Kisah Masjid Rahmat Surabaya, Siapapun yang Berdoa Diyakini Terkabul
Merdeka.com - Masjid Rahmat yang berlokasi di Jalan Kembang Kuning merupakan salah satu masjid tertua di Kota Surabaya, Jawa Timur. Cikal bakal keberadaan masjid tersebut sudah ada sejak zaman Sunan Ampel. Sementara itu, bangunan masjid yang ada saat ini merupakan bangunan baru yang dibangun tahun 1967.
Konon, Masjid Rahmat ditemukan secara tiba-tiba oleh seorang warga saat ia merambah hutan. Saat ditemukan, bangunan beralaskan batu-bata yang ditata rapi. Letaknya lebih tinggi dari sekitar, serta di setiap sudut terdapat empat tiang yang menyangga atap yang terbuat dari daun tebu.
Masyarakat setempat pun menyebutnya sebagai Masjid Tiban. Namun, setelah ditelusuri diketahui fakta bahwa masjid tersebut didirikan oleh Sunan Ampel.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Kenapa Masjid Al-Akbar di Surabaya dikenal sebagai masjid yang ramah? Masjid Al-Akbar itu ramah untuk semua, karena itu masjid ini memiliki komunitas lansia, komunitas ibu-ibu atau emak-emak, komunitas GenZI (Generasi Z Islami), dan komunitas semua usia, termasuk ramah untuk Non-Muslim.
-
Dimana masjid tertua di Bekasi berada? Bukti lain dari Lemah Abang sebagai gerbang agama Islam bisa dilihat dari keberadaan Masjid Syiarul Islam yang berdiri di Jalan Raya Lemahabang.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana letak Masjid Agung? Berada di kawasan Kota Kediri, Masjid Agung Kediri adalah salah satu destinasi yang banyak disinggahi oleh para wisatawan.
-
Apa yang unik dari masjid tertua ini? 'Yang unik di masjid ini adalah berkembangnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia.'
Sebidang Tanah Hadiah
Lihat postingan ini di InstagramDiceritakan bahwa Sunan Ampel mendapat hadiah sebidang tanah di daerah utara Surabaya yang disebut Ampel Denta dari Raja Majapahit, Prabu Brawijaya. Hadiah tersebut diberikan lantaran Prabu Jayawijaya menyukai budi baik Sunan Ampel. Tak hanya diberi sebidang tanah, Sunan Ampel juga didampingi abdi dalem keraton yang bernama Ki Wiro Saroyo.
Dalam perjalanan menuju Ampel Denta, Sunan Ampel dan Ki Wiro Saroyo singgah di daerah Kembang Kuning. Di sana, keduanya membangun tempat berteduh sekaligus tempat bermunajat kepada Allah. Mulailah disusun batu-bata membentuk lantai. Selanjutnya dipasang empat buah tiang yang di atasnya diberi atap berupa daun tebu yang dijahit.
Setelah beberapa lama tinggal di tempat tersebut, Sunan Ampel melanjutkan perjalanan ke daerah Ampel Denta untuk mengurus tanah pemberian Prabu Brawijaya. Sementara Ki Wiryo Saroyo yang berasal dari daerah Kembang Kuning memilih tinggal di sekitar tempat yang dibangun bersama Sunan Ampel.
Sempat Terbengkalai
©2021 Merdeka.com/jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id
Sepeninggal Ki Wiryo Saroyo, bangunan tersebut tidak lagi terurus. Bahkan, kawasan disekitarnya kembali menjadi hutan lebar.
Berselang ratusan tahun kemudian, tepatnya di masa penjajahan Belanda ada seorang perambah hutan yang menemukan sisa-sisa bangunan peninggalan Sunan Ampel di Kembang Kuning itu. Selanjutnya, bangunan yang dilengkapi sumur dengan sumber air yang tidak pernah kering tersebut diperbaiki kembali dan dimanfaatkan menjadi surau.
Keistimewaan
©Shutterstock
Cerita sejarah Masjid Rahmat memunculkan keyakinan bahwa tempat cikal bakal masjid tersebut memiliki keistimewaan. Siapapun yang berdoa di tempat tersebut diyakini akan terkabul. Pasalnya, Sunan Ampel memilih lokasi pendirian tempat bermunajat itu bukan tanpa sebab. Beliau diyakini mendapatkan petunjuk dari Allah.
Bangunan Masjid Rahmat yang sekarang berada di sebelah selatan bangunan awal. Banyak jemaah yang meyakini bahwasanya serambi bagian utara Masjid Rahmat memiliki keistimewaan dibanding tempat lain. Tak heran jika banyak di antara mereka yang memilih salat di serambi utara.
“Memang benar bahwa tempat yang dianggap paling mustajabah di masjid ini justru berada di luar yaitu di depan ruangan khotib yang dulu adalah ruangan pengimaman saat sebelum masjid ini dibangun. Banyak orang yang mengatakan bahwa bila salat dan berdoa di tempat itu segala apa yang kita minta pasti akan dikabulkan oleh Allah,” ungkap HM Muchsin, salah satu takmir Masjid Rahmat Surabaya, dikutip dari Liberty, Edisi 2317, 21-30 September 2013. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ikon Kota Surabaya ini memiliki beragam keunikan dan menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit.
Baca SelengkapnyaWarga yang kelaparan hingga butuh tempat tidur datang ke masjid
Baca SelengkapnyaMenariknya, masjid ini dibuka selama 24 jam dan memperbolehkan warga non muslim untuk datang.
Baca SelengkapnyaKonon, di titik inilah peradaban Islam pertama kali muncul dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaMenurut Paus Fransiskus, keberadaan Masjid Istiqlal menjadi anugerah bagi Bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitekturnya konon terinspirasi gaya klasik abad ke-18.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaMasjid yang konon sudah berusia lebih dari satu abad ini memiliki nuansa Melayu yang begitu kental serta tradisi unik.
Baca SelengkapnyaTak hanya untuk ibadah, gereja juga kerap dijadikan tempat wisata.
Baca SelengkapnyaSaat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaPotret masjid di Surabaya yang viral karena sediakan fasilitas lengkap gratis setiap hari.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca Selengkapnya