Pernah Menyesal Lahir ke Dunia hingga Putus Asa, Perempuan Asal Boyolali Ini Justru Berhasil Ajak Ratusan Difabel Hasilkan Cuan Sendiri
Sri Setyaningsih pernah menyesal lahir ke dunia dengan kondisi tubuh tidak sempurna. Ia kemudian bangkit dan berhasil mengajak ratusan difabel hasilkan cuan.
Penyandang tuna daksa ini mengaku baru bisa mandiri saat usianya 20 tahun
Pernah Menyesal Lahir ke Dunia hingga Putus Asa, Perempuan Asal Boyolali Ini Justru Berhasil Ajak Ratusan Difabel Hasilkan Cuan Sendiri
Sri Setyaningsih, seorang tuna daksa asal Kabupaten Boyolali Jawa Tengah pernah menyesali kelahirannya ke dunia.
Ia bertanya-tanya mengapa ibunya tak menggugurkan kandungan sehingga dirinya harus lahir ke dunia sebagai difabel.
(Foto: Instagram @kresnapatra)
Lahir sebagai difabel tentu tidak diinginkan semua orang, namun saat Tuhan berkehendak seseorang lahir sebagai difabel, ia juga diberkahi kelebihan-kelebihan lain. Hal ini kemudian menyadarkan Sri Setyaningsih untuk bangkit. Bahkan, ia berhasil mengajak ratusan difabel lain produktif.
(Foto: Instagram @kresnapatra)
Menyesal Lahir ke Dunia
Sekilas tak tampak ada yang berbeda dengan Sri Setyaningsih. Ia punya anggota tubuh lengkap dan kemampuan berpikirnya juga normal. Saat diamati lebih lama, baru tampak bahwa cara jalan Setyaningsih agak berbeda. Kaki kanannya mengalami polio sejak usia lima tahun.
(Foto: YouTube Liputan6)
Merasa tidak sempurna, Setyaningsih pernah menyesali kehadirannya di dunia. Masa kecil dan remaja ia lalui dengan putus asa. Menurut penuturannya, ia baru bisa mandiri saat usianya sudah 20 tahun, seperti dikutip dari Podcast Diskominfo Boyolali.
(Foto: YouTube Liputan6)
Bangkit
Seiring tumbuh dewasa, Setyaningsih sadar dirinya harus bangkit. Kesadarannya ini juga dibersamai dengan kenyataan minimnya perhatian orang-orang di sekitar terhadap kaum difabel.
Sri Setyaningsih sendiri bahkan mengalami perlakuan diskriminatif dari orang tua dan saudara-saudaranya. Meski demikian, tekad kuat dalam dirinya untuk belajar dan bekerja keras berbuah manis. Selama sekolah, Sri Setyaningsih selalu peringkat tiga besar. Hal ini membuat dia eksis dan banyak dibutuhkan teman-temannya.
(Foto: YouTube Liputan6)
Berdayakan Ratusan Difabel
Keluar dari zona nyaman, Sri Setyaningsih tidak hanya mementingkan dirinya sendiri. Sadar akan kurangnya perhatian pemerintah, ia kemudian membentuk Forum Komunikasi Difabel Boyolali (FKDB) Karya Mandiri dan usaha Kresnapatra. Usaha ini memproduksi baju dan tas hasil karya jahit para difabel.
Mengutip dari tayangan YouTube Liputan6.com, hingga kini sudah ada sekitar 400 difabel yang bisa menghasilkan cuan sendiri atas ajakan baik Sri Setyaningsih. Ia dan rekan-rekannya belajar menjahit, membaca, menulis, serta melatih kecakapan hidup (life skill) bagi difabel di Boyolali.
(Foto: Instagram @kresnapatra)
Penghargaan
Ketulusan dan kerja keras Sri Setyaningsih diganjar penghargaan Liputan6 SCTV Awards 2023 kategori Perekonomian dan UMKM. Apresiasi juga datang dari Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI Teten Masduki.