Lebih Dikenal Tetangga sebagai Penjahit, Begini Kehidupan Cerpenis Muna Masyari
Merdeka.com - Eksistensi Muna Masyari sebagai cerpenis telah diakui dengan diperolehnya berbagai penghargaan sastra bergengsi di tanah air. Namun, hal itu tidak membuat namanya sebagai cerpenis serta merta dikenal orang-orang di kampung halamannya.
Para tetangga Muna di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengenal dirinya sebagai penjahit pakaian dan istri dari lelaki bernama Muhatip. Warga desa akan menjawab tidak tahu jika tamu Muna Masyari menanyakan letak rumah perempuan cerpenis itu.
Menemukan rumah perempuan bernama lengkap Munawaroh Masyari itu memang tidak mudah. Titik lokasi yang ia bagikan lewat pesan tidak banyak membantu karena desa tempat tinggal Muna memiliki kontur tanah berbukit-bukit dan dipenuhi banyak jalan bercabang.
-
Siapa Mansa Musa? Mansa Musa digadang-gadang sebagai orang terkaya di dunia sepanjang masa, belum ada yang menandingi kekayaannya hingga hari ini. Dikutip dari South China Morning Post, kekayaan Mansa Musa tidak hanya mengalahkan miliarder teknologi di era industri saat ini, tetapi juga para penguasa terhebat di dunia di antaranya Augustus Caesar (dengan kekayaan USD6 triliun), William Sang Penakluk (dengan kekayaan USD5 miliar) dan Akbar I (kaisar Mughal yang total kekayaannya tak terhitung).
-
Siapa yang mendapat penghargaan Manggala Karya Kencana? Pada Senin (20/11), Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meraih penghargaan Manggala Karya Kencana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
-
Kenapa Mbok Mase disegani? Ia begitu disegani warga lainnya.
-
Mengapa Cerutu Rizona terkenal? Dilansir dari Temanggungkab.go.id, Cerutu Rizona merupakan salah satu cerutu terkenal di Kabupaten Temanggung. Merek ini dinilai selalu menjaga cita rasa dan kualitas.
-
Kenapa Kendis Nasya mulai terkenal? Sebagai musisi yang memulai karier dari bawah, kini nama Kendis Nasya pun mulai naik daun. Meski tidak langsung booming, namun ia sudah tampil di beberapa acara offline.
-
Siapa yang mendapat penghargaan? Kategori itu untuk Kepala Daerah dan Pemerintah Daerah (Kota Kecil).
Tetap Jadi Penjahit
©2023 Merdeka.com/Freepik
Perempuan kelahiran Pamekasan, 26 Desember 1985 itu tak menampik jika banyak warga desa yang tidak mengenal dirinya sebagai penulis.
"Warga di sini hanya mengenal saya sebagai penjahit," terangnya sembari melempar senyum, dikutip dari Antara.
Dia sendiri mengaku tidak hendak meninggalkan profesinya sebagai penjahit meskipun telah dikenal sebagai penulis hebat yang menyabet banyak penghargaan.
Menurut perempuan lulusan setara SMP itu, menulis cerpen dengan menjahit bak dua sisi mata uang. Jika ia dikenal masyarakat penggemar sastra melalui karya cerpen, hal itu berangkat dari pekerjaan hariannya sebagai penjahit.
Muna mengaku banyak mendapatkan ide menulis cerpen saat dirinya mengerjakan pesanan jahitan pakaian. Dulu, ia menyiapkan telepon seluler untuk mencatat ide tulisan yang tiba-tiba muncul di tengah aktivitasnya menjahit. Kini, ia meletakkan sebuah laptop di sebelah kiri meja alat menjahit.
“Kegiatan menulis cerpen bagi saya tidak menyita waktu khusus. Begitu muncul ide di sela menjahit, saya langsung hidupkan laptop," tutur ibu empat anak itu.
Sebaliknya, ia mengaku tidak bisa mendapatkan ide menulis apapun ketika berniat menemukan ide dengan berdiam diri tanpa aktivitas menjahit. Pikirannya justru buntu di saat berdiam diri tak melakukan aktivitas fisik. Biasanya Muna hanya memerlukan waktu khusus untuk menyunting dan merapikan hasil tulisannya.
Kegiatan menulis biasanya setali tiga uang dengan membaca. Hal ini juga yang dilakukan Muna Masyari. Meski demikian, ia mengaku tidak memiliki waktu khusus untuk membaca. Dia terbiasa membaca karya orang lain menjelang waktu tidur atau saat antre mengurusi sesuatu, seperti di bank dan lainnya.
Penghasilan
©2023 Merdeka.com/Facebook Sugik Muhammad Sahar
Menjahit tidak hanya menjadi bagian dari proses kreatif Muna, tetapi juga penghasilan utamanya. Bagi dia, menjahit adalah penghasilan sehari-hari, sedangkan menulis adalah penghasilan sewaktu-waktu. Ia sadar kalau seseorang hanya fokus menulis, maka ekonomi keluarga tidak akan stabil.
"Penulis memang harus memiliki pekerjaan utama agar kebutuhan keluarga dapat terjaga secara stabil," ujar perempuan yang karyanya masuk dalam Cerpen Pilihan Kompas 2017 itu.
Dukungan SuamiSuami Muna, Muhatip mengaku tidak mengenal dunia tulis-menulis. Meski demikian ia selalu mendukung kegiatan Muna menulis cerpen. Bahkan, Muhatip sering mengantar istrinya itu menghadiri acara sastra.
Hanya saja, Muhatip membatasi Muna beraktivitas di malam hari. Nilaisosial di lingkungan pedesaan tempat mereka tinggal menguatkan Muna untuk mematuhi komitmen dengan sang suami.
"Saya sangat mendukung kegiatan istri aktif menulis, meskipun saya sendiri tidak tahu apa-apa mengenai tulis menulis," terang Muhatip. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sastrawan satu ini menciptkan novel "Azab dan Sengsara" menceritakan ketatnya sistem adat di daerahnya yang ditulis dengan corak penulisan baru.
Baca SelengkapnyaCerita perjalanan kehidupan Haji Mansyur sebelum mendapat gelar crazy rich. Ternyata pernah menjadi seorang tukang becak.
Baca SelengkapnyaJawara asal Bekasi, Haji Kunang memiliki rumah mewah dan tanah seluas 2 hektar untuk dibangun rumah anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaSeperti biasanya, ayah Lesti Kejora yakni Endang Mulyana membagikan kegiatan sehari-hari yang seru.
Baca SelengkapnyaPemilik nama Asep Kunadi sering pulang ke kampung halamannya di Kabupeten Cianjur, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaEndang Mulyana, ayah Lesti Kejora, tetap memilih untuk hidup mandiri sebagai petani di kampung halamannya.
Baca SelengkapnyaNasjah bukanlah keturunan seniman, bahkan tidak ada keluarganya satupun yang miliki bakat di bidang seni.
Baca SelengkapnyaUsaha regenerasi pembuat keris di Dusun Banyusumurup penting dilakukan agar keberadaan mereka tidak hilang ditelan zaman
Baca SelengkapnyaMata pencaharian sebagai perajin keris telah diwariskan secara turun-temurun, melintasi berbagai era peradaban.
Baca SelengkapnyaDi Dusun Banger sebenarnya masih banyak rumah tidak layak huni. Bahkan beberapa penghuninya tidak pernah mendapat bantuan sama sekali.
Baca Selengkapnya