Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanda-tanda ASI Perah Basi yang Mudah Dikenali, Perhatikan Bau dan Rasanya

Tanda-tanda ASI Perah Basi yang Mudah Dikenali, Perhatikan Bau dan Rasanya Ilustrasi air susu ibu. ©Shutterstock/lorenzo_graph

Merdeka.com - Bagi para ibu menyusui, memerah ASI menjadi kegiatan yang rutin dilakukan. Terutama bagi ibu menyusui yang bekerja atau berkarier dengan jam kerja pasti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat persediaan ASI yang dapat diberikan pada bayi saat ibu sedang bekerja. Dengan begitu, bayi tetap mendapatkan asupan ASI dengan cukup meskipun sang ibu sehari-hari bekerja.

Dalam hal ini, ibu akan memompa payudara sehingga ASI bisa keluar dan dimasukkan ke dalam botol susu atau kantong susu dengan tutup yang rapat. Selanjutnya, botol atau kantong susu tersebut akan dimasukkan ke dalam lemari es untuk didinginkan. Dengan menyimpan ASI ke dalam lemari pendingin dapat memperpanjang daya tahan ASI sehingga dapat diberikan bayi untuk beberapa hari ke depan.

Meskipun tahan dalam waktu yang cukup lama, namun ibu harus memperhatikan tanda-tanda ASI perah basi dengan baik. Mungkin hal ini sering membuat Anda bingung, apakah ASI perah yang telah disimpan sejak beberapa waktu lalu masih segar dan layak dikonsumsi bayi. Tanda-tanda ASI perah basi ini dapat dilihat dari bentuk ASI yang berbeda dari semula, bau, dan rasa yang tidak sedap.

Orang lain juga bertanya?

Jika salah satu atau lebih tanda-tanda ASI perah basi ini Anda temui, maka sebaiknya tidak diberikan pada bayi. Tentu saja, Anda ingin memberikan kualitas ASI terbaik untuk anak sehingga dapat membantu proses tumbuh dan berkembangnya. Dilansir dari situs Mom Loves Best, berikut kami merangkum tanda-tanda ASI perah basi yang perlu diperhatikan.

Pedoman Menyimpan ASI yang Benar

ilustrasi menyusui

Shutterstock/Zurijeta

Sebelum mengetahui tanda-tanda ASI perah basi, perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana pedoman menyimpan ASI yang benar. Seperti diketahui, terdapat dua jenis ASI yang dapat dikonsumsi bayi yaitu ASI segar dan ASI perah atau hasil pompa. ASI segar yaitu air susu yang keluar dari payudara ibu yang langusng diberikan atau dikonsumsi bayi. Susu segar ini masih memiliki kesegaran, penuh nutrisi dan mengandung antibodi khas.

Sementara itu, susu perah atau ASI hasil pemompaan adalah air susu yang telah diperah dan disimpan dalam lemari es. Tidak seperti susu segar, ASI perah ini tidak mengandung bakteri baik, namun tidak akan mengancam kesehatan bayi. Anda masih bisa memberikan ASI perah untuk dikonsumsi bayi, namun beberapa manfaatnya akan berkurang karena tidak lagi segar.

Berikut beberapa pedoman penyimpanan ASI perah dengan benar :

  • Suhu kamar - 4 jam (ideal) hingga 6 jam (dapat diterima).
  • Kulkas - 72 jam (ideal) hingga 8 hari (dapat diterima).
  • Freezer - 3-6 bulan.
  • Deep Freeze - 6-12 bulan.
  • 6 Aturan daya tahan Asi yang disimpan:

  • 6 jam di konter.
  • 6 hari di lemari es.
  • 6 bulan di dalam freezer.
  • Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Penyimpanan ASI

    Sebelum mengetahui tanda-tanda ASI perah basi, perlu diketahui pula faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas penyimpanan ASI. Secara umum, terdapat dua faktor utama yang memengaruhi kualitas ASI perah yaitu sebagai berikut:

    1. Suhu

    Susu di lemari es sebaiknya disimpan dekat bagian belakang , di mana suhunya paling dingin dan paling stabil, tidak terpengaruh oleh buka tutup pintu. Susu yang disimpan dalam freezer lemari es dikatakan dapat bertahan hingga enam bulan. Jika Anda memiliki freezer khusus, maka susu dapat disimpan hingga 12 bulan karena suhunya yang lebih dingin dan lebih stabil.

