakhiri hidup. Tapi setelah ketemu teman-teman di sini, dan juga ada wanita yang mau menerima saya, akhirnya saya semangat lagi,” kata Sudarmono.
Kini, Sudarmono membuka usaha rempeyek yang diproduksi bersama istrinya. Dengan keterbatasan fisik, ia berkeliling menjajakan dagangannya memakai sepeda motor yang telah dimodifikasi.
Ketemu Jodoh
©jatengprov.go.id
Cerita lain datang dari Sinung, seorang perempuan yang sehari-hari berada di kursi roda. Ia datang dari luar daerah untuk bergabung dengan penyandang disabilitas di Desa Birit. “Iya, di sini sering berkumpul. Rasanya senang karena bisa sharing. Dan saya juga bertemu jodoh di sini,” kata Sinung dikutip dari Jatengprov.go.id pada Rabu (31/8). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Kota Pasuruan melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pasuruan meresmikan Rumah Hebat Disabilitas.
Baca SelengkapnyaPertamina menghadirkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada Program Rumah Kreatif Tamiang di Desa Tanjung Karang.
Baca SelengkapnyaKusnadi pernah terpuruk hingga tak percaya diri. Tak lama, ia berhasil bangkit dan memilih mengembangkan usaha bersama agar tidak bergantung ke orang lain.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan Festival Kita Bisa sudah menjadi agenda rutin di Banyuwangi sebagai panggung aktualisasi bagi para anak muda difabel.
Baca SelengkapnyaJuga diluncurkan platform data peserta didik berkebutuhan khusus.
Baca SelengkapnyaProgram bernama Rumah Kreatif Tamiang didasari oleh keterbatasan masyarakat difabel dalam mengakses lapangan pekerjaan
Baca SelengkapnyaKampung ini bak surga dunia bagi anak-anak difabel, yatim, hingga miskin.
Baca SelengkapnyaGradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemduo
Baca SelengkapnyaSri Setyaningsih pernah menyesal lahir ke dunia dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Ia kemudian bangkit dan berhasil mengajak ratusan difabel hasilkan cuan.
Baca SelengkapnyaPertemuan itu dimanfaatkan Ipuk untuk memotivasi kelompok difabel.
Baca SelengkapnyaPara penyandang disabilitas juga dihibur dengan berbagai atraksi panggung hingga penyerahan doorprizes dan bingkisan.
Baca SelengkapnyaAkses bagi para penyandang disabilitas di Kota Denpasar masih terbatas.
Baca Selengkapnya