Kebo-keboan, Upacara Tradisi di Banyuwangi untuk Menghalau Wabah Penyakit
Merdeka.com - Di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada sebuah upacara tradisi khusus untuk menghalau wabah penyakit. Tradisi itu sudah berlangsung sejak lama dan masih terus diselenggarakan sampai hari ini. Nama tradisi ini adalah Kebo-keboan atau dalam bahasa Indonesia berarti “kerbau jadi-jadian”.
Dalam pelaksanaan upacara tradisi ini tidak ada unsur hewan kerbau yang dilibatkan. Kebo-keboan adalah orang-orang yang berdandan menyerupai kerbau. Mengenai hal ini, ada cerita tutur sejak masa lelulur yang tetap dipegang teguh oleh generasi masa kini di Desa Alasmalang.
Di Banyuwangi sendiri ada dua upacara tradisi sejenis. Selain di Desa Alasmalang, ada juga tradisi Keboan di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur. Meskipun mirip, upacara tradisi di kedua desa ini memiliki sejumlah perbedaan.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
-
Apa tradisi di Kampung Jawa Malaysia? Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
-
Kapan tradisi Kebyak Rowo diadakan? Tradisi Kebyak Rowo dilakukan setahun sekali yakni sekitar bulan Juli-Agustus atau menjelang musim kemarau panjang. Namun, tahun ini Kebyak Rowo baru dilaksanakan pada Minggu (10/9/2023).
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi? Pawai Lampion digelar untuk memperingati Hari Pramuka ke-62, yang diperingati tiap 14 Agustus. Pawai ini juga untuk menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-76.
-
Dimana Tradisi Cikibung dilakukan? Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari.
Munculnya Upacara Kebo-keboan
2020 Merdeka.com/antarafoto.com
Dikutip dari berbagai sumber, tradisi Kebo-keboan diyakini bermula dari mewabahnya penyakit pada manusia dan tanaman di Desa Alasmalang. Belum diketahui pasti apa penyakit yang menyerang warga desa. Penyakit misterius itu membuat sejumlah warga mengalami kelaparan bahkan meninggal dunia.
Seorang sesepuh desa bernama Mbah Kanti pergi ke bukit untuk melakukan semedi. Memohon petunjuk dan kesembuhan terkait dengan permasalahan yang menimpa warga di desanya. Dari aktivitas semedi itulah Mbah Kanti mendapatkan wangsit supaya warga Desa Alasmalang melakukan ritual adat selamatan desa.
Wangsit itu lebih spesifik mengarahkan supaya selamatan desa digelar dengan ritual Kebo-keboan dan mengagungkan Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran dan keselamatan. Wangsit yang diperoleh Mbah Kanti itu kemudian dilaksanakan oleh seluruh warga desa.
Ajaib, setelah penyelenggaraan ritual adat itu, penyakit yang sempat menyerang warga tiba-tiba hilang. Begitu juga dengan hama yang menyerang tanaman warga di sawah.
Sejak peristiwa itu, upacara ritual bersih desa Kebo-keboan selalu digelar setiap tahun. Masyarakat Desa Alasmalang percaya bahwa ritual inilah yang selama ini melindungi mereka dari ancaman penyakit manusia dan tanaman.
Persiapan Kebo-keboan
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Upacara tradisi Kebo-keboan terdiri dari serangkaian acara. Satu pekan sebelum penyelenggaraan upacara, masyarakat Dusun Krajan, Desa Alasmalang kompak melakukan kegiatan membersihkan lingkungan dusun dan rumah masing-masing.
Sehari sebelum pelaksanaan, giliran ibu-ibu yang berkumpul untuk menyiapkan sejumlah sesaji. Mulai dari tumpeng, kinang ayu, air kendi, ingkung ayam, aneka jenang, dan lain sebagainya.
Selain itu, mereka juga mempersiapkan perlengkapan upacara seperti pacul, pitung tawar, beras, pisang, kepala, bibit tanaman padi, singkal, pera, dan sejenisnya. Selain digunakan untuk keperluan selamatan, sesaji yang sudah siapkan juga akan ditempatkan di setiap sudut perempatan jalan di Dusun Krajan.