    2. Wadah penyimpanan

    Menyimpan susu sebaiknya di dalam kantong penyimpanan susu yang dibuat khusus untuk pembekuan atau dalam botol plastik atau botol kaca yang keras . Keduanya harus bersih dan tertutup rapat sebelum disimpan untuk mencegah kontaminasi, yang dapat menyebabkan pembusukan susu.

    Lihat Bentuk ASI Lebih Dekat

    001 destriyana

    ©2015 Merdeka.com/shutterstock

    Setelah mengetahui pedoman waktu yang baik dalam menyimpan ASI, berikutnya perlu diketahui tanda-tanda ASI perah basi. Tanda-tanda ASI perah basi yang pertama dapat dilihat dari bentuknya secara dekat. Secara alami, ASI yang telah dipompa maka lemaknya akan terpisah naik ke permukaan dan air yang ada di bawahnya.

    Saat diputar secara lembut, kedua bagian yang terpisah tersebur akan tercampur degan mudah. Jika ASI tetap terpisah atau ada gumpalan yang mengapung di dalamnya setelah dicampurkan kembali, kemungkinan ASI sudah membusuk dan sebaiknya dibuang.

    Bau ASI yang Anyir

    Tanda-tanda ASI perah basi berikutnya dapat diketahui dengan memperhatikan bau atau aromanya. Jika Anda telah menyimpannya di lemari es atau pada suhu kamar, selanjutnya bisa melakukan tes aroma untuk menentukan apakah susu Anda masih layak konsumsi atau sudah busuk. Meskipun terdapat beberapa variasi bau pada ASI, namun jika ASI berbau anyir atau seperti susu asam, ini bisa menjadi tanda bahwa ASI mungkin sudah tidak layak konsumsi.

    Untuk menguji aroma ASI, bekukan sedikit ASI selama lima hari, kemudian cairkan, lalu uji aromanya. Dalam jangka waktu singkat saat bisa mengetahui aroma ASI yang asam dan yang tidak. Namun pada beberapa ibu yang mempunyai kandungan lipase tinggi, enzim tersebut dapat menyebabkan ASI yang dicairkan berbau asam, meskipun masih sangat aman dikonsumsi.

    Rasa ASI yang Asam atau Tengik

    ilustrasi air susu ibu

    ©Shutterstock/lorenzo_graph

    Tanda-tanda ASI perah basi yang terakhir bisa diketahui dari rasanya. Mirip dengan tes aroma, Anda perlu mencicipi ASI sebelum diberikan pada bayi. Biasanya ASI mempunyai rasa yang berbeda dari susu sapi, namun rasa apapun dapat dikatakan layak konsumsi selain rasa tengik atau asam.

    Jika Anda menyimpan susu di lemari es dan rasanya tengik atau asam, kemungkinan susu sudah membusuk dan tidak boleh diberikan kepada bayi Anda. Dalam kasus susu beku, lihat langkah-langkah di atas untuk menentukan apakah susu Anda cenderung memiliki rasa asam yang aman karena kandungan lipase tinggi. Jika bukan ini masalahnya, tetapi susu masih terasa asam, sebaiknya buang susu karena kemungkinan sudah membusuk. (mdk/ayi)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Bisakah ASI Jadi Basi dan Rusak Jika Tidak Dikeluarkan?
    Bisakah ASI Jadi Basi dan Rusak Jika Tidak Dikeluarkan?

    Air Susu Ibu perlu dikeluarkan secara berkala karena alasan ini.

