Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDB adalah Nilai Pasar Semua Barang dan Jasa yang Diproduksi, Ini Selengkapnya

PDB adalah Nilai Pasar Semua Barang dan Jasa yang Diproduksi, Ini Selengkapnya Ilustrasi Pasar. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Produk Domestik Bruto atau PDB adalah salah satu indikator perekonomian yang dianggap sebagai ukuran yang baik untuk menilai perekonomian suatu negara. Pada dasarnya, PDB adalah jumlah nilai akhir dari seluruh sektor manufaktur dan jasa, baik atas dasar harga berlaku (PDB nominal) dan atas dasar harga konstan (PDB riil). PDB suatu negara dihitung berdasarkan oleh nilai-nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari seluruh daerah di negara tersebut.

Mengutip Sadono Sukirno dalam Makro Ekonomi: Teori Pengantar, Produk Domestik Bruto atau PDB adalah total produksi (output) yang dihasilkan oleh pemerintah. PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan di dalam suatu negara pada suatu periode tertentu. Produk Domestik Bruto merupakan konsep dalam perhitungan pendapatan nasional.

Dalam analisis makro ekonomi, penggunaan istilah “pendapatan nasional” atau “national income” sering dilakukan. Dan biasanya, istilah tersebut dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian, dalam konsep tersebut istilah pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB).

Orang lain juga bertanya?

Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai Produk Domestik Bruto atau PDB yang perlu Anda ketahui.

Sejarah Produk Domestik Bruto (PDB)

Selama lebih dari setengah abad, ukuran yang paling banyak diterima dari kondisi ekonomi suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah perkiraan pasar secara keseluruhan, menjumlahkan semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dan diperdagangkan untuk mendapatkan uang alam jangka waktu tertentu.

PDB biasanya diukur dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi pribadi suatu negara (pembayaran oleh rumah tangga untuk barang dan jasa), pengeluaran pemerintah (pengeluaran publik untuk penyediaan barang dan jasa, infrastruktur, pembayaran hutang, dll.), ekspor neto (nilai ekspor suatu negara dikurangi nilai impor), dan pembentukan modal bersih (peningkatan nilai dari total stok barang modal yang menghasilkan uang).

Sejak pembentukannya, para ekonom yang akrab dengan PDB telah menekankan bahwa PDB adalah ukuran aktivitas ekonomi, bukan ekonomi atau kesejahteraan sosial. Pada tahun 1934, Simon Kuznets, kepala arsitek sistem akuntansi nasional dan PDB Amerika Serikat, memperingatkan agar tidak menyamakan pertumbuhan PDB dengan kesejahteraan ekonomi atau sosial.

Deskripsi dari Biro Analisis Ekonomi AS tentang PDB menyatakan bahwa tujuan pengukuran PDB adalah untuk menjawab pertanyaan seperti seberapa cepat pertumbuhan ekonomi, bagaimana pola pengeluaran barang dan jasa, berapa persen dari peningkatan produksi disebabkan oleh inflasi, dan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk konsumsi dibandingkan untuk investasi atau tabungan.

Ketika PDB awalnya dikembangkan di AS pada tahun 1930-an dan 1940-an, dunia berada di tengah pergolakan sosial dan ekonomi besar dari dua perang global dan Depresi Besar. Pemerintah Presiden Roosevelt menggunakan statistik untuk membenarkan kebijakan dan anggaran yang bertujuan membawa AS keluar dari depresi.

Penggunaan PDB sebagai ukuran kemajuan ekonomi semakin diperkuat sebagai hasil dari Konferensi Bretton Woods. Faktor utama pecahnya PD II adalah ketidakstabilan ekonomi di sejumlah negara yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang yang tidak stabil dan praktik perdagangan diskriminatif yang menghambat perdagangan internasional.

Pada tahun 1944, para pemimpin dari 44 negara sekutu berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire, untuk membuat proses kerjasama internasional dalam perdagangan dan pertukaran mata uang. Maksud dari pertemuan tersebut adalah untuk “mempercepat kemajuan ekonomi, membantu stabilitas politik dan memelihara perdamaian”.

Perdagangan internasional akan menciptakan lapangan kerja di semua negara. Pekerjaan itu akan memberikan penghasilan, memungkinkan orang di mana pun untuk mendapatkan makanan, perumahan, perawatan medis, dan fasilitas lainnya yang memadai. Dengan demikian, meningkatkan kesejahteraan ekonomi adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dunia yang langgeng. Menumbuhkan ekonomi dipandang sebagai jalan menuju kesejahteraan ekonomi.

