Mengunjungi Pasar Sore Kauman, Wisata Kuliner Ramadan Favorit di Jogja
Merdeka.com - Setiap Bulan Ramadan, gang di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta mendadak menjadi ramai orang yang berdagang aneka macam kuliner. Mereka menjajakan berbagai macam makanan sore hari menjelang waktu berbuka tiba.
Pengunjung ramai berdatangan. Tak banyak yang tahu, pada awal-awal hanya dua orang yang berjualan di gang kecil itu.
Lalu seperti apa fakta menarik soal Pasar Sore Kauman? Berikut selengkapnya:
-
Apa yang menjadi favorit pengunjung di Pasar Ramadan Kebon Kacang? Menu takjil di sini super lengkap. Bakwan Pontianak sama ayam cabai hijau jadi favorit pengunjung.
-
Apa itu jajanan pasar? Baik itu anak-anak, remaja hingga orang tua sekali pun. Hal ini lantaran jajanan pasar memiliki beragam jenisnya. Mulai dari jajanan bercita rasa manis, gurih, asam hingga pedas. Tak hanya itu, jajanan pasar juga memiliki kelezatan yang mamanjakan lidah.
-
Siapa yang berbelanja di pasar? Pada Sabtu (3/8), Ussy Sulistiawaty memposting foto-fotonya saat berbelanja ke pasar di akun Instagramnya.
-
Dimana perajin tahu di Dusun Kanoman jual tahu? Hendro mengatakan, sehari-hari ia harus berangkat dari rumah jam 4 pagi berjualan tahu di pasar. Ia kemudian pulang ke rumah sekitar jam 7 pagi.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Beberapa pedagang masih berjualan di pasar tersebut. Namun mereka pun sudah mengemasi barang-barang mereka untuk selanjutnya pulang.
Dulu Hanya Dua Orang yang Berjualan
©2023 brilio.net
Salah satu pedagang yang ikut merintis berdirinya Pasar Sore Kauman adalah Rohyana. Ia bercerita pada tahun 1970, hanya ada dua orang yang berjualan di sana. Bahkan pada tahun 1994, jumlah penjualnya masih empat orang.
“Dulu makanan yang dijual juga khas, kicak yang terbuat dari ketan dan parutan kelapa,” kata Rohyana dikutip dari Brilio.net.
Dari tahun ke tahun, jumlah pedagang yang berjualan di gang kecil itu semakin banyak. Pada akhirnya mulai tahun 2000 Pasar Sore Kauman mulai dikelola secara serius oleh RW setempat.
Semakin Berkembang
Pedagang yang berjualan di Pasar Sore Kauman tak hanya berasal dari warga asli kampung itu. Mereka juga ada yang datang dari berbagai tempat.
Pedagang yang ingin berjualan di sana diharuskan untuk membayar uang sewa lapak. Pada tahun 2015 lalu, uang sewa lapaknya sebesar Rp160 ribu per bulan.
Kedatangan pedagang dari luar membuat makanan yang dijual semakin beragam. Kemasyhuran pasar sore itu mengundang media nasional hingga artis-artis terkenal rela mampir ke sana.
“Kalau artis banyak ya mas. Ada Benoe Bule, Asri Welas, Fadli dan Fadlan, Sheila on 7, sampai menteri-menteri juga pernah menikmati makanan di sini,” ujar Rohyana.
Penggerak Wisata
©2023 brilio.net
Pada tahun 2018, Kepala Dinas Pariwisata DIY saat itu, Aris Riyanta mengatakan bahwa penyelenggaraan Pasar Sore Kauman bisa menambah pergerakan wisatawan di Yogyakarta. Apalagi memasuki Bulan Ramadan, kunjungan wisatawan justru lesu.
Oleh karena itu, acara-acara spesial sambut Ramadan justru membuat wisata di Yogyakarta semakin semarak.
“Selain menjadi ajang ngabuburit warga setempat, sebetulnya event-event yang sengaja diciptakan selama Ramadan termasuk Pasar Ramadan mampu memberikan dampak pergerakan wisata,” kata Aris dikutip dari ANTARA.
(mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada banyak pasar ramadan yang bisa dikunjungi sambil menunggu bedug magrib
Baca SelengkapnyaSejak pukul 16.00 WIB, warga hilir mudik memadati 'pasar' yang hanya tersedia selama bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaSelain menyajikan nasi kapau, berbagai makanan khas Sumatera Barat seperti Lemang Tapai, bubur kampiun, dan kue-kue lainnya pun tersedia di sentra kuliner ini.
Baca SelengkapnyaMenjelang berbuka puasa, Sentra Kuliner di Jalan Kramat Raya yang menyajikan Nasi Kapau dan berbagai makanan khas Sumatra Barat ini ramai diserbu pembeli.
Baca SelengkapnyaPasar Rawamangun jadi tempat berburu takjil selain Benhil dengan menu-menunya yang unik.
Baca SelengkapnyaBahan takjil yang dijual sendiri mulai dari kolang kaling, berbagai jenis jeli sampai cincau. Harganya murah
Baca SelengkapnyaTakjil menjadi salah satu bagian yang paling identik dengan bulan puasa saat Ramadan.
Baca SelengkapnyaDi dalam pasar itu, dapat dijumpai berbagai kuliner unik yang jarang dijumpai di tempat lain.
Baca SelengkapnyaPasar Keluh letaknya begitu terpencil di pelosok desa Ponorogo. Suasana tempo dulu begitu terasa saat berkunjung ke pasar tersebut.
Baca SelengkapnyaPara pedagang dan pembelinya tak hanya berasal dari Wonogiri, namun juga dari kabupaten di dekatnya yaitu Ponorogo dan Magetan.
Baca SelengkapnyaSuasana pasar ini seolah mengingatkan kehidupan masyarakat saat era penyebaran agama Islam. Semakin kental terasa dengan pembayaran yang memakai koin kayu unik.
Baca SelengkapnyaDengan adanya kirab tersebut para pedagang berharap pasar bakal semakin ramai pengunjung.
Baca Selengkapnya