Malam hari menyelang upacara Kebo-keboan, giliran para pemuda dusun yang beraksi. Mereka bertugas menyiapkan palawija, tebu, ketela pohon, dan lain-lain. Tanaman yang sudah disiapkan para pemuda dusun akan ditanam di sepanjang jalan Dusun Krajan. Selain itu, para pemuda dusun juga harus menyiapkan bendungan. Bendungan ini fungsinya untuk mengairi tanaman yang baru ditanam.
Pelaksanaan Kebo-keboan
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Upacara Kebo-keboan dilaksanakan setiap tahun sekali. Tepatnya di hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 bulan Sura. Hari Minggu dipilih karena pada hari ini seluruh masyarakat tidak sedang bekerja. Sementara pemilihan bulan Sura dikarenakan masyarakat Jawa percaya bulan ini merupakan bulan yang keramat.
Upacara tradisi ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Upacara dimulai dengan doa dan makan tumpeng bersama. Jumlah tumpeng yang disediakan dalam acara makan bersama ada 12 buah. Jumlah itu melambangkan perputaran kehidupan manusia, 12 jam sehari dan 12 jam semalam.
Setelah seremonial itu, sampailah kepada acara puncak yang disebut ider bumi. Kebo-keboan dan para peserta upacara berarak-arakan mengelilingi Dusun Krajan. Dalam barisan peserta upacara ini ada sesepuh desa, tokoh masyarakat, perangkat dusun, pemain hadrah, pemain barong, dan warga dusun.
Sementara itu, di barisan paling depan selain ada Kebo-keboan atau orang-orang yang berdandan seperti kerbau, ada sesosok perempuan yang melambangkan Dewi Sri. Dewi Sri ini membawa benih padi.
Sebelum ke sawah warga, peserta upacara tradisi ini akan menuju bendungan terlebih dahulu. Mereka menyaksikan bagaimana petugas penjara pintu air membuka bendungan dan air mengalir mengairi tanaman-tanaman yang sudah di tanam warga di sepanjang jalan dusun.
Mirip Kerbau
2020 Merdeka.com/liputan6.com
Kerbau jadi-jadian di Dusun Krajan ini setiap tahunnya dipilih oleh pemuka adat setempat. Jumlah orang yang dipilih untuk menjadi kerbau jadi-jadian selalu sama setiap tahunnya. Ini salah satu hal yang membedakan tradisi Kebo-keboan di Dusun Krajan, Desa Alasmalang dengan tradisi Keboan di Desa Aliyan.
Kerbau jadi-jadian di Dusun Krajan mengenakan tanduk dan melumuri sekujur tubuhnya dengan cairan hitam yang terbuat dari campuran oli dan arang. Ketika sampai di area persawahan, tingkah laku kerbau jadi-jadian ini mirip dengan hewan kerbau. Mereka membajak sawah, atau berkubang di lumpurnya.
Sementara Dewi Sri menabur benih padi di area persawahan. Benih inilah yang kemudian diperebutkan oleh para peserta tradisi adat Kebo-keboan. Selain sebagai penolak bala atau bencana, benih ini dipercaya akan mendatangkan keberuntungan dan berkah. Di area persawahan ini tidak jarang kebo-keboan bergulat dengan warga yang berebut benih padi.
Kendatipun demikian, perilaku kebo-keboan ini tidak sampai melukai warga. Segala tingkah laku kebo-keboan berada dalam pengawasan seorang pawang. Pawang ini jugalah yang nantinya akan berperan menyadarkan kerbau jadi-jadian dari peristiwa kesurupan yang biasanya terjadi dalam upacara tradisi ini. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ritual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaAda beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.
Baca SelengkapnyaBeberapa orang meyakini, kotoran kerbau yang keluar saat kirab dianggap bisa membawa berkah.
Baca SelengkapnyaRitual penangkal penyakit dan menolak bala khas Suku Batak ini kembali dilakukan saat Pandemi Covid.
Baca SelengkapnyaSebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca SelengkapnyaRitual pengobatan tradisional milik Suku Anak Dalam ini dilakukan oleh seorang dukun yang didampingi oleh pengiring yang disebut dengan Pembayung.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca Selengkapnya