Mengungkap Sejarah Transgender di Jawa, Ini 5 Fakta Tari Lengger Lanang Banyumas
Merdeka.com - Tari Lengger merupakan tarian khas masyarakat Banyumas. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua sampai empat penari yang didandani dengan pakaian khas. Biasanya, tarian ini diiringi dengan musik calung, yaitu sejenis gamelan yang terbuat dari bambu.
Dalam sejarahnya, tarian lengger dibawakan oleh laki-laki. Namun untuk menari Lengger, laki-laki itu harus berdandan layaknya perempuan. Karena dibawakan oleh laki-laki, tarian ini juga dikenal dengan nama Lengger Lanang. Bahkan, tarian Lengger Lanang di Banyumas itu memiliki sejarah yang amat panjang. Berikut selengkapnya:
Asal Mula Tarian Lengger di Banyumas
-
Apa itu tari tradisional? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Bagaimana ciri khas tari tradisional? • Diiringi oleh musik tradisional khas daerah tersebut • Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti • Mengandung filosofi yang berassal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.
-
Apa keunikan Tari Turuk Langgai? Tarian Turuk Langgai merupakan tarian yang gerakannya menyerupai hewan di hutan atau di lingkungan yang mereka tempati. Tarian ini juga menjadi bagian dari sebuah ritual dan juga melibatkan roh-roh halus.
-
Bagaimana gerakan Tari Turuk Langgai? Mengutip dari situs resmi warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tarian Turuk Langgai ini secara garis besar gerakannya mirip dengan gerakan hewan yang berada di sekitar tempat tinggal mereka. Mayoritas hewan yang mereka tirukan ketika membawakan Turuk Langgai terdiri dari elang, monyet, ayam, dan hampir seluruh jenis binatang yang ada di lingkungan mereka.
-
Apa itu Tari Gandrung? Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tarian khas Banyuwangi ini berasal dari kata 'Gandrung' dalam bahasa Jawa artinya 'Tergila-gila' atau 'Cinta habis-habisan'.
-
Apa itu Tari Ledek? Ledek ini merupakan salah satu kesenian legendaris berupa pertunjukan tari keliling yang khusus tampil pada malam hari.Suara perangkat gamelan mini termasuk gong jadi ciri khas hadirnya kesenian Ledek di perkampungan.
©2020 liputan6.com
Dalam bukunya yang berjudul Lengger Tradisi dan Transformasi, seorang peneliti budaya bernama Sunaryadi menuliskan ada dua kemungkinan tentang munculnya kesenian Lengger untuk pertama kali. Ada yang menyebutkan kalau kesenian itu berasal dari Jatilawang, Banyumas dan ada pula yang menyebutkan kalau kesenian itu berasal dari Mataram dan masuk ke wilayah Kalibagor, Banyumas pada 1755.
Dikutip dari merdeka.com, Lengger sebenarnya merupakan kesenian yang dibawa oleh laki-laki, namun karena dandanan dan pakaian yang dikenakan, tarian itu seolah-olah dibawakan oleh perempuan.
“Dikira leng ning jengger, dikira lubnang tetapi jengger,” tulis Sunaryadi dalam bukunya itu.
Mengungkap Sejarah Transgender di Jawa
©2020 liputan6.com
Penemuan kesenian Lengger Lanang di Banyumas bermula pada abad ke-18. Pada waktu itu Mangkunegaran VII memerintahkan tiga orang sastrawan untuk berkeliling Jawa dan menuliskan kehidupan penduduk Jawa pada saat itu.
Ketika tiba di daerah Banyumas, tiga sastrawan itu menjumpai kesenian Lengger Lanang. Kisah mereka kemudian tertulis dalam Serat Centhini.
Perlu Ritual Khusus
©2020 liputan6.com
Perlu ritual khusus untuk menjadi seorang penari Lengger. Salah satunya adalah tidur di depan pintu tiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
Tak hanya itu, seorang calon penari Lengger juga harus melakukan puasa mutih alias tidak makan apapun kecuali nasi kepal dalam sehari dan juga melakukan laku tirakat di sebuah tempat khusus bernama Panembahan Lengger.
