Sensasi Menonton Tayub Nganjuk, Seni Pertunjukan Sejak Zaman Kerajaan yang Bikin Warga Guyub Rukun
Tayub merupakan tari pergaulan yang dalam perwujudannya bisa bersifat romantis dan bisa pula erotis.
Seni pertunjukan ini masih eksis hingga sekarang.
Sensasi Menonton Tayub Nganjuk, Seni Pertunjukan Sejak Zaman Kerajaan yang Bikin Warga Guyub Rukun
Tayub merupakan tari pergaulan yang dalam perwujudannya bisa bersifat romantis dan bisa pula erotis. Para penarinya perempuan, mereka disebut tledhek atau waranggana. Pertunjukan Tayub selalu melibatkan penonton pria untuk menari bersama (pengibing).
-
Tari Tanduak menceritakan apa? Melansir dari beberapa sumber, Tari Tanduak ini menceritakan adu kerbau antar masyarakat Pulau Paco di Minangkabau dan utusan dari Kerajaan Majapahit.
-
Apa keunikan Tari Turuk Langgai? Tarian Turuk Langgai merupakan tarian yang gerakannya menyerupai hewan di hutan atau di lingkungan yang mereka tempati. Tarian ini juga menjadi bagian dari sebuah ritual dan juga melibatkan roh-roh halus.
-
Mengapa pantun bahasa madura sering digunakan dalam seni tayub? Selain disampaikan secara lisan, papareghan lebih sering digunakan sebagai nyanyian oleh seorang 'tandha’' dalam sebuah pertunjukan seni tayub.
-
Dimana tradisi Tabuik dirayakan? Tradisi ini mulai berkembang hingga ke berbagai daerah mulai dari Bengkulu, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil.
-
Kenapa warga Nganjuk membuat Gunungan Ketupat? Tradisi Gunungan Ketupat bertujuan untuk melestarikan tradisi Jawa Islam, yaitu tradisi sedekahan dan mencintai selawat dengan guyub rukun antar warga.
-
Kenapa tradisi Tabuik dilakukan? Tujuan dari upacara ini untuk memperingati kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein.
Sejarah
Mengutip situs repository.unej.ac.id, Tayub awalnya merupakan kesenian yang dipentaskan di pusat-pusat kerajaan Jawa hingga akhirnya sampai ke Nganjuk.
Kesenian Tayub di Nganjuk mengalami pasang-surut. Pada tahun 1996 kesenian ini mulai meredup. Beruntung, pemerintah melakukan intervensi dengan memberikan perhatian lebih serius kepada kesenian warisan nenek moyang ini selama kurun waktu 1996-2009 silam.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk memfasilitasi pembangunan padepokan sebagai wadah melakukan pembinaan, berkeluh kesah, sekaligus tempat lahirnya karya-karya Tayub. Salah satunya tercetusnya inisiasi Tayub Padang Bulan pada tahun 2006 silam.
Tayub Padang Bulan merupakan ciri khas tayub Nganjuk yang mengandung pembaruan, mulai dari peraturan, busana, hingga panggung.
Penyelenggaraan
Tayub digelar untuk merayakan pesta pernikahan dan berbagai hajatan lainnya.
Tayub di Desa Sambirejo
Mengutip artikel Eksistensi kesenian tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk karya Kholisatul Mar'ah (UB, 2019), kesenian Tayub di Dusun Ngrajek Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga.
Kesenian tayub di dusun Ngrajek ini mengandung unsur-unsur mistis yang dipercayai masyarakat. Salah satunya bahwa kesenian tayub tidak akan berjalan lancar jika permintaan yang diinginkan danyang tidak dilaksanakan dengan runtut.
Pada 2009 acara rutin gembyangan waranggana yang semula hanya digelar di Desa Sambirejo, ditambah ritual gembyangan di Air Terjun Sedudo. Hal ini jadi salah satu daya tarik wisata Kabupaten Nganjuk.
Bikin Warga Guyub Rukun
Seni pertunjukan Tayub membuat masyarakat berkumpul dengan guyub rukun. Pemkab Nganjuk bersama para seniman dan masyarakat terus berupaya melestarikan kesenian tradisional yang merupakan peninggalan enek moyang.
Salah satunya dengan cara selalu mengikutsertakan tayub dalam berbagai acara khususnya yang digelar di Desa Sambirejo, Kabupaten Nganjuk.