Gejala Paru-Paru Basah yang Mudah Dikenali, Jangan Sepelekan Penyebabnya
Penundaan dalam perawatan bisa berakibat serius, bahkan mengancam nyawa.
Paru-paru basah atau secara medis dikenal sebagai pneumonia merupakan kondisi serius yang terjadi ketika jaringan paru-paru terinfeksi dan meradang, mengakibatkan penumpukan cairan atau nanah di dalam alveoli, bagian terkecil dari paru-paru. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Paru-paru basah dapat memengaruhi siapa saja, namun kelompok yang paling rentan termasuk anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala yang umum muncul antara lain batuk, sesak napas, nyeri dada, dan demam.
-
Apa penyebab sebenarnya paru-paru basah? Paru-paru basah adalah kondisi medis yang sering menjadi perhatian banyak orang, terutama karena banyaknya mitos yang mengelilinginya. Dokter spesialis bedah toraks kardiak dan vaskular dari RSUP Fatmawati Jakarta, dr. Ermono Superaya Sp. BTKV, berbicara untuk meluruskan beberapa mitos tersebut, termasuk mitos yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan menggunakan kipas angin menghadap badan dengan paru-paru basah. Menurut dr. Ermono, paru-paru basah bisa terjadi karena adanya infeksi pada paru-paru atau penyakit jantung yang menyebabkan adanya air di paru-paru, bukan semata karena sering tidur di lantai.
-
Apa gejala TBC Paru? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menderita TB paru, biasanya mereka akan: • batuk berdahak • batuk darah • mengalami demam yang konsisten, termasuk demam ringan • mengalami keringat malam • mengalami nyeri dada • mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
-
Apa itu paru-paru basah? Apa yang masyarakat sebut sebagai paru-paru basah sebenarnya adalah kondisi yang disebut efusi pleura.
-
Mengapa paru-paru basah bisa mengancam nyawa? Pneumonia karena infeksi virus biasanya akan bersifat ringan, namun tak menutup kemungkinan dapat memberat hingga mengancam nyawa. Diketahui, beberapa kelompok yang cenderung rentan mengalami adalah bayi prematur, anak dengan gangguan jantung atau paru-paru dan seseorang yang pernah menjalani tranplantasi organ.
-
Apa ciri utama paru-paru kotor? Batuk kronis adalah salah satu tanda paru-paru kotor yang umum. Seseorang yang mengalami paru-paru kotor biasanya mengalami batuk yang berlangsung lebih dari 2 bulan. Batuk ini seringkali disertai dengan keluarnya dahak yang kental dan berwarna pekat.
Meskipun paru-paru basah dapat disembuhkan dengan perawatan yang tepat, penting untuk mengenali gejala awal dan mendapatkan penanganan medis yang cepat. Penundaan dalam perawatan bisa berakibat serius, bahkan mengancam nyawa.
Nah, berikut penjelasan lengkap mengenai gejala paru-paru basah, penyebab, dan cara mengatasinya yang penting Anda ketahui.
Gejala Paru-Paru Basah
Gejala paru-paru basah (pneumonia) dapat bervariasi tergantung pada penyebab infeksi, usia, dan kondisi kesehatan individu. Berikut beberapa gejala umum yang sering dialami oleh seseorang yang menderita paru-paru basah:
Batuk
Batuk adalah salah satu gejala utama pneumonia. Batuk dapat berupa batuk kering atau batuk produktif yang disertai dengan lendir atau dahak. Dalam beberapa kasus, dahak bisa berwarna kuning, hijau, atau bahkan bercampur darah.
Sesak Napas
Pneumonia dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik. Pada kasus yang lebih parah, sesak napas bisa terjadi bahkan saat istirahat.
Nyeri Dada
Seseorang yang mengalami pneumonia mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan di area dada, yang bisa menjadi lebih parah saat batuk atau bernapas dalam-dalam. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh peradangan pada jaringan paru-paru.
Demam
Demam tinggi seringkali menyertai pneumonia. Suhu tubuh bisa meningkat dengan cepat dan disertai dengan menggigil atau keringat berlebih. Pada beberapa kasus, demam mungkin tidak terlalu tinggi, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
Kelelahan dan Lemah
Pneumonia dapat menyebabkan rasa lelah yang berlebihan dan penurunan energi. Penderita mungkin merasa lemas atau tidak berdaya, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berkeringat dan Menggigil
Penderita pneumonia sering mengalami keringat berlebih, terutama pada malam hari. Menggigil juga dapat terjadi sebagai respons terhadap demam tinggi.
