Mengenal Lebaran Sapi, Wujud Rasa Syukur Masyarakat Merapi saat Idulfitri
Merdeka.com - Normalnya, hanya umat manusia yang merayakan Hari Raya Idulfitri. Namun suasana yang berbeda saat Idulfitri dirasakan masyarakat lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali. Para warga di sana mengajak hewan ternak mereka seperti sapi dan kambing untuk merayakan Hari Raya Idulfitri.
Saat hari raya suci itu, sejumlah warga Desa Sruni mengeluarkan hewan ternak mereka dari kandang. Dengan diberi kalung ketupat, sapi-sapi ini kemudian diarak keliling kampung. Suasana jalan kampung kemudian menjadi ramai. Namun sebenarnya, ada tujuan baik kenapa para sapi itu dikeluarkan dari kandang mereka dan saling bertemu di jalan.
“Tujuan dari tradisi ini adalah biar sapi bisa jalan-jalan agar sehat,” kata Rahmat, warga lereng Gunung Merapi, dikutip dari Liputan6.com.
-
Kenapa warga Desa Sruni merayakan Lebaran Sapi? Bagi warga Desa Seruni, tradisi seperti ini dipercaya bisa memperlancar rezeki. Tradisi ini juga merupakan wujud syukur dari Tuhan yang maha Kuasa karena telah memberi rezeki berupa sapi yang mereka pelihara.
-
Bagaimana tradisi Lebaran Sapi dilakukan di Desa Sruni? Tradisi Lebaran ketupat sendiri digelar rutin oleh warga sepekan setelah Idulfitri dengan cara mengarak sapi berkeliling dusun. Sebelum diarak sapi dimandikan, diberi wewangian, dan kemudian diberi kalung ketupat. Acara semakin meriah karena arak-arakan diawali dengan gunungan hasil bumi dan berbagai kesenian. Tak ketinggalan, ratusan warga ikut serta dalam acara tersebut dengan membawa ketupat.
-
Kapan tradisi Lebaran Sapi di Desa Sruni dirayakan? Tradisi Lebaran ketupat sendiri digelar rutin oleh warga sepekan setelah Idulfitri dengan cara mengarak sapi berkeliling dusun.
-
Bagaimana cara warga lereng Merbabu menyambut panen raya kopi? Tradisi ini dilakukan sebagai perasaan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa,'
-
Di mana sapi kurban mengamuk di Sleman? Peristiwa sapi kurban mengamuk di Yogyakarta terjadi pada Kamis (29/6). Terpantau peristiwa ini berlangsung di dua tempat, yakni Kabupaten Bantu dan Kabupaten Sleman.
-
Apa yang dilakukan sapi kurban di Yogyakarta? Viral Sapi Kurban Ngamuk di Jogja, Seruduk Orang dan Rusak Rumah Warga Sapi kurban dikabarkan mengamuk di wilayah Yogyakarta. Akibatnya satu orang diseruduk dan satu bangunan rusak.
Arak-Arakan Sapi
©2021 Liputan6.com
Acara lebaran sapi di Desa Sruni dimulai dengan doa bersama dan kenduri di sepanjang jalan utama. Setelah kenduru selesai, para warga yang mayoritas beternak sapi dan kambing kemudian pulang untuk mengambil ternak mereka dan mengaraknya ke jalanan utama desa. Pada tahun 2019, tercatat ada 250 lebih ternak yang diarak dengan iringan musik gamelan keliling kampung.
“Sapinya sebelum diarak diberi makan ketupat terlebih dahulu dan kemudian diolesi minyak wangi. Walau bagaimanapun sapi ini telah membantu menyejahterakan keluarga,” kata Ranto (57), salah satu pemilik sapi dikutip dari ANTARA.
Upaya Melestarikan Budaya Nenek Moyang
©2021 Liputan6.com
Menurut Hadi Sutarno (65), sesepuh Desa Sruni, tradisi lebaran sapi ini merupakan upaya dari melestarikan budaya nenek moyang. Dia mengatakan, pada tahun 2019 silam, ada 110 keluarga yang ikut arak-arakan dengan membawa sapi mereka keliling kampung.
“Jadi upacara tradisi ini merupakan tanda rasa syukur warga yang ditunjukkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan hasil beternak sapi dan kambing,” kata Hadi.
Menyejahterakan Warga
©2021 Liputan6.com
Dalam tradisi lebaran sapi itu, setiap hewan ternak yang mereka punya diperlakukan secara istimewa. Menurut Hadi, hal ini merupakan bentuk terima kasih yang diberikan pada sang sapi karena menghasilkan susu yang berlimpah.
Ia mencontohkan, satu sapi perah bisa menghasilkan susu sampai 20 liter sehari. Satu liternya dihargai antara Rp4.500 hingga Rp5.000.
“Ternak sapi dimanjakan oleh peternaknya karena melalui ternak itu mereka dapat memberikan kehidupan, kesejahteraan bagi keluarga. Warga di sini bisa makan, menyekolahkan anak, dan memberikan kesejahteraan dari hasil ternak sapi,” ungkap Hadi pada Minggu (9/5). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaSuasana hangat terasa di salah satu desa di Gunungkidul saat Iduladha.
Baca SelengkapnyaPeristiwa sapi lepas terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah hingga membuat panik warga. Begini momen selengkapnya.
Baca SelengkapnyaTradisi Lebaran bukan cuma soal mudik dan makan ketupat. Di berbagai daerah banyak sekali tradisi dilakukan secara turun temurun dan hanya ada saat Lebaran.
Baca SelengkapnyaDalam panen raya tahun 2024 ini potensi bijih kopi mencapai 80-120 ton kopi.
Baca Selengkapnya60 Hewan kurban tersebut terdiri atas 20 ekor sapi dan 40 ekor kambing ke masjid dan pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaMomen "Iduladha Core" di Jawa Barat benar-benar sulit tertebak.
Baca SelengkapnyaTradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini sudah dilakukan sejak tahun 1989 silam.
Baca SelengkapnyaJika bibit sapi biasanya dibandrol sekitar Rp 9.000.000 per ekor, bibit Sapi Gerumbungan bisa sampai Rp 11.000.000 per ekor.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca Selengkapnya