“Penari juga harus bersemedi di tempat khusus Lengger,” ujar Didi Nini Thowok, seorang penari yang menaruh minat khusus terhadap tarian asli Banyumas itu.
Misteri Dewi Sekar Melati
©2020 Merdeka.com
Tak cukup menjalani ritual khusus, bahkan untuk menjadi penari Lengger, seseorang juga butuh indang. Dengan adanya indang yang masuk ke dalam jiwa, seseorang bisa melakukan tarian dan menembang tanpa perlu belajar. Hal inilah yang diperoleh dari salah seorang penari Lengger, Dariah.
Terlahir dengan nama Sadam, Dariah diyakini mendapatkan indang sehingga ia dapat menjadi seorang Lengger. Karena itulah ia tak pernah berhenti menari hingga akhir hayat. Bahkan dalam kesehariannya, penari yang terlahir sebagai seorang laki-laki itu memilih untuk hidup sebagai perempuan. Saat menjelang ajalnya, Dariah menyebut nama Dewi Sekar Melati yang dipercaya sebagai indangnya.
“Mungkin saja, Dewi Sekar Melati itu indangnya uwak (Dariah). Setelah dibuang, uwak sudah terasa pasrah dan tidak punya beban lagi,” ungkap Nur Kholifa, cucu Dariah, dikutip dari merdeka.com.
Sudah Mulai Hilang
©2020 liputan6.com
Sementara itu, budayawan Banyumas yang juga penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari, di Banyumas, seni transgender sebenarnya sudah biasa. Hanya saja perlahan-lahan seni itu sudah mulai hilang.
Dewasa ini penari Lengger lebih banyak dibawakan oleh perempuan, yang lebih dikenal dengan nama Ronggeng. Padahal dulunya kesenian Lengger juga pernah tertulis di buku History Of Java karya Thomas Raffles.
Tohari menambahkan, kesenian Banyumasan hampir seluruhnya berorientasi kerakyatan. Kesenian itu bisa dinikmati oleh rakyat jelata yang rata-rata hidupnya sebagai petani.
“Sudah sejak dulu ada. Penari menjadi wandu atau banci karena penari Lengger dulu banyak,” kata Ahmad Tohari dikutip merdeka.com dari Liputan6.com pada Sabtu (8/8). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Baca SelengkapnyaTari Ngebeng, kesenian tradisional khas Provinsi Jambi yang dahulu dianggap tarian tabu oleh masyarakatnya.
Baca SelengkapnyaKesenian ini unik, dan pernah jadi media mata-mata Sunan Gunung Jati ke Kerajaan Pajajaran.
Baca SelengkapnyaTari tradisional klasik dari Lampung Timur ini dibawakan oleh penari pria dan wanita dengan iringan musik kolintang yang terbuat dari bahan perunggu.
Baca SelengkapnyaDengan karakter yang tegas, tarian ini merupakan representasi dari Prabu Baladewa.
Baca SelengkapnyaSeni Goyang Karawang sebenarnya penuh dengan nilai positif dan jauh dari kean erotis
Baca SelengkapnyaMenyesuaikan diri dengan irama musik jazz menjadi tantangan sendiri bagi penari lengger
Baca SelengkapnyaTari Landok Sampot lahir dari kebiasaan masyarakat setempat ketika masa penjajahan pada tahun 1800-an.
Baca SelengkapnyaTarian ini mengajarkan sopan santun ala bangsawan Sunda.
Baca SelengkapnyaTarian ini bukan hanya menjadi hiburan semata, melainkan juga ditampilkan dalam acara-acara resmi dan festival budaya Melayu di Bitan dan Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini masih tergolong dalam tarian Zapin Melayu yang pada umumnya dibawakan oleh pemuda-pemudi Lampung.
Baca SelengkapnyaTari Toga, tarian kuno warisan kerajaan siguntur dari Sumatra Barat.
Baca Selengkapnya