Mual dan Muntah
Beberapa orang dengan pneumonia mungkin mengalami mual, muntah, atau kehilangan nafsu makan. Gejala ini dapat berkontribusi pada dehidrasi jika tidak ditangani dengan baik.
Perubahan Mental
Pada orang dewasa yang lebih tua, pneumonia dapat menyebabkan kebingungan, kebingungan, atau perubahan lainnya dalam keadaan mental. Ini bisa disebabkan oleh infeksi atau penurunan kadar oksigen dalam darah.
Penyebab Paru-Paru Basah
Berikut beberapa penyebab umum dari paru-paru basah:
Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri adalah salah satu penyebab paling umum pneumonia. Bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Pneumonia bakterial biasanya lebih serius dan sering membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.
Infeksi Virus
Virus juga dapat menyebabkan pneumonia, termasuk virus flu (influenza), virus respiratori syncytial (RSV), dan virus corona, termasuk virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Pneumonia yang disebabkan oleh virus seringkali lebih ringan dibandingkan dengan pneumonia bakterial tetapi tetap memerlukan perhatian medis.
Infeksi Jamur
Infeksi jamur, meskipun kurang umum, dapat menyebabkan pneumonia, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Jamur seperti Histoplasma, Coccidioides, dan Cryptococcus dapat menyebabkan infeksi paru-paru, terutama di daerah tertentu di dunia.
Menghirup Zat Asing
Pneumonia aspirasi terjadi ketika makanan, minuman, muntahan, atau benda asing lainnya terhirup ke dalam paru-paru. Ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi, terutama jika zat yang terhirup mengandung bakteri.
Kondisi Medis yang Memengaruhi Sistem Kekebalan Tubuh
Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau HIV/AIDS, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pneumonia. Sistem kekebalan yang lemah membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Usia
Baik bayi maupun orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan pneumonia. Pada bayi, sistem kekebalan mereka masih berkembang, sementara pada orang tua, sistem kekebalan bisa melemah.
Merokok dan Paparan Asap Rokok
Merokok dan paparan asap rokok dapat merusak saluran napas dan paru-paru, meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, paparan polusi udara dan bahan kimia berbahaya juga dapat berkontribusi terhadap risiko pneumonia.
Komplikasi dari Penyakit Lain
Pneumonia juga dapat muncul sebagai komplikasi dari infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau bronkitis. Kondisi ini dapat melemahkan saluran napas dan memungkinkan bakteri atau virus berkembang biak di paru-paru.
Cara Mengatasi Paru-Paru Basah
Mengatasi paru-paru basah atau pneumonia memerlukan pendekatan yang komprehensif, tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pasien. Penanganan awal yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.
Pengobatan biasanya dimulai dengan diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan pencitraan seperti rontgen dada. Setelah diagnosis, dokter akan meresepkan antibiotik untuk pneumonia bakterial, sementara pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya ditangani dengan istirahat, cairan, dan obat-obatan untuk meredakan gejala.
Selain pengobatan yang diresepkan, perawatan di rumah juga memainkan peran penting dalam proses penyembuhan. Mengonsumsi cairan yang cukup membantu menjaga hidrasi dan mengencerkan lendir, sehingga memudahkan pengeluarannya. Istirahat yang cukup memungkinkan tubuh memulihkan diri dan memperkuat sistem kekebalan.
Pasien juga disarankan untuk menggunakan pelembap udara untuk menjaga kelembapan, serta melakukan latihan pernapasan ringan guna meningkatkan fungsi paru-paru. Menghindari rokok dan polusi juga sangat penting dalam proses pemulihan.
Jika pneumonia tidak kunjung membaik atau gejala semakin parah, penting untuk segera mencari bantuan medis. Dalam beberapa kasus, rawat inap mungkin diperlukan, terutama jika pasien mengalami kesulitan bernapas atau memiliki faktor risiko tertentu.
Di rumah sakit, pasien mungkin mendapatkan perawatan lebih intensif, termasuk terapi oksigen atau infus cairan, serta pengawasan lebih lanjut oleh tenaga medis. Dengan pengobatan yang tepat dan perawatan yang baik, sebagian besar pasien akan pulih sepenuhnya dari pneumonia.