Telah Berusia 140 Tahun, Ini 5 Fakta Sejarah Hotel Tugu Jogja yang Kini Terabaikan
Merdeka.com - Di Yogyakarta, tepatnya di sebelah utara Kawasan Malioboro, terdapat sebuah bangunan tua yang tak terawat. Bangunan itu dulunya difungsikan sebagai hotel, namanya Hotel Tugu.
Namun seiring waktu, nasib bangunan tua itu semakin terabaikan. Pada awal tahun 2019, sebagian atap bangunan itu dikabarkan roboh. Sebelumnya, kondisi atap bangunan itu banyak yang bocor dan beberapa kayu penyangga telah lapuk.
Kini, kondisi bangunan itu dikelilingi pagar seng yang terkunci sehingga tak seorang pun yang bisa menengok kondisinya dari luar. Padahal dulunya hotel itu merupakan hotel paling megah se-Jogja.
-
Dimana bangunan tua itu berada? Keberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
-
Dimana Teras Malioboro berada? Teras Malioboro merupakan ikon wisata belanja terbaru di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta.
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Dimana Plaza Malioboro berada? Plaza Malioboro Mengutip situs resmi Plaza Malioboro, pusat perbelanjaan ini terdiri dari tenant brand nasional dan internasional.
-
Dimana Rumah Hantu Malioboro? Terletak di Jalan Ahmad Yani, Rumah Hantu Malioboro menjadi tujuan wisata bagi para pecinta hal-hal seram.
-
Dimana lokasi Malioboro? Terletak di pusat kota, Malioboro terkenal dengan jalanannya yang ramai dan berbagai toko-toko serta pedagang kaki lima yang buka hingga larut malam.
“Kalau ditinjau dari sisi sejarahnya, Hotel Tugu memang sangat bersejarah. Pembangunannya bersamaan dengan berdirinya Stasiun Tugu Yogyakarta yang menjadi akses transportasi kereta api di segitiga Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang,” kata sejarawan UGM, Djoko Suryo dikutip dari Liputan6.com.
Lalu seperti apa kejayaan Hotel Tugu di masa lalu? Berikut selengkapnya:
Hotel Tertua di Yogyakarta
©2021 Brilio.net
Dilansir dari Brilio.net, Hotel Tugu didirikan pada akhir abad ke-19, bersamaan dengan berdirinya Stasiun Tugu pada tahun 1880. Pada waktu itu, Hotel Tugu masih bernama Loose Gennotchap Marba.
Menurut Djoko, bersamaan dengan Stasiun Tugu, Hotel Tugu merupakan saksi sejarah peristiwa revolusi Indonesia, terutama saat ibu kota Republik Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta. Waktu itu, banyak pejabat yang menginap terlebih dahulu di Hotel Tugu sebelum dipindahkan ke Gedung Agung.
Namun tak hanya menjadi saksi sejarah, hotel itu juga merupakan salah satu hotel tertua di Yogyakarta dan terbaik pada masanya, yaitu sekitar tahun 1920.
Pelayanan Terbaik Hotel Tugu
©2021 Brilio.net
Salah satu pelayanan terbaik dari Hotel Tugu adalah restorannya. Pada tahun 1930, hotel itu melayani tamu-tamu luar negeri yang singgah di Jogja. Restoran itu juga melayani pelanggan dari keluarga Keraton Yogyakarta.
Bahkan waktu itu, Raja Yogyakarta Sri Sultan HB VIII pernah takut diracuni oleh kalangan dalam keraton. Karena itulah ia memerintahkan agar makanan yang akan disantap dimasak dulu di restoran hotel tersebut. Makanan itu selanjutnya dibawa ke keraton dengan wadah tertutup.
Saksi Perjuangan Kemerdekaan
©2021 Brilio.net
Pada masa Agresi Militer II, hotel itu menjadi markas tentara Belanda. Oleh karena itu, Hotel Tugu menjadi sasaran utama pejuang Indonesia. Sirine yang terpasang di puncak menara hotel dijadikan tanda serangan udara dan jam malam sekaligus tanda dimulainya Serangan Umum 1 Maret 1949.
Setelah perang itu berakhir, Hotel Tugu digunakan sebagai tempat rapat antara Indonesia dengan Komisi Tiga Negara yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Rapat itu diselenggarakan untuk mempersiapkan Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.
Pernah Jadi Tempat Wisata
©2021 Brilio.net
Kasmadi, salah seorang warga Jogja, mengatakan dulunya hotel itu pernah jadi tempat wisata. Pada awal tahun 2000-an, dia pernah menjadi tukang parkir di kawasan itu dan bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 10.000 hingga Rp 50.000 per hari. Namun sejak tahun 2005, tak ada aktivitas lagi di hotel itu.
“Udah nggak pernah lagi saya jaga di situ. Sekarang sudah sepi. Banyak rumput, nggak ada yang masuk juga. Apalagi ditambah ada seng di situ,” ungkap Kasmadi dikutip dari Brilio.net.
Bagai Gajah di Pelupuk Mata
©2021 Brilio.net
Seorang pemerhati budaya, KRT Akhir Lusono mengibaratkan eks Hotel Tugu seperti “gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan kelihatan”. Lusono mengatakan, keberadaan hotel itu persis berada di jantung Kota Yogyakarta yang harusnya menjadi perhatian. Dia berharap aktivitas di kawasan hotel tersebut bisa dihidupkan kembali.
“Tapi pemerintah juga harus jemput bola untuk mengajak pemilik berembuk. Pemerintah tidak dapat lepas tangan begitu saja menyerahkan kepada pemilik. Terlebih keistimewaan DIY yang dulunya berawal dan dikawal masyarakat kini kewenangan itu sudah didelegasikan ke Pemda DIY,” kata KRT Akhir Lusono dikutip Merdeka.com dari Liputan6.com pada Jumat (5/3). (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Susananya mencekam, hotel milik Tommy Soeharto ini terbengkai sejak 1997
Baca SelengkapnyaTokoh-tokoh Nasional seperti Ir. Soekarno hingga RA Kartini pernah menginap di sana.
Baca SelengkapnyaSelabintana dulunya merupakan tempat berlibur orang-orang Eropa dari Batavia.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman.
Baca SelengkapnyaRumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.
Baca SelengkapnyaRuang tamu, pekarangan, hingga sejumlah ruangan di dalamnya nampak begitu luas.
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah tempat wisata di Jogja paling terkenal yang bisa dikunjungi.
Baca SelengkapnyaTak akan ada habisnya menjelajahi kota yang satu ini. Sebab, selalu ada wisata terhits di antara yang paling hits lainnya!
Baca SelengkapnyaWisma Kaliurang merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan kolonial. Sampai saat ini wisma itu masih digunakan untuk berbagai kegiatan umum
Baca SelengkapnyaSelain pengobatan penyakit paru-paru, dulu di lokasi ini juga terdapat gereja.
Baca SelengkapnyaKarena sudah lama tak terurus, kampus tersebut jadi terkesan seram.
Baca SelengkapnyaKota Babat punya peranan penting dalam perkembangan sejarah Kabupaten Lamongan.
Baca Selengkapnya