    Baca Selengkapnya
    Cara Menyimpan MPASI dengan Baik, Perhatikan Jenis Makanan
    Cara Menyimpan MPASI dengan Baik, Perhatikan Jenis Makanan

    Cara menyimpan MPASI perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas makanan.

    Baca Selengkapnya
    Apakah Makan Pedas Memengaruhi ASI, Ketahui Efek Sampingnya
    Apakah Makan Pedas Memengaruhi ASI, Ketahui Efek Sampingnya

    Perlu diketahui penjelasan hubungan makanan pedas dan ASI.

    Baca Selengkapnya
    Perbedaan Susu Steril, UHT dan Pasteurisasi, Mana yang Paling Bagus untuk Anak?
    Perbedaan Susu Steril, UHT dan Pasteurisasi, Mana yang Paling Bagus untuk Anak?

    Perbedaan susu steril, susu pasteurisasi, dan susu UHT yang biasanya dikemas dalam kotak karton atau kaleng. Untuk anak pastikan terlebih dahulu kesiapan anak.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal 5 Tahapan Tekstur MPASI Bayi, Orang Tua Wajib Tahu
    Mengenal 5 Tahapan Tekstur MPASI Bayi, Orang Tua Wajib Tahu

    Jenis serta waktu pemberian makanan saat bayi mulai MPASI perlu diperhatikan oleh orang tua.

    Baca Selengkapnya
    Tengah Ramai Dibahas, Ini Penjelasan IDAI Terkait Olahan ASI Perah menjadi Bubuk
    Tengah Ramai Dibahas, Ini Penjelasan IDAI Terkait Olahan ASI Perah menjadi Bubuk

    Perubahan ASI menjadi bentuk bubuk saat ini tengah ramai. Ketahui panduan dan pendapat IDAI terkait hal ini.

    Baca Selengkapnya
    7 Dampak Kekurangan ASI pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu
    7 Dampak Kekurangan ASI pada Bayi, Orang Tua Wajib Tahu

    Kekurangan ASI dapat menyebabkan bayi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.

    Baca Selengkapnya
    Masihkah Aman untuk Mengonsumsi Daging Giling yang Sudah Mulai Berubah Warna jadi Keabu-abuan?
    Masihkah Aman untuk Mengonsumsi Daging Giling yang Sudah Mulai Berubah Warna jadi Keabu-abuan?

    Daging giling yang disimpan dalam waktu lama cenderung berubah warna menjadi abu-abu. Dalam kondisi ini, masihkah aman untuk dikonsumsi?

    Baca Selengkapnya
    Ketahui Tanda Kondisi Bayi Normal dan Sudah Cukup Diberi ASI
    Ketahui Tanda Kondisi Bayi Normal dan Sudah Cukup Diberi ASI

    Penting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.

    Baca Selengkapnya
    Jangan Sampai Salah, Ini 4 Hal yang Tak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir
    Jangan Sampai Salah, Ini 4 Hal yang Tak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir

    Pada bayi yang baru lahir, kesalahan perlakuan dari orangtua bisa berdampak pada kesehatan mereka.

    Baca Selengkapnya
    Trik Rahasia Simpan Lontong Agar Tidak Bau dan Tetap Lembut Selama 2 Hari
    Trik Rahasia Simpan Lontong Agar Tidak Bau dan Tetap Lembut Selama 2 Hari

    Tukang sate ini punya rahasia agar lontong tetap fresh, awet dan tidak berbau selama 2 hari. Begini caranya.

    Baca Selengkapnya
    Memahami Perkembangan Tekstur Makanan Pendamping ASI (MPASI) Anak 6 Bulan Hingga 12 Bulan
    Memahami Perkembangan Tekstur Makanan Pendamping ASI (MPASI) Anak 6 Bulan Hingga 12 Bulan

    Perkembangan sensorik dan motorik anak menjadi faktor utama dalam menentukan kapan mereka siap untuk naik ke tahapan tekstur MPASI berikutnya.

    Baca Selengkapnya