Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penuh Tawa, Ini Makna Tradisi Kupatan di Tuban yang Bikin Kangen

Penuh Tawa, Ini Makna Tradisi Kupatan di Tuban yang Bikin Kangen Tradisi Kupatan di Malam Nisfu Sya'ban. ©2021 Merdeka.com/Instagram @lingkarjonegoro

Merdeka.com - Masyarakat di Kabupaten Tuban dan Bojonegoro lekat dengan tradisi kupatan. Tradisi ini digelar persis pada malam Nisfu Sya’ban atau tanggal 15 bulan Sya’ban. Dalam ajaran Islam, malam Nisfu Sya’ban ialah malam ditutupnya buku amalan manusia dalam satu tahun. Selanjutnya, akan dimulai catatan baru amalan manusia sampai setahun ke depan.

“Tradisi kupatan kental dengan sentuhan ajaran Islam karena kupatan di lakukan di malam nisfu sya'ban (tanggal 15 bulan Sya'ban). Dalam ajaran Islam Malam Nisyfu Sya'ban adalah malam ditutupnya buku amalan manusia dalam satu tahun. Keesokan harinya catatan baru dimulai dan harus diawali dengan sesuatu yang baik,” tulis akun Instagram @lingkarjonegoro, Senin (29/3/2021).

Pelaksanaan Kupatan

Pelaksanaan tradisi kupatan biasanya bertempat di musala kampung. Setelah salat isya, para warga yang juga jemaah salat tidak pulang. Mereka akan membentuk barisan melingkar. Di tengah-tengahnya ada sajian ketupat dan sayur yang siap disantap setelah doa usai.

“Enek kupatan gak lur nek gonem? Wes mangan kupat entek piro? (Ada kupatan tidak di tempatmu? Sudah makan ketupat habis berapa?” tulis @lingkarbojonegoro.

Pada malam Nisfu Sya’ban, umat Islam dianjurkan melakukan sejumlah amalan, yakni membaca surat Yasin sebanyak tiga kali, serta berdoa supaya diberi ketetapan iman dan Islam, umur panjang yang berkah dan selamat dunia akhirat.

“Ditambah dg doa agar wabah covid-19 segera pergi dari bumi kita ini,” tulis akun Instagram @mediainformasiorangtubanjatim, Senin (29/3).

Komentar Warganet

      Lihat postingan ini di Instagram      

Sebuah kiriman dibagikan oleh Media Informasi Orang Tuban (@mediainformasiorangtubanjatim)

 

Menanggapi unggahan @lingkarbojonegoro dan @mediainformasiorangtubanjatim, sejumlah warganet memberikan komentar.

“Dadi kangen nang omah ngeneki, mangan kupat dicocol sambel urap (Jadi kangen rumah kalau gini, makan ketupat dicocol sambal urap),” tulis @suci_kedasbeauty.

“Nang malang gak ana kupatan lurrr (Di Malang nggak ada ketupat),” komentar @arinagates

“Gk iso maem kupat lur nk jakarta ga enek kupatan (Nggak bisa makan ketupat karena di Jakarta tidak ada tradisi kupatan),” tulis pemilik akun instagram @oyiend_via.

“Jombang gak ono tradisi ngunu min..(Jombang nggak ada tradisi begini, min),” komentar @aslihghozaly. (mdk/rka)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran

Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali

Seluruh elemen warga, baik itu anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur turun ke sungai dan berlomba menangkap ikan.

Baca Selengkapnya
Melihat Keseruan Kirab Tebu Manten di Bantul, Tetap Berlangsung Meriah Walau Diguyur Hujan
Melihat Keseruan Kirab Tebu Manten di Bantul, Tetap Berlangsung Meriah Walau Diguyur Hujan

Acara itu rutin digelar setiap tahun sebelum musim giling tebu

Baca Selengkapnya
Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut
Festival Sekerat, Mengenal Budaya Kutai di Laut

Festival Erau sudah dikenal sebagai festival rutin yang dilaksanakan Suku Kutai di Kutai Kartanegara.

Baca Selengkapnya
Sejarah Tradisi Syawalan di Pantura Jawa
Sejarah Tradisi Syawalan di Pantura Jawa

Tradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi

Menurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung
Meriah tapi Sakral, Begini Potret Warga Banyuwangi Gelar Kenduri Massal di Sepanjang Jalan Kampung

Tradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan

Baca Selengkapnya
Festival Lom Plai dan Cara Kutai Timur Pertahankan Budaya dengan Memperkuat Kearifan Lokal
Festival Lom Plai dan Cara Kutai Timur Pertahankan Budaya dengan Memperkuat Kearifan Lokal

Sebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang
Melihat Tradisi Nyadran, Perayaan Syukur Masyarakat Suku Tengger di Lumajang

Tradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.

Baca Selengkapnya
Tradisi Unik Warga Trenggalek Menghitung Jumlah Saudara Dipercaya Berikan Keselamatan dan Keberkahan Hidup Dunia Akhirat, Begini Caranya
Tradisi Unik Warga Trenggalek Menghitung Jumlah Saudara Dipercaya Berikan Keselamatan dan Keberkahan Hidup Dunia Akhirat, Begini Caranya

Warga Trenggalek percaya menghitung jumlah saudara bisa memberi keselamatan dan keberkahan hidup dunia akhirat. Begini caranya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Festival Patrol & Kundaran Semarakkan Ramadan di Banyuwangi
Festival Patrol & Kundaran Semarakkan Ramadan di Banyuwangi

Patrol merupakan seni memainkan alat musik dari bambu.

Baca Selengkapnya