Surah Juz 30 Lengkap Arab Latin untuk Dihafalkan, Baca Selengkapnya
Dikenal sebagai Juz Amma, juz 30 dalah bagian juz terakhir dalam kitab suci Al-Quran.
Dikenal sebagai Juz Amma, juz 30 dalah bagian juz terakhir dalam kitab suci Al-Quran.
Surah Juz 30 Lengkap Arab Latin untuk Dihafalkan, Baca Selengkapnya
Juz 30 dalam Al-Quran, yang juga dikenal sebagai Juz Amma, adalah bagian juz terakhir dalam kitab suci Al-Quran. Juz 30 diawali dengan surah An-Naba dan diakhiri dengan surah An-Naas. Total terdapat 37 surah dalam juz 30 Al-Quran. Surah-surah pendek yang tergabung dalam juz 30 sebagian besar diturunkan di Mekkah, sehingga masuk ke dalam golongan surat Makkyiyah.
Masing-masing surah juz 30 disusun sesuai dengan urutan dalam mushaf Al-Quran. Mushaf Al-Qur’an sendiri adalah salinan wahyu Allah (Al-Qur'an) dalam bentuk lembaran-lembaran naskah tulis.
Juz 30 ini diawali dengan surah An-Naba dan diakhiri dengan surah An-Naas. Jadi, total terdapat 37 surah dalam juz 30 Al-Qur’an.
Berikut adalah surah juz 30 Arab Latin lengkap untuk Anda hafalkan. Amalkan surah-surah sebagai surah pendek saat mengerjakan salat.
-
Surat Yasin Latin berisi apa? Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Al-Qur'an dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yang diturunkan di Makkah sebelum Hijrah Rasulullah SAW ke Madinah.
-
Apa manfaat membaca Surat Yasin latin secara rutin? Membaca Yasin latin secara rutin bisa memberi berkah bagi keluarga. Agar memperoleh limpahan berkah dari Allah SWT, sebaiknya membaca Surat Yasin di pagi hari.
-
Tahlil Latin, apa sebenarnya itu? Bacaan tahlil adalah kalimat tauhid. Kalimat tauhid atau bacaan tahlil memiliki kelebihan, salah satunya adalah siapa saja yang membaca bacaan tahlil menjelang ajalnya, maka dia akan masuk surga.
-
Bagaimana cara membaca Surat Tabarok? Bacaan Surah Tabarok dan Artinya تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ Tabaarakalladzi biyadihil mulku wa huwa ‘ala kulli syaiin qadiir.Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
-
Bagaimana Tahlil Latin dibaca? Berikut selengkapnya mengenai bacaan tahlil latin lengkap beserta artinya yang patut untuk Anda ketahui dan hafalkan, dilansir dari Liputan6 dan NU Online.
-
Apa doa untuk cepat menghafal? Doa cepat menghafal adalah salah satu cara untuk memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam mengingat segala hal yang bermanfaat dan dijauhkan dari kerugian.
Mengenal Juz 30 dalam Al-Quran
Juz 30 atau sering dikenal dengan sebutan Juz ‘Amma merupakan bagian Juz yang terakhir dalam Al-Quran. Juz 30 ini diawali dengan surah An-Naba dan diakhiri dengan surah An-Naas dengan total terdapat 37 surah dalam juz 30 Al-Qur’an.
Sebagian besar surat dalam Juz 30 adalah surah-surah pendek dari surah yang turun di Mekkah, sehingga masuk ke dalam golongan surat Makkyiyah. Beberapa surah yang turun di Madinah hanya Surah Al-Bayyinah, Az-Zalzalah, dan An-Nasr.
Penamaan Juz 30 atau Juz ‘Amma sendiri diambil dari ayat pertama pada surat pertama dalam Juz Amma atau surah An Naba dan berakhir dalam Surah An-Naas ayat 6. Juz 30 ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur. Dengan total waktu yang dibutuhkan yakni selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Dalam beribadah, umat Islam menggunakan surat dalam Juz 30 untuk sholat baik wajib (Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya) maupun sunnah secara berjamaah (Tarawih atau Witir) membacakan ayat-ayat dalam Juz ini setelah pembacaan Surah Al-Fatihah.
