Kisah Miris Bayi Meninggal karena Bidan Beri Obat Dosis Tinggi, Begini Kronologinya
Merdeka.com - Rahma Sheva Kamila, balita berusia 5 bulan 10 hari asal Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur meninggal dunia setelah mengonsumsi obat berdosis tinggi. Resep obat yang diberikan oleh seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Purwosari itu diduga merupakan malapraktik. Melansir dari Twitter tante korban @AlayyaBie (27/8/2020), korban meninggal pada Senin, (24/8/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.
Setelah mengonsumsi dua obat jenis sirup, balita ini menunjukkan gejala-gejala tertentu, seperti tidak bisa tidur, lemas, hingga diare. Keluarga korban sempat membawanya kembali ke puskesmas yang sama. Tetapi perawat Puskesmas setempat meminta balita tersebut dibawa pulang dan berpesan supaya kembali ke Puskesmas jika kondisi balita memburuk.
Dalam kondisi kalut, pihak keluarga kemudian membawa korban ke IGD rumah sakit terdekat. Meskipun langsung mendapat penanganan, tapi nyawa balita itu tidak bisa diselamatkan. Diketahui, dari informasi pihak rumah sakit yang diterima keluarga, pembuluh darah korban sudah pecah.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Siapa yang pernah menjadi korban racun ikan buntal? Pasalnya, berdasarkan informasi Africa Oceans Conversation Alliance, seekor anjing laut terbunuh oleh ratusan ikan buntal di tepi pantai karena gagal napas yang disebabkan oleh serangan ikan buntal.
Kronologi Kejadian
©2020 Merdeka.com/Twitter @AllayyaBie
“Sabtu, 22 Agustus 2020. Seperti biasa tiap malam dia tidurnya sama saya, cuman agak malem (manja) minta deket terus sama saya, dan sering banget minta susu (mff ponakan saya minum formula karna 2bulan ibunya kluar masuk rs). Saya gatau klo itu sudah gejala dehidrasi,” tulis @AllayyaBie.
Selanjutnya, diceritakan pada keesokan harinya, Minggu (23/8/2020) balita yang dipanggil Sheva itu badannya demam. Bahkan juga buang air besar terlalu sering. Sang ibu akhirnya membuat ramuan dari kunyit yang dimaksudkan untuk menghangatkan perut Sheva. Menjelang siang, balita ini semakin lemas dan tidak bisa tidur hingga malam tiba.
Akhirnya sekitar pukul 21.00 WIB, pihak keluarga membawa Sheva ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama. Begitu sampai di puskesmas, perawat meminta keluarga membawa pulang balita yang bersangkutan. Serta memberi pesan supaya kembali lagi ke puskesmas jika kondisi sang bayi semakin buruk.
Dibawa ke Rumah Sakit
©2020 Merdeka.com/Twitter @AllayyaBie
“Kaka pulang nangis sambil bilang ke mamahnya yang tiduran krna sakit 2bulan kemarin. “mbak gaono sing nyelamatno sheva mbak”. Tanpa pikir panjang akhirnya tlpon pakde buat minta tolong antar ke rs (krna dia punya mobil),” lanjut @AllayyaBie.
Sesampainya di IGD Rumah Sakit Aisyiyah Bojonegoro, balita ini ditangani oleh tiga orang dokter. Secara bergantian, ketiganya memompa jantung balita berusia 5 bulan itu. Hingga sekitar pukul 12.00 WIB, balita itu akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Kita yang baru tahu bahwa obat (inamid) yang diberikan bidan itu tidak dianjurkan buat dede krna dosis terlalu tinggi, bahkan obat itu sudah merusak otak dan syaraf dede sehingga pembuluh darah pas dibawa ke RS AISYAH BJN telah pecah,” jelas @AllayyaBie.
Kabar Terbaru
©2020 Merdeka.com/Twitter @AllayyaBie
Saat berita selesai ditulis, pemilik akun Twitter @AllayyaBie sudah menghapus thread-nya yang berjudul PUSKESMAS PURWOSARI KEMBALI MENELAN KORBAN. Tetapi tangkapan layar terkait unggahan itu sudah berhasil disimpan. Tante korban itu kemudian menulis unggahan baru di Twitter-nya terkait kasus dugaan malapraktik oleh seorang bidan di Puskesmas Puswosari itu.
“Ambil sisi positifnya semoga mendapat pembelajaran yg lebih lagi dalam menangi nyawa masyarakat, Aminn. Bahkan orang dinas dan bupati sudah bergerak, terimakasih. Masalah juga sudah slsai. Saya hanya bisa mengucapkan trimakasih dan sekali lagi titip do'a buat de sheva,” tulisnya pada Jumat (28/8/2020).
Tante korban juga menjelaskan bahwa pihak Puskesmas Purwosari mendatangi rumah korban dan meminta maaf kepada keluarga.
“Alhamdulillah, makasih untuk masukan dan saran dari Thread yg saya buat, Saya dan sekeluarga sudah ikhlas melepaskan de sheva dan pihak yg bersangkutan juga sudah minta maaf. Bahkan datang langsung kerumah. masalah ini juga sudah ditangani oleh pihak yg lebih wajib,” pungkasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pasien wanita, R (59), meninggal dunia diduga akibat malapraktik yang dilakukan Bidan ZN di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaZN mengaku tidak memberikan obat keras dalam jumlah banyak menggunakan suntikan ke tubuh pasiennya
Baca SelengkapnyaSetelah pengobatan pada bidan tak kunjung berhasil, kondisi korban makin parah hingga harus cuci darah.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaSang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui pada penyidik jika apa yang dilakukannya, yaitu memberikan obat jenis Deksametason dan Pronicy pada bayi adalah hal yang biasa dikalangan teman.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPerkara ini bermula pada Oktober 2022. Saat memasuki usia 16 bulan, korban seringkali muntah. Dia berinisiatif memberikan obat.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, N juga dijerat dengan pasal berlapis yakni berkaitan dengan UU PKDRT dan UU Kesehatan.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaTerungkapnya kasus ini berawal dari postingan Instagram dengan akun @linggra.k.
Baca Selengkapnya