Kisahnya Akan Diangkat ke Film Layar Lebar, Ini Fakta Menarik Bisnis The House Of Raminten di Jogja
popularitas The House Of Raminten di Jogja akan diangkat dalam sebuah film. Berikut fakta menariknya.
The House Of Raminten merupakan salah satu rumah kuliner yang sangat terkenal di Jogja, khususnya bagi para wisatawan luar kota. Rumah makan itu mengusung konsep unik dengan menonjolkan tema tradisional Jawa.
Saat pertama kali masuk, pengunjung akan menjumpai bangunan semi permanen dengan menonjolkan unsur kayu sebagai bangunannya. Pengunjung juga akan menjumpai tatanan bunga setaman di sudut-sudut ruangan dan bau wewangian dupa yang memenuhi seantero ruangan.
-
Kenapa rumah Lesti Kejora jadi sorotan? Rumah Lesti sempat jadi sorotan Bersyukurnya, setelah gempa terjadi, kediamannya tidak mengalami kerusakan berarti dan tetap berdiri kokoh.
-
Dimana Rumah Rakit dibangun? Rumah adat dari Provinsi Sumsel ini berdiri di atas air tepatnya di pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering.
-
Apa kegunaan Rumah Rakit? Selain menjadi tempat tinggal, Rumah Rakit kerap digunakan sebagai penginapan, gudang, dan tempat berdagang. Hal ini biasa dilakukan oleh pendatang dari Tiongkok yang bermata pencaharian sebagai pedagang.
-
Dimana rumah tersebut berada? Bagian samping rumah ini sering disorot karena lokasinya yang berada di pojok, sehingga banyak yang menganggapnya sebagai lokasi yang strategis.
-
Dimana lokasi rumah Ridho Rhoma? Rumah mewah milik Ridho Rhoma yang terletak di Surabaya, Jawa Timur.
-
Apa keunikan Rumah Lontiok? Rumah panggung ini memiliki ciri utama yang berbentuk seperti perahu. Penamaan “lentik“ diambil dari bentuk atapnya yang melengkung lentik.
Hamzah Sulaeman merupakan sosok di balik berdirinya The House Raminten. Selain rumah makan itu, berbagai bentuk usaha lain telah ia dirikan seperti Toko Mirota yang memiliki banyak cabang di Kota Yogyakarta.
Lalu seperti apa sosok perjalanan karier dari Hamzah Sulaeman? Bagaimana ia bisa mendirikan The House Of Raminten yang cukup populer hingga sekarang?
Sosok Hamzah Sulaeman
Mengutip Wikipedia.org, Hamzah Sulaeman adalah anak bungsu dari pendiri Grup Mirota yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yunianti (Nyoo Tien Nio). Keempat saudaranya adalah Yangky Iswanti, Siswanto, Ninik Wijayanti, dan Ariyanti. Hamzah berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Biologi. Namun kuliahnya tidak selesai. Ia pun kemudian berkuliah di Universitas Sanata Dharma dan mengambil progran jurusan Bahasa Inggris.
Setelah lulus kuliah, Hamzah bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar pada tahun 1970. Selanjutnya ia bekerja di Amerika Serikat selama tiga tahun sebelum akhirnya pulang ke Indonesia karena ayahnya sakit. Bersama saudara-saudaranya, Hamzah menjalankan bisnis peninggalan orang tuanya yaitu Toko Mirota.
Hamzah sempat pensiun dari bisnisnya untuk terjun ke dunia akting. Ia ikut ambil bagian dalam ketoprak komedi berjudul “Pengkolan” dan memainkan peran sebagai seorang wanita Jawa bernama “Raminten”.
Mendirikan The House Of Raminten
Setelah memutuskan pensiun dari dunia akting, Hamzah memutuskan untuk kembali berbisnis. Ia kemudian mendirikan sebuah rumah makan yang ia beri nama The House Of Raminten. Nama Raminten ia sematkan dari perannya selama menekuni dunia akting.
Mengutip situs Raminten.com, The House Of Raminten berdiri pada 26 Desember 2008. Pada awal berdirinya, rumah makan itu menjual beraneka macam jamu seperti jamu beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, asam urat, dan berbagai jamu lainnya. Dalam perkembangannya, rumah makan itu menjual menu Sego Kucing dengan harga Rp1.000.
Mulai dari sana The House Of Raminten mulai dikenal orang. Mereka rela berdatangan bahkan sampai mengantre sekalipun. Sampai saat ini, sego kucing Rp1.000 masih menjadi ikon The House Of Raminten.
Diangkat ke Film Layar Lebar
Kisah Hamzah Sulaeman dalam mendirikan The House Of Raminten rencananya akan diangkat ke sebuah film layar lebar. Sutradara Nia Dinata berencana membuat film dokumenter yang mengangkat kisah Raminten. Film dokumenter ini rencananya akan mengupas warna-warni dunia Raminten, memotret perjalanan sang pendiri dalam membina dan membesarkan Raminten.
Nia mengungkapkan, ide pembuatan film itu sudah tercetus sejak lama. Ia melihat Raminten sebagai sosok luar biasa dalam menghidupkan budaya Yogyakarta.
“Buat kami pribadi, sosok Raminten dengan segala warna-warninya benar-benar menarik untuk diceritakan,” kata Nia.
Proses pembuatan film ini diharapkan akan rampung pada akhir tahun 2024. Selain mendokumentasikan sosok Raminten, film ini juga mempromosikan Yogyakarta yang kaya akan budaya Jawa sekaligus seni modern kontemporer.
- Bupati Ipuk Lantik Guntur Priambodo Menjadi Pj Sekda Banyuwangi
- Pertamina Optimistis Kembangkan Sustainable Aviation Fuel di Indonesia
- FOTO: Intip Proses Pembuatan Susu dari Bahan Dasar Ikan di Indramayu
- Pungli Rp160 Juta, Mantan Lurah Sawah Besar Jaka Suryanta Dituntut 4 Tahun 3 Bulan
- Survei LSI: Elektabilitas RIDO Tergerus jika Anies Dukung Pramono-Rano Karno
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024