Sementara dalam tradisi rakyat Indonesia, juz 30 umum disusun secara tunggal atau dalam buku khusus yang hanya menuliskan surah-surah terakhir dalam Juz 30. Kini, kitab-kitab tunggal Juz ‘Amma dalam pendidikan dan pembelajaran Al-Qur'an kebanyakan digunakan dalam tahap kedua belajar membaca Al-Qur'an, setelah fase pengenalan huruf Hijaiyah melalui metode Iqra atau metode serupa lainnya sebelum mempelajari dan membacakan Al-Qur'an dengan jumlah Juz yang lengkap.
Surah Juz 30 Lengkap
1. Surah An-Naba
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ
‘amma yatasā`alụn
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ
‘anin-naba`il-‘aẓīm
Tentang berita yang besar (hari kebangkitan),
الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَۗ
allażī hum fīhi mukhtalifụn
yang dalam hal itu mereka berselisih.
كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَۙ
kallā saya’lamụn
Tidak! Kelak mereka akan mengetahui,
ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ
ṡumma kallā saya’lamụn
sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ
a lam naj’alil-arḍa mihādā
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,
وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ
wal-jibāla autādā
dan gunung-gunung sebagai pasak?
وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ
wa khalaqnākum azwājā
Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,
وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ
wa ja’alnā naumakum subātā
dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,
وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ
wa ja’alnal-laila libāsā
dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian,
وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ
wa ja’alnan-nahāra ma’āsyā
dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ
wa banainā fauqakum sab’an syidādā
dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,
وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ
wa ja’alnā sirājaw wahhājā
dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari),
وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ
wa anzalnā minal-mu’ṣirāti mā`an ṡajjājā
dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,
لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ
linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā
untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,
وَّجَنّٰتٍ اَلْفَافًاۗ
wa jannātin alfāfā
dan kebun-kebun yang rindang.
اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيْقَاتًاۙ
inna yaumal-faṣli kāna mīqātā
Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan,
يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَاجًاۙ
yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā
(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong,
وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ
wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā
dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu,
وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ
wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā
dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.
اِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًاۙ
inna jahannama kānat mirṣādā
Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi neraka),
لِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ
liṭ-ṭāgīna ma`ābā
menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.
لّٰبِثِيْنَ فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ
lābiṡīna fīhā aḥqābā
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,
لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ
lā yażụqụna fīhā bardaw wa lā syarābā
mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,
اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ
illā ḥamīmaw wa gassāqā
selain air yang mendidih dan nanah,
جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ
jazā`aw wifāqā
sebagai pembalasan yang setimpal.
اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ
innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā
Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan.
وَّكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كِذَّابًاۗ
wa każżabụ bi`āyātinā kiżżābā
Dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.
وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًاۙ
wa kulla syai`in aḥṣaināhu kitābā
Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan manusia).
فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا
fa żụqụ fa lan nazīdakum illā ‘ażābā
Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab.
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ
inna lil-muttaqīna mafāzā
Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
حَدَاۤىِٕقَ وَاَعْنَابًاۙ
ḥadā`iqa wa a’nābā
(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,
وَّكَوَاعِبَ اَتْرَابًاۙ
wa kawā’iba atrābā
dan gadis-gadis montok yang sebaya,
وَّكَأْسًا دِهَاقًاۗ
wa ka`san dihāqā
dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا كِذَّابًا
lā yasma’ụna fīhā lagwaw wa lā kiżżābā
Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta.
جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ
jazā`am mir rabbika ‘aṭā`an ḥisābā
Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu,
رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ
rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumar-raḥmāni lā yamlikụna min-hu khiṭābā
Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰن
وَقَالَ صَوَابًا
yauma yaqụmur-rụḥu wal-malā`ikatu ṣaffal lā yatakallamụna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.
ذٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا
żālikal-yaumul-ḥaqq, fa man syā`attakhaża ilā rabbihī ma`ābā
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا
innā anżarnākum ‘ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”
2. Surah An Nazi’at
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَالنّٰزِعٰتِ غَرْقًاۙ
wan-nāzi’āti garqā
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras.
وَّالنّٰشِطٰتِ نَشْطًاۙ
wan-nāsyiṭāti nasyṭā
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.
