Kisah Desa yang Berada di Bekas Sungai Bengawan Solo Purba, Jam 5 Sore Sudah Gelap
Merdeka.com - Gunungkidul selalu menyimpan banyak cerita. Kini cerita itu datang dari salah satu daerah yang letaknya berada di pelosok.
Wilayah daerah itu bernama Padukuhan Wotawati. Terletak di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo, desa itu berada di bekas aliran Sungai Bengawan Solo Purba.
Jejak Bengawan Solo Purba merupakan jajaran perbukitan karst yang masuk ke dalam Geopark Gunung Sewu Network.
-
Apa tradisi unik di Wotawati? Warga Padukuhan Wotawati punya tradisi unik. Salah satunya adalah tradisi Rasulan yang diadakan setelah masa panen.
-
Kenapa Wotawati jadi desa wisata? Selain fenomena uniknya, Padukuhan Wotawati juga punya berbagai pesona lainnya. Karena pesona itu pula desa tersebut diproyeksikan menjadi desa wisata.
-
Dimana lokasi Kawah Wurung? Lokasi Secara administratif, Kawah Wurung berada di Desa Jampit, Kecamatan Sepol, Kabupaten Bondowoso.
-
Keunikan apa yang ditawarkan Pantai Ketawang? Pantai ini menawarkan pesona keindahan yang unik dengan pasir hitamnya.
-
Di mana kampung unik di Tasikmalaya berada? Di Tasikmalaya, terdapat deretan permukiman warga yang memiliki pesona serupa yakni di Sukamekar, Mandalasari, Kecamatan Puspahiang.
-
Apa yang unik dari desa ini? Dengan penduduk sekitar 4.000 orang, kisah desa ini sama uniknya dengan arsitekturnya.Kisah menakjubkan ini berawal dari penduduk desa yang mengabaikan keamanan karena keyakinan mereka pada Dewa Shani, yang mereka anggap sebagai pelindung desa.
Bekas aliran sungai itu kini banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Namun ada salah satu wilayah yang dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Lalu bagaimana rasanya hidup di bekas aliran sungai purba? Berikut selengkapnya:
Sejarah Pedukuhan Wotawati
©YouTube/Cerita Gunungkidul
Robby Sugihastanto, dukuh Wotawati, bercerita tentang asal usul Pedukuhan Wotawati. Ia mengatakan bahwa dulunya ada orang yang bercocok tanam di sana beberapa tahun lamanya.
Saat bercocok tanam, dia membangun sebuah gubuk. Setelah itu, dia juga membangun keluarga dan menetap bertahun-tahun. Seiring waktu penduduknya makin banyak hingga tempat bercocok tanam itu menjadi sebuah kampung.
“Itu sudah lama sekali. Mungkin sudah berabad-abad yang lalu,” tutur Robby, mengutip dari kanal YouTube Cerita Gunungkidul.
Jam 5 Sore Sudah Gelap
©YouTube/Cerita Gunungkidul
Sebagai dusun terpencil yang berada di aliran Sungai Bengawan Solo Purba, desa itu diapit oleh dua tebing yang berada di sebelah timur dan barat. Robby mengatakan, kalau pagi hari, desanya baru diterangi sinar matahari mulai pukul delapan hingga setengah sembilan.
Namun saat sore hari tiba, matahari seolah tenggelam lebih cepat di Wotawati. Mulai pukul setengah lima sore, suasana pedukuhan itu sudah mulai gelap. Kondisi itu harus dirasakan warga karena desa itu memang benar-benar terhalang oleh gunung-gunung yang berada di samping.
Sulit Air
©YouTube/Cerita Gunungkidul
Karena berada di daerah pelosok, sinyal di Padukuhan Wotawati cukup sulit dijangkau. Kalau untuk mendapatkan akses televisi, warga di sana masih mengandalkan sinyal parabola.
Sama seperti daerah-daerah di Gunungkidul yang lain, walaupun di masa lampau merupakan bekas aliran sungai, tempat itu masih langka air. Untuk kebutuhan air, warga mengandalkan air hujan.
“Kalau ngebor sumur nggak bisa. Sudah dicoba. Kemarin itu di bawah seperti ada aliran, cuma air itu tidak bisa dinaikkan,” kata Robby. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konon, penamaan Heubeulisuk juga datang dari fenomena unik ini yakni Heubeul berarti lama, isuk artinya pagi.
Baca SelengkapnyaSalah satu mata air sering dikunjungi pada setiap malam keramat penanggalan Jawa
Baca SelengkapnyaWalaupun berada di daerah terpencil, namun warga di sana tampak hidup berkecukupan
Baca SelengkapnyaTersembunyi di balik gua, begini potret kampung unik di Kebumen.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu-ibu warga di sana menyebutkan bahwa kampung ini sudah ada sejak zaman peperangan.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaSelain dari pariwisata, perekonomian warga Desa Sembungan ditopang oleh hasil pertanian sayur mayur.
Baca SelengkapnyaAir laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.
Baca SelengkapnyaHampir semua rumah di sana terbuat dari kayu jati. Suasananya terasa asri khas pedesaan kuno
Baca SelengkapnyaSetelah ditinggal warganya, kampung ini kemudian berganti nama menjadi Mojokoncot
Baca Selengkapnya