Kisah Inspiratif Bakso Goyang Lidah, Kuliner Legendaris dari Rembang
Merdeka.com - Pak Haji Paidi sudah berjualan bakso selama 50 tahun. Kuliner yang ia jual pun memiliki nama yang unik, yaitu Bakso Goyang Lidah.
Kuliner Bakso Goyang Lidah merupakan kuliner legendaris dari Rembang. Kuliner itu telah dikenal banyak warga dan sukses menjadi buruan.
Berkat dedikasinya selama bertahun-tahun berjualan bakso,Paidi mampu berangkat naik haji dari uang hasil berjualan bakso. Kini di usia senja, Ia masih tampak sehat dan semangat dalam berjualan bakso.
-
Apa yang unik dari Bakso Pak Adam? Bakso Pak Adam punya kuah gurih dan segar yang berbeda dari bakso lainnya. Bakso Pak Adam tak menjual mie kuning, tetapi kwetiauw dan bihun.
-
Siapa yang memulai usaha Bakso Tusuk Payaman? Awalnya, usaha ini dimulai oleh sang ayah yang menjual salome (cilok) sebagai alternatif setelah tidak lagi mampu berjualan mie ayam karena kecelakaan.
-
Siapa yang menciptakan bakso? Menurut cerita, Meng Bo yang hidup di masa akhir Dinasti Ming di abad ke-17 ingin membuatkan masakan daging yang disukai ibunya.
-
Dimana bakso dijual? Kreasi olahan bakso juga sudah menjamur dijual di mana saja. Seperti restoran maupun pedagang kaki lima.
-
Dimana penjual bakso ini berada? Meskipun belum diketahui apakah hal ini umum di Kalimantan, pedagang ini berasal dari Kalimantan berdasarkan teks yang ada di video tersebut.
-
Apa itu bakso? Bakso merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Bukan hanya orang dewasa saja, bakso juga banyak disukai oleh anak-anak. Makanan berkuah ini disajikan bersama mi, bihun, tahu dan tetelan. Cita rasa gurih dan segar dari kuahnya ini membuat bakso sangat cocok disantap dalam cuaca apapun.
Dalam kesempatan ini ia pun membongkar rahasia awet muda dan kesuksesannya dalam merintis bisnis kuliner legendaris Bakso Goyang Lidah. Berikut kisah selengkapnya:
Dari Sukoharjo Hijrah ke Rembang
©YouTube/Musyafa Musa
Dilansir dari kanal YouTube Musyafa Musa, Pak Haji Paidi sebenarnya asli Nguter, Sukoharjo. Dia bersama ayahnya merantau ke Kota Rembang pada tahun 1966.
Awalnya dia bersama ayahnya berjualan es puter keliling. Namun karena sering tidak laku akibat curah hujan tinggi, ia memutuskan untuk beralih jualan bakso mulai tahun 1969.
Saat siang hari, ia memikul gerobak baksonya di sekitar Pasar Rembang. Sementara itu pada malam harinya ia berjualan di dekat Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Rembang. Waktu itu ia menjual baksonya seharga Rp5 semangkuk.
Usaha Mulai Berkembang
©YouTube/Musyafa Musa
Pada 1970, Pak Haji Paidi membuka warung pertama Bakso Goyang Lidah di dekat Perempatan Zaini. Seiring waktu, usahanya makin laris. Dia kemudian membuka usaha di depan Pasar Pentungan tahun 1982 hingga sekarang.
Seiring perkembangan waktu, warung baksonya di Perempatan Zaini tergusur. Ia kini fokus mengelola warungnya di depan Pasar Pentungan.
“Pertama agak sedang-sedang, kemudian makin rame. Sampai sekarang agak lumayan,” kata Pak Haji Paidi.
Berangkat Haji dari Jualan Bakso
©YouTube/Musyafa Musa
Dari berjualan bakso, Pak Haji Paidi mampu menghidupi keluarga. Bahkan tiga orang anaknya bisa kuliah hingga meraih gelar sarjana. Selain itu, Pak Haji Paidi bersyukur berkat usahanya ia memperoleh kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
“Hasilnya memang lumayan. Bisa buat berangkat haji sama istri saya. Semua hasil bakso ini,” kata Pak Paidi.
Rahasia Awet Muda
©YouTube/Musyafa Musa
Kini, Pak Haji Paidi telah berusia 74 tahun. Walau begitu ia tampak masih sehat dan awet muda.
Ketika ditanya rahasia awet muda, pria tiga anak dan enam cucu ini menanggapi bahwa hidup harus banyak humor. Setiap harinya, ia suka bercanda dengan para pembeli yang mampir ke warungnya.
“Guyon-guyon. Macem-macem. Sama anak muda guyonnya kayak gini, sama orang tua guyonnya kayak gini,” kata Pak Haji Paidi sambil tersenyum.
Bagi Pak Haji Paidi, hidup harus didasari dengan semangat bekerja namun tetap santai dan selalu bersyukur. Saat para penjual bakso lain bermunculan, Pak Haji Paidi tak pernah menganggapnya sebagai pesaing. Baginya rezeki seseorang sudah digariskan oleh yang Maha Kuasa. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Si Doel temui pendiri warung bakmi legendaris yang ada di Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaRumah makan ini menghadirkan menu bakso dan nasi tim jadul sejak 1960-an.
Baca SelengkapnyaResep kuliner ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1950
Baca SelengkapnyaLontong kari Kebon Karet selalu jadi incaran masyarakat umum sampai para pejabat. Resepnya otentik sejak 1966
Baca SelengkapnyaMenyantap bakso ditemani es degan tentu sudah biasa, tapi bagaimana jika bakso disantap bersama daging degan beserta kuahnya?
Baca SelengkapnyaMbah Jami sudah berjualan lotek di tempat itu sejak tahun 1965. Walau begitu, masyarakat Wonosobo lebih mengenalnya dengan nama Lotek Brukmenceng.
Baca SelengkapnyaDi Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa. Masing-masing kuliner memiliki cita rasa unik yang sulit dijumpai
Baca SelengkapnyaBukan sekedar makanan ringan saja, camilan ini ternyata menyimpan sejarah yang cukup panjang.
Baca SelengkapnyaBakso aci Garut jadi kuliner otentik yang disukai banyak orang.
Baca SelengkapnyaJadi favorit sejuta umat, bakso ternyata punya sejarah panjang!
Baca SelengkapnyaBanyak pecinta kuliner yang rela datang dari luar kota hanya untuk mencicipi lontong opor ini.
Baca SelengkapnyaResto ini dibangun pada tahun 1959, oleh sepasang suami istri, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong.
Baca Selengkapnya