Rutenya Menyusuri Lembah Sungai Serayu, Ini Sejarah Jalur Kereta Api SDS
Merdeka.com - Tahun 1893 menjadi tahun bersejarah bagi masyarakat yang hidup di kawasan sepanjang Sungai Serayu. Di tahun itu, berdirilah sebuah perusahaan kereta api bernama SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappij). Perusahaan itu nantinya akan membangun sebuah jalur kereta api di sepanjang lembah Sungai Serayu dari Wonosobo hingga Cilacap.
Dilansir dari Banjoemas.com, jalur kereta api itu awalnya dibangun untuk mengakomodir perusahaan pabrik gula milik Belanda yang banyak tersebar di daerah itu. Setelah itu barulah jalur kereta api dibangun mulai tahun 1896 untuk rute Maos-Purwokerto Timur.
Lantas bagaimana perkembangan jalur kereta api itu selanjutnya? Dan apa yang membuat kini jalur itu hanya menyisakan sejarah? Berikut selengkapnya:
Pembangunan Jalur Kereta Api Maos-Banjarnegara
©banjoemas.com
Pada tahun 1896, pembangunan jalur kereta api dilakukan dan terbagi atas empat segmen yaitu Maos-Purwokerto Timur sepanjang 29 km, Purwokerto Timur-Sokaraja sepanjang 9 km, Sokaraja-Purwareja Klampok sepanjang 16 km, dan Purwareja Klampok-Banjarnegara sepanjang 30 km.
Setelah dilakukan pengujian dengan hanya mengangkut barang milik pemerintah, selanjutnya SDS mengoperasikan gerbong barang dan gerbong penumpang yang terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga.
Pada 12 Mei 1898, Pemerintah Hindia Belanda meminta SDS membuka jalur ke arah Purbalingga karena di sana terdapat dua pabrik gula, yaitu Pabrik Gula (PG) Kalimanah dan PG Bojong. Jalur baru Banjarsari-Purbalingga sepanjang 7 km kemudian dioperasikan pada 1 Juli 1900.
Jalur Kereta Api Pengangkut Tembakau
©banjoemas.com
Memasuki abad ke-20, daerah Wonosobo yang merupakan kawasan penghasil tembakau dan komoditas pertanian lain dimasukkan dalam daftar rencana SDS dalam mengekspansi jalur kereta api. Waktu itu, pengiriman tembakau ke Batavia dilakukan melalui jalan darat lewat Pekalongan. Padahal jalan darat lewat rute ini cukup sulit karena harus melewati daerah Pegunungan Kalibening.
Pada akhirnya, proyek terusan jalur kereta api SDS Banjarnegara-Wonosobo dilaksanakan berbekal surat keputusan Pemerintah Belanda tertanggal 22 Juni 1912. Pembangunannya terbagi atas dua segmen yaitu Banjarnegara-Selokromo sepanjang 19 km yang beroperasi per tanggal 1 Mei 1916 dan rute Selokromo-Wonosobo sepanjang 14 km yang beroperasi per 7 Juni 1917.
Masa Jaya Jalur Kereta Purwokerto-Wonosobo
©banjoemas.com
Pada saat jalur Purwokerto-Wonosobo beroperasi, perusahaan yang paling berkepentingan terhadap jalur ini adalah perusahaan gula. Selain mengangkut gula yang akan diekspor ke luar negeri melalui Pelabuhan Cilacap, kereta api-kereta api yang lewat jalur ini juga mengangkut perlengkapan pabrik yang didatangkan langsung dari luar negeri.
Seiring dengan dibukanya jalur kereta api ke Wonosobo, kereta api itu juga mengangkut komoditas tembakau. Pada masa jayanya, satu rangkaian kereta api dapat mencapai 5 kereta yang terdiri dari gerbong barang dan kereta penumpang. Dilansir dari Kai.id, jadwal keberangkatannya adalah 2 kali dari Wonosobo pada waktu pagi dan sore, dan 2 kali dari Purwokerto pada pagi dan sore juga.
Penutupan Jalur SDS
©banjoemas.com
Penutupan jalur SDS terlebih dahulu dimulai pada masa pendudukan Jepang tahun 1942. Pada waktu itu, jalur SDS antara Stasiun Kebasen hingga Tanjung dibongkar untuk menyederhanakan jalur dan penghematan, mengingat waktu itu jalurnya berdampingan dengan jalur Staats Spoorwegen (SS) Cirebon-Kroya yang sudah diresmikan sejak 1917. Setelah kemerdekaan, jalur SDS antara Purwokerto-Banjarnegara-Wonosobo sebenarnya masih beroperasi. Namun pada tahun 1978 jalur itu ditutup karena kalah bersaing dengan moda transportasi yang menggunakan jalan raya.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.
Baca SelengkapnyaJembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Baca SelengkapnyaKini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
Baca SelengkapnyaWilayah yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dulunya dikenal sebagai kota yang kaya akan rempah-rempah.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaPenetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca Selengkapnya