Puluhan Anak Keracunan Ciki Ngebul, Pemprov Jatim Bikin Tim Khusus untuk Selidiki
Merdeka.com - Sejak Juli 2022 hingga kini, puluhan anak di beberapa daerah keracunan ciki ngebul yang biasa dijual para pedagang kaki lima di pasar malam atau taman hiburan rakyat. Menindaklanjuti kasus tersebut, Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji.
Salah satu kasus terjadi di Provinsi Jawa Timur. Seorang bocah di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo terluka akibat jajanan ciki ngebul yang ia beli dari pedagang keliling. Sesaat setelah menerima ciki ngebul dari pedagang, jajanan itu mengeluarkan api yang menyambar tangan, dada, dan pakaiannya.
Sang bocah langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo. Beruntung, korban berhasil diselamatkan setelah mengalami luka bakar sekitar 30 persen.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Dimana anak bisa terpapar bahan kimia berbahaya? Anak-anak yang terpapar bahan kimia berbahaya di lingkungan sekitar mereka juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Dimana saja polusi udara bisa mengancam anak? Tahukah orang tua, polusi udara tidak selalu berasal dari luar rumah.
-
Kenapa anak mudah keracunan? Anak-anak memiliki sistem pencernaan dan kekebalan yang masih dalam tahap berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap keracunan makanan.
Tim Investigasi
Sesuai Surat Edaran Kementerian Kesehatan tentang Pengawasan Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk tim investigasi untuk menelusuri peredaran makanan berbahan nitrogen cair.
Tim investigasi dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim Erwin Astha Triyono dan beranggotakan Tim Gerak Cepat (TGC).
"Temuan dari tim investigasi nantinya segera ditindaklanjuti sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan," terang Khofifah di Surabaya, Jumat (13/1/2023).
Mantan Mensos RI itu mengimbau tempat pengelolaan pangan selain restoran, seperti gerai pangan jajanan keliling tidak direkomendasikan menggunakan bahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang dijual.
"Mohon peraturan ini ditaati demi kebaikan kita bersama. Saling menjaga, saling melindungi," tutur gubernur pertama di Jawa Timur itu, dikutip dari ANTARA.
Dampak Nitrogen Cair
©2023 Merdeka.com
Sementara itu, berdasarkan penjelasan Kepala Dinkes Jatim Erwin Astha Triyono, kandungan nitrogen cair pada makanan dapat menyebabkan radang dingin, luka bakar atau cold burn pada jaringan kulit.
"Tenggorokan terasa seperti terbakar, bahkan dapat terjadi kerusakan internal organ. Disebabkan suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh dalam waktu panjang," jelasnya.
Selain itu, menghirup uap asap nitrogen dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang cukup parah.
"Kami meminta rumah sakit di seluruh kabupaten/kota untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan melaporkan apabila terjadi kejadian luar biasa keracunan pangan yang disebabkan nitrogen cair," tegas Erwin. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaAnak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaBPOM Mamuju menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada sampel makanan yang diserahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca SelengkapnyaTemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju ditemukan bakteri E-Coli dari sampel PMT tersebut.
Baca SelengkapnyaProgram tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).
Baca SelengkapnyaKe tujuh remaja akhirnya dibawa ke kantor polisi untuk diminta keterangan.
Baca SelengkapnyaKeracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provins Jawa Barat mencatat pasien anak yang menjalani cuci darah mencapai ratusan orang.
Baca SelengkapnyaPetugas di lapangan masih fokus terhadap penanganan para korban serta warga terdampak.
Baca Selengkapnya