Metode Perhitungan PDB

Salah satu metode perhitungan produk domestik bruto atau PDB adalah dengan metode pengeluaran (expenditure method). Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian:

  1. Konsumsi Rumah Tangga/ Household Consumption ( C )
  2. Konsumsi Pemerintah/ Government Consumption ( G )
  3. Pengeluaran Investasi/ Investment Expenditure ( I )
  4. Ekspor Neto/ Net Export ( X – M )

Mengutip Prathama Rahardja dan Mandala Manurung dalam Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi & Makroekonomi, Metode perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah nilai total lima jenis pengeluaran tersebut, yakni:

PDB = C + G + I + (X–M)

Di mana:

  • C = konsumsi rumah tangga
  • G = konsumsi / pengeluaran pemerintah
  • I = Investasi
  • X = ekspor
  • M = impor
  • Komponen Perhitungan PDB

    Adapun komponen dari pada perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah sebagai berikut:

    1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)

    Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis pakai dalam tempo setahun atau kurang (durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/ barang tahan lama (non-durable goods).

    2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)

    Konsumsi pemerintah adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah. Itulah sebabnya dalam data statistik PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah nilainya lebih kecil daripada pengeluaran yang tertera dalam anggaran pemerintah (sisi pengeluaran anggaran negara).

    3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (Investment Expenditure)

    Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Pengeluaran ini dilakukan untuk memelihara dan memperbaiki kemampuan menciptakan/meningkatkan nilai tambah. Termasuk dalam PMTDB adalah perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.

    Untuk mengetahui berapa potensi produksi, akan lebih akurat bila yang dihitung adalah investasi neto (net investment), yaitu investasi bruto dikurangi penyusutan. Penghitungan PMTDB ini menunjukkan bahwa pendekatan pengeluaran lebih mempertimbangkan barang-barang modal yang baru (newly capital goods). Barang-barang modal tersebut merupakan output baru, karena itu harus dimasukkan dalam perhitungan PDB.

    4. Ekspor Neto (Net Export)

    Ekspor bersih adalah selisih antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa ekspor lebih besar dari pada impor. Begitu juga sebaliknya. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).

    PDB Harga Berlaku dan PDB Harga Konstan

    Produk domestik bruto terbagi atas PDB harga berlaku dan PDB harga konstan. PDB harga berlaku merupakan hasil perkalian harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan.

    PDB Berlaku = output x harga berlaku

    Perhitungan PDB berdasarkan harga berlaku kurang mencerminkan kondisi perekonomian yang sesungguhnya, karena adanya perbedaan harga pada setiap tahunnya akibat pengaruh inflasi. Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat, maka perhitungan PDB didasarkan pada harga konstan.

    PDB Konstan = output x harga konstan

    PDB konstan diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan tahun dasar (based year) yang merupakan tahun di mana perekonomian dalam kondisi stabil. Harga barang pada tahun tersebut digunakan sebagai harga konstan. Nilai PDB konstan ini disebut juga sebagai PDB riil. Sedangkan nilai PDB berlaku disebut PDB nominal. (mdk/edl)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Luhut: Profil Ekonomi Indonesia Terbaik Kedua di G20, tapi Masyarakat Tak Sadar dan Kritik Sana-Sini
    Luhut: Profil Ekonomi Indonesia Terbaik Kedua di G20, tapi Masyarakat Tak Sadar dan Kritik Sana-Sini

    Luhut menyayangkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa pemerintah sudah melakukan hal yang baik.

    Baca Selengkapnya
    Indonesia Makin Kompetitif hingga Kalahkan Malaysia Ini Buktinya
    Indonesia Makin Kompetitif hingga Kalahkan Malaysia Ini Buktinya

    Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB

    Baca Selengkapnya
    Pungutan Ekspor Sawit Tembus Rp15,88 Triliun
    Pungutan Ekspor Sawit Tembus Rp15,88 Triliun

    Salah satu tugas BPDPKS yaitu menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dari pelaku usaha.

    Baca Selengkapnya
    Gibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya
    Gibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya

    Rasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) nominal suatu negara.

    Baca Selengkapnya
    Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024
    Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024

    Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

    Baca Selengkapnya
    Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
    Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

    APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

    Baca Selengkapnya
    Ternyata Ini yang Bikin Pertumbuhan Indonesia Masih Bergerak Positif Meski Ekonomi Global Lesu
    Ternyata Ini yang Bikin Pertumbuhan Indonesia Masih Bergerak Positif Meski Ekonomi Global Lesu

    Sri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.

    Baca Selengkapnya
    FOTO: Pertumbuhan Industri Manufaktur Tanah Air Menggeliat
    FOTO: Pertumbuhan Industri Manufaktur Tanah Air Menggeliat

    Industri manufaktur di dalam negeri saat ini mengalami geliat pertumbuhan.

    Baca Selengkapnya
    Kejelasan soal Insentif Jadi Salah Satu Kunci Dongkrak Pertumbuhan Industri Manufaktur RI
    Kejelasan soal Insentif Jadi Salah Satu Kunci Dongkrak Pertumbuhan Industri Manufaktur RI

    Sektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.

    Baca Selengkapnya