Puluhan Warga Demo Tolak Pendirian Gereja di Gresik, Ini 3 Fakta di Baliknya
Merdeka.com - Puluhan warga Desa Bringkang Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, Jawa Timur menggelar demonstrasi menolak pendirian gereja dan aktivitas peribadatan pada Minggu (10/4) malam. Salah satu yang mencuri perhatian dari demonstrasi tersebut ialah keberadaan spanduk yang mencatut nama lembaga Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Gresik.
Ketua Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Gresik, Abdul Rokhim menegaskan bahwa pencatutan nama ‘Ansor’ itu di luar jalur resmi lembaga yang bersangkutan.
“Secara resmi kami tidak pernah memerintahkan kepada siapapun untuk mencantumkan nama Ansor dalam aksi itu. sampai saat ini kami masih mengumpulkan data-data di lapangan agar bisa mencari solusi terbaik antara kedua belah pihak,” tegas Kasdol, sapaan akrabnya.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
Mediasi
©2022 Merdeka.com/Dok. NU Gresik
Kasdol menjelaskan, GP Ansor Gresik justru terlibat aktif dalam mediasi yang digelar oleh jajaran Muspika Menganti dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Menganti.
Dalam pertemuan tersebut hadir pula warga Desa Bringkang dan jemaat kristen katolik di wilayah setempat.
“Anggota kami selalu intens mengikuti mediasi yang digelar seluruh komponen baik pemerintah maupun tokoh ulama setempat. Bahkan sebelumnya juga mengikuti mediasi di pendopo Kecamatan Menganti,” tutur Kasdol, dikutip dari laman resmi NU Gresik, Senin (12/4).
Pihaknya juga mengaku telah menginstruksikan kepada jajaran PAC Ansor Menganti dan Ranting Bringkang agar tidak membawa nama lembaga.
Cari Solusi
Lebih lanjut, Kasdol mengungkapkan, pihaknya masih terus meminta saran dan nasihat dari para ulama dan tokoh masyarakat setempat terkait polemik pendirian gereja di Desa Bringkang.
“Intinya kita ingin mencari solusi yang terbaik. Ingin menjaga kondusifitas serta menjaga kerukunan antar-umat beragama,” jelasnya.
Pernyataan senada disampaikan Ketua PAC Menganti, Moh. Hanif. Ia mengungkapkan bahwasanya jajarannya hingga tingkat ranting Ansor Bringkang tidak pernah mendapat konfirmasi terkait pencantuman nama Ansor dalam spanduk aksi warga.
“Kami tidak mendapat konfirmasi dan tidak pernah mengintruksikan secara kelembagaan untuk mencantumkan nama lembaga dalam spanduk, bahkan kami baru tahu saat aksi itu,” ungkapnya.
Pemicu Demo
©2022 Merdeka.com/Dok. NU Gresik
Hanif menjelaskan kronologi perseteruan antara sekelompok warga Desa Bringkang dengan jemaat Kristen Katolik dipicu adanya dugaan pelanggaran kesepakatan.
“Saat itu ada kesepakatan kedua belah pihak antara warga dan jemaat kristen Katolik bahwasannya tidak boleh menyelenggarakan kegiatan sebelum izin resmi PMB tahun 2006 terbit. Kesepakatan itu dilanggar, warga akhirnya geram,” ujarnya.
Pada Minggu (10/4), puluhan warga Desa Bringkang Kecamatan Menganti mendatangi sebuah Gudang yang menjadi lokasi gereja. Mereka melakukan unjuk rasa menolak pendirian gereja dan aktivitas peribadatan di desa tersebut.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ponpes Al-Zaytun kembali jadi sasaran demonstrasi warga. Kali ini datang dari Aliansi Santri dan Rakyat Indonesia (ASRI), Kamis (6/7/2023).
Baca SelengkapnyaSaat massa datang , Kapel tersebut sedang tidak menggelar ibadah.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaGrace ikut serta dalam pertemuan terbatas di GBI Bellevue, Cinere pada minggu siang.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaIdris menjelaskan, pemanfaatan ruko harus ada izin pemanfaatan ruko untuk rumah ibadah selama dua tahun.
Baca SelengkapnyaSehari sebelumnya, para ulama di Serang, Banten juga bersatu menolak adanya industri minuman keras dalam bentuk Penandatanganan Petisi Dukungan Para Ulama.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 orang anggota polisi dan tujuh orang suporter mengalami luka ringan.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca Selengkapnya