Kronologi Bayi di Trenggalek Meninggal usai Imunisasi, Orang Tua Ungkap Ini
Merdeka.com - Bayi berusia lima bulan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur diduga meninggal usai mendapat imunisasi TT (Tetanus Teksoid). Pasalnya, usai menerima imunisasi, bayi tersebut mengalami demam tinggi dan kondisinya terus memburuk.
Sementara itu, orang tua sang bayi, Mukono (46) dan Adelia (17) menuturkan bahwa sebelum diimunisasi anaknya tidak menunjukkan gejala sakit. Mereka pun tak terima dengan kematian sang anak yang diduga disebabkan oleh imunisasi.
Atas insiden tersebut, pasangan suami istri itu mendatangi Polres Trenggalek untuk melaporkan kasus kematian sang buah hati yang diduga disebabkan oleh imunisasi dari bidan desa. Laporan itu dilayangkan keluarga korban ke Polres Trenggalek pada Senin (27/3/2023).
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
Kronologi
©shutterstock.com/Photobac
Mukono mengungkap kronologi kematian sang buah hati. Awalnya, sang anak menerima pemberian imunisasi TT oleh bidan desa pada Selasa (21/3). Usai menerima imunisasi tersebut, sang anak mengalami demam tinggi hingga kejang-kejang.
Padahal sebelumnya, anak tersebut dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit tertentu. Selanjutnya, pasangan suami istri tersebut membawa sang anak yang demam tinggi ke bidan desa.
"Di bawa ke bidan, di situ katanya sudah biasa, diimunisasi ya kayak gitu risikonya, dikasih obat dan saya bawa pulang," ungkap Mukono, dikutip dari akun Instagram @ilovetrenggalek.
Sempat Koma
Obat dari bidan desa rupanya tidak mampu menurunkan demam sang anak, bahkan kondisi bayi tersebut semakin tidak terkendali. Keesokan harinya Mukono kembali membawanya ke bidan desa.
"Pagi dibawa ke bidan kemudian dirujuk ke Puskesmas Pogalan, diinfus dikasih obat. Keadaan anakku saat itu sudah kritis. Puskesmas Pogalan menganjurkan dibawa ke rumah sakit," terang ayah sang bayi.
Saat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, kondisi bayi semakin mengkhawatirkan hingga mengalami koma.
"Setelah dirawat 1,5 hari anak saya meninggal dunia," imbuhnya.
Mukono dan keluarga merasa ada kejanggalan atas kematian anaknya. Ia dan keluarganya akhirnya memberanikan diri mengadukan kasus tersebut ke Polres Trenggalek.
"Jangan sampai terjadi pada anak yang lain," tandasnya. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban terjatuh akibat tersenggol badan kiri bus yang tengah berbelok masuk ke dermaga eksekutif Merak.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan saksi, pelaku membanting korban lebih dari dua kali.
Baca SelengkapnyaKompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca Selengkapnya