وَّالسّٰبِحٰتِ سَبْحًاۙ
was-sābiḥāti sab-ḥā
Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,
فَالسّٰبِقٰتِ سَبْقًاۙ
fas-sābiqāti sabqā
dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang,
فَالْمُدَبِّرٰتِ اَمْرًاۘ
fal-mudabbirāti amrā
dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia).
يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُۙ
yauma tarjufur-rājifah
(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam,
تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ۗ
tatba’uhar-rādifah
(tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.
قُلُوْبٌ يَّوْمَىِٕذٍ وَّاجِفَةٌۙ
qulụbuy yauma`iżiw wājifah
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut,
اَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ ۘ
abṣāruhā khāsyi’ah
pandangannya tunduk.
يَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِى الْحَافِرَةِۗ
yaqụlụna a innā lamardụdụna fil-ḥāfirah
(Orang-orang kafir) berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?
ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ۗ
a iżā kunnā ‘iẓāman nakhirah
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”
قَالُوْا تِلْكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ
qālụ tilka iżang karratun khāsirah
Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.”
فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌۙ
fa innamā hiya zajratuw wāḥidah
Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.
فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ
fa iżā hum bis-sāhirah
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ مُوْسٰىۘ
hal atāka ḥadīṡu mụsā
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?
اِذْ نَادٰىهُ رَبُّهٗ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًىۚ
iż nādāhu rabbuhụ bil-wādil-muqaddasi ṭuwā
Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa;
اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۖ
iż-hab ilā fir’auna innahụ ṭagā
pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,
فَقُلْ هَلْ لَّكَ اِلٰٓى اَنْ تَزَكّٰىۙ
fa qul hal laka ilā an tazakkā
Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan),
وَاَهْدِيَكَ اِلٰى رَبِّكَ فَتَخْشٰىۚ
wa ahdiyaka ilā rabbika fa takhsyā
dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?”
فَاَرٰىهُ الْاٰيَةَ الْكُبْرٰىۖ
fa arāhul-āyatal-kubrā
Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.
فَكَذَّبَ وَعَصٰىۖ
fa każżaba wa ‘aṣā
Tetapi dia (Fir‘aun) mendustakan dan mendurhakai.
ثُمَّ اَدْبَرَ يَسْعٰىۖ
ṡumma adbara yas’ā
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).
فَحَشَرَ فَنَادٰىۖ
fa ḥasyara fa nādā
Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).
فَقَالَ اَنَا۠ رَبُّكُمُ الْاَعْلٰىۖ
fa qāla ana rabbukumul-a’lā
(Seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”
فَاَخَذَهُ اللّٰهُ نَكَالَ الْاٰخِرَةِ وَالْاُوْلٰىۗ
fa akhażahullāhu nakālal-ākhirati wal-ụlā
Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia.
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۗ
inna fī żālika la’ibratal limay yakhsyā
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah).
ءَاَنْتُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمِ السَّمَاۤءُ ۚ بَنٰىهَاۗ
a antum asyaddu khalqan amis-samā`, banāhā
Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوّٰىهَاۙ
rafa’a samkahā fa sawwāhā
Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
وَاَغْطَشَ لَيْلَهَا وَاَخْرَجَ ضُحٰىهَاۖ
wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā
dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang).
وَالْاَرْضَ بَعْدَ ذٰلِكَ دَحٰىهَاۗ
wal-arḍa ba’da żālika daḥāhā
Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.
اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَاۖ
akhraja min-hā mā`ahā wa mar’āhā
Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
وَالْجِبَالَ اَرْسٰىهَاۙ
wal-jibāla arsāhā
Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh.
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ
matā’al lakum wa li`an’āmikum
(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.
فَاِذَا جَاۤءَتِ الطَّاۤمَّةُ الْكُبْرٰىۖ
fa iżā jā`atiṭ-ṭāmmatul-kubrā
Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ مَا سَعٰىۙ
yauma yatażakkarul-insānu mā sa’ā
yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِمَنْ يَّرٰى
wa burrizatil-jaḥīmu limay yarā
dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ
fa ammā man ṭagā
Maka adapun orang yang melampaui batas,
وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ
wa āṡaral-ḥayātad-dun-yā
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ
fa innal-jaḥīma hiyal-ma`wā
maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ
wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan-nafsa ‘anil-hawā
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,
فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ
fa innal-jannata hiyal-ma`wā
maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ
yas`alụnaka ‘anis-sā’ati ayyāna mursāhā
Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah terjadinya?”
فِيْمَ اَنْتَ مِنْ ذِكْرٰىهَاۗ
fīma anta min żikrāhā
Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)?
اِلٰى رَبِّكَ مُنْتَهٰىهَاۗ
ilā rabbika muntahāhā
Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya).
اِنَّمَآ اَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَّخْشٰىهَاۗ
innamā anta munżiru may yakhsyāhā
Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari Kiamat).
كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا
ka`annahum yauma yaraunahā lam yalbaṡū illā ‘asyiyyatan au ḍuḥāhā
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.
3. Surah Abasa
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ
‘abasa wa tawallā
Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,
اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ
an jā`ahul-a’mā
karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ
wa mā yudrīka la’allahụ yazzakkā
Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),
اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ
au yażżakkaru fa tanfa’ahuż-żikrā
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?
اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ
ammā manistagnā
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),
فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ
fa anta lahụ taṣaddā
maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,
وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ
wa mā ‘alaika allā yazzakkā
padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ
wa ammā man jā`aka yas’ā
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
وَهُوَ يَخْشٰىۙ
wa huwa yakhsyā
sedang dia takut (kepada Allah),
فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ
fa anta ‘an-hu talahhā
engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.
كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ
kallā innahā tażkirah
Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,
فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗ ۘ
fa man syā`a żakarah
maka barangsiapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya,
فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ
fī ṣuḥufim mukarramah
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah),
مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ
marfụ’atim muṭahharah
yang ditinggikan (dan) disucikan,
بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ
bi`aidī safarah
di tangan para utusan (malaikat),
كِرَامٍۢ بَرَرَةٍۗ
kirāmim bararah
yang mulia lagi berbakti.
قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ
qutilal-insānu mā akfarah
Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!
مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ
min ayyi syai`in khalaqah
Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?
مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ
min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarah
Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya.
ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ
ṡummas-sabīla yassarah
Kemudian jalannya Dia mudahkan,
ثُمَّ اَمَاتَهٗ فَاَقْبَرَهٗۙ
ṡumma amātahụ fa aqbarah
kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya,
ثُمَّ اِذَا شَاۤءَ اَنْشَرَهٗۗ
ṡumma iżā syā`a ansyarah
kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ اَمَرَهٗۗ
kallā lammā yaqḍi mā amarah
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan kepadanya.
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ
falyanẓuril-insānu ilā ṭa’āmih
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ
annā ṣababnal-mā`a ṣabbā
Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),
ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّاۙ
ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqā
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ
fa ambatnā fīhā ḥabbā
lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,
وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ
wa ‘inabaw wa qaḍbā
dan anggur dan sayur-sayuran,
وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ
wa zaitụnaw wa nakhlā
dan zaitun dan pohon kurma,
وَّحَدَاۤئِقَ غُلْبًا
wa ḥadā`iqa gulbā
dan kebun-kebun (yang) rindang,
وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا
wa fākihataw wa abbā
dan buah-buahan serta rerumputan.
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ
matā’al lakum wa li`an’āmikum
(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.
فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ
fa iżā jā`atiṣ-ṣākhkhah
Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ
yauma yafirrul-mar`u min akhīh
pada hari itu manusia lari dari saudaranya,
وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ
wa ummihī wa abīh
dan dari ibu dan bapaknya,
وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ
wa ṣāḥibatihī wa banīh
dan dari istri dan anak-anaknya.
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ
likullimri`im min-hum yauma`iżin sya`nuy yugnīh
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ
wujụhuy yauma`iżim musfirah
Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri,
ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ
ḍāḥikatum mustabsyirah
tertawa dan gembira ria,
وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ
wa wujụhuy yauma`iżin ‘alaihā gabarah
dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),
تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ
tarhaquhā qatarah
tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan).
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ
ulā`ika humul-kafaratul-fajarah
Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.
Surah Juz 30 Lainnya adalah;
4. At Takwiir (Menggulung) surat ke-81 terdiri dari 29 ayat
5. Al Infithaar (Terbelah) surat ke-82 terdiri dari 19 ayat
6. Al Muthaffifiin (Orang-orang yang Curang) surat ke-83 terdiri dari 36 ayat
7. Al Insyiqaaq (Terbelah) surat ke-84 terdiri dari 25 ayat
8. Al Buruuj (Gugusan Bintang) surat ke-85 terdiri dari 22 ayat
9. Ath Thaariq (Yang Datang di Malam Hari) surat ke-86 terdiri dari 17 ayat
10. Al A’laa (yang Paling Tinggi) surat ke-87 terdiri dari 19 ayat
11. Al Ghaasyiyah (Hari Pembalasan) surat ke-88 terdiri dari 26 ayat
12. Al Fajr (Fajar) surat ke-89 terdiri dari 30 ayat
13. Al Balad (Negeri) surat ke-90 terdiri dari 20 ayat
14. Asy Syams (Matahari) surat ke-91 terdiri dari 15 ayat
15. Al Lail (Malam) surat ke-92 terdiri dari 21 ayat
16. Adh Dhuhaa (Waktu Dhuha atau Waktu Matahari Sepenggalahan Naik) surat ke-93 terdiri dari 11 ayat
17. Al Insyirah (Melapangkan) surat ke-94 terdiri dari 8 ayat
18. At Tin (Buah Tin) surat ke-95 terdiri dari 8 ayat
19. Al Alaq (Segumpal Darah) surat ke-96 terdiri dari 19 ayat
20. Al Qadr (Kemuliaan) surat ke-97 terdiri dari 5 ayat
21. Al Bayyinah (Pembuktian) surat ke-98 terdiri dari 8 ayat
22. Al Zalzalah (Kegoncangan) surat ke-99 terdiri dari 8 ayat
23. Al ‘Aadiyaat (Kuda yang Berlari Kencang) surat ke-100 terdiri dari 11 ayat
24. Al Qaari’ah (Hari Kiamat) surat ke-101 terdiri dari 11 ayat
25. At Takaatsur (Bermegah-megahan) surat ke-102 terdiri dari 8 ayat
26. Al Ashr (Demi Masa atau Waktu) surat ke-103 terdiri dari 3 ayat
27. Al Humazah (Pengumpat) surat ke-104 terdiri dari 9 ayat
28. Al Fiil (Gajah) surat ke-105 terdiri dari 5 ayat
29. Quraisy (Suku Quraisy) surat ke-106 terdiri dari 4 ayat
30. Al Maa’uun (Barang-barang yang Berguna) surat ke-107 terdiri dari 7 ayat
31. Al Kautsar (Nikmat yang Banyak atau Berlimpah) surat ke-108 terdiri dari 3 ayat
32. Al Kaafiruun (Orang-orang Kafir) surat ke-109 terdiri dari 6 ayat
33. An Nashr (Pertolongan) surat ke-110 terdiri dari 3 ayat
34. Al Lahab (Gejolak Api atau Sabut) surat ke-111 terdiri dari 5 ayat
35. Al Ikhlash (Memurnikan Keesaan Allah atau Ikhlas) surat ke-112 terdiri dari 4 ayat
36. Al Falaq (Waktu Subuh) surat ke-113 terdiri dari 5 ayat
37. An Naas (Umat Manusia) surat ke-114 terdiri dari 6 ayat
Manfaat Membaca Al-Quran Setiap Hari
1. Mendapatkan pahala dan kebaikan
Membaca Al-Qur’an dapat menjadikan suasana sekitar menjadi lebih damai, tenang dan penuh dengan keberkahan. Maka dari itu seseorang yang membaca Alquran akan mendapatkan pahala yang berlipatganda dan kebaikan dari Allah SWT sebagai manusia yang soleh. Seperti hadits riwayat dari yirmidzi bahwa,
“Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah maka seseorang akan mendapatkan kebaikan satu kali, tetapi setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kalinya.”
2. Mendapatkan derajat dan wibawa lebih baik
Membaca Al-Qur’an dapat membuat seseorang terlihat semakin bercahaya dan penuh wibawa. Kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi lebih disayangi, dihormati dan dihargai banyak orang. Seperti hadits yang menyatakan:
“Orang-orang yang hebat dalam membaca Al-Qur’an akan selalu ditemani para malaikat pencatat yang paling dimuliakan dan taat kepada Allah SWT dan orang-orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an lalu bersusah payah mempelajarinya maka dia akan mendapatkan dua kali pahