Penyebab Polifagia, Kondisi Lapar Terus-menerus Walau Sudah Makan
Kebiasaan lapar secara berlebihan perlu diwaspadai.
Kebiasaan lapar secara berlebihan perlu diwaspadai.
Penyebab Polifagia, Kondisi Lapar Terus-menerus Walau Sudah Makan
Rasa lapar adalah kondisi umum yang terjadi sehari-hari. Biasanya, ini adalah tanda tubuh membutuhkan asupan makanan untuk mendapatkan energi. Biasanya, setelah selesai mengonsumsi makanan, perut akan terasa kenyang dan tubuh mendapat energi cukup untuk melakukan berbagai macam aktivitas. Meski begitu, tak sedikit orang justru tidak kunjung kenyang meskipun sudah makan. Bahkan beberapa orang merasa lapar secara terus menerus, padahal baru saja menyelesaikan santapan makanan. Jika Anda salah satu yang mengalami kondisi ini, bisa jadi ini adalah tanda dari polifagia.
-
Apa saja gejala menahan lapar terlalu lama? Gejalanya bisa berupa rasa nyeri di perut, mual, hingga muntah. Bila nggak ditangani segera, bisa-bisa gangguan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa penyebab makan berlebihan? Emotional eating sering kali menjadi penyebab makan berlebihan dan perasaan bersalah setelahnya.
-
Bagaimana kurang makan membuat susah kendalikan nafsu makan? Ketika Anda melewatkan waktu makan, tubuh akan merespons dengan rasa lapar berlebihan pada waktu makan berikutnya.
-
Apa jenis rasa lapar yang ada? Rasa lapar yang dialami bisa bersifat fisik, emosional, atau dipicu oleh rangsangan dari luar.
-
Makanan apa yang buat perut cepat lapar? Makanan tinggi gula, terutama yang mengandung gula tambahan, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat.
-
Kenapa gula darah tinggi menyebabkan sering lapar? Pada orang yang sedang mengalami lonjakan gula darah, tubuh akan mudah menjadi lapar, lebih dari biasanya. Normalnya, sering makan akan diikuti dengan kenaikan berat badan. Namun pada penderita gula darah tinggi, berat badan justru akan menurun.
Pengertian dan Gejala Polifagia
Sebelum mengetahui penyebab polifagia, perlu diketahui pengertian dan gejalanya. Secara umum, setiap orang memiliki keinginan makan setiap 2 hingga 4 jam sekali. Dalam rentang waktu ini, kondisi lapar dan ingin makan yang dirasakan masih normal. (Foto: pixabay.com)
Namun, terdapat beberapa orang yang terus-menerus merasa makan. Bahkan kondisi lapar masih dirasakan meskipun baru saja selesai makan. Kondisi ini sering disebut pula dengan polifagia. Polifagia adalah istilah medis yang digunakan oleh para ahli untuk menggambarkan rasa lapar yang meningkat atau nafsu makan yang berlebihan. Gejala orang yang mengalami polifagia tidak lain adalah makan yang tidak normal. Rasa lapar tidak hilang hanya dengan makan secara normal. Dengan begitu, selalu muncul keinginan untuk makan terus menerus untuk mendapatkan rasa kenyang dan kepuasan.Penyebab Polifagia: Diabetes
Setelah mengetahui pengertian dan gejala, berikutnya akan dijelaskan penyebab polifagia. Penyebab yang pertama adalah penyakit diabetes. Polifagia mungkin merupakan gejala diabetes. Apa pun yang Anda makan, tubuh akan mengubahnya menjadi glukosa. (Foto: pixabay.com)
Umumnya, dengan hormon insulin, glukosa yang dihasilkan dapat ditransfer dari aliran darah ke sel tubuh. Sel-sel kemudian menggunakan glukosa ini untuk energi untuk meneruskan fungsi tubuh normal. Namun, pada penderita diabetes, tubuh tidak dapat memproduksi insulin (tipe 1) atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi dengan benar (tipe 2). Oleh karena itu, glukosa yang diubah dari makanan yang dikonsumsi tetap berada di aliran darah Anda lebih lama dan dikeluarkan melalui urine. Ini berarti bahwa sel tidak mendapatkan energi untuk berfungsi dengan baik. Saat ini terjadi, Anda mendapat sinyal dari sel tubuh untuk terus makan sehingga mereka bisa mendapatkan glukosa yang mereka butuhkan.
Penyebab Polifagia: Hipoglikemia
Penyebab polifagia berikutnya adalah kondisi hipoglikemia. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tingkat yang tinggi. Hipoglikemia ini umum terjadi pada penderita diabetes, meski begitu ini juga dapat terjadi pada siapa saja. Orang dengan hipoglikemia sering mengalami gejala pusing, sulit konsentrasi, hingga berkeringat. (Foto: pixabay.com)
Penyebab Polifagia: Stres
Penyebab polifagia selanjutnya adalah stres. Saat Anda stres, tubuh biasanya melepaskan sejumlah hormon dalam ukuran yang besar, yaitu hormon kortisol. Ini adalah hormon yang memengaruhi nafsu makan Anda. (Foto: pixabay.com)
Tidak heran, jika Anda sedang stres atau cemas sering kali merasa lapar dan ingin makan dalam jumlah banyak. Sebab, makanan secara sadar atau tidak sadar kerap dijadikan obat untuk mengatasi emosi negatif dalam tubuh. (Foto: pixabay.com)
Penyebab Polifagia: Sindrom PMS
Penyebab polifagia juga bisa mendapat pengaruh dari sindrom pramenstruasi (PMS). Ini adalah kondisi di mana terjadi perubahan hormon dalam tubuh wanita pada siklus menstruasi. Perbuahan hormon inilah yang sering kali menyebabkan rasa lapar. (Foto: pixabay.com)
Perubahan hormon yang fluktuatif ini biasanya terjadi menjelang tanggal menstruasi. Di mana tubuh mengalami lonjakan hormon estrogen dan progesteron serta penurunan serotonin menyebabkan keinginan kuat akan karbohidrat dan lemak. Gejala PMS lainnya termasuk: • Lekas marah dan perubahan suasana hati • Kembung • Gas • Kelelahan • Diare
Penyebab Polifagia: Kurang Tidur
Penyebab polifagia yang terakhir adalah kondisi kurang tidur. Perlu diketahui, bahwa hormon yang mengatur rasa lapar sering kali dipicu saat Anda kurang tidur. Oleh karena itu, kurang tidur membuat tubuh Anda lebih sulit mengontrol kadar hormon yang mengatur rasa lapar. (Foto: pixabay.com)
Saat Anda merasakan lapar yang tidak normal, maka muncul dorongan untuk makan makanan dengan lebih banyak kalori daripada biasanya. Bukan hanya jam tidur, kualitas tidur juga penting. Sleep apnea dan gangguan tidur lainnya juga bisa menyebabkan Anda makan lebih banyak. (Foto: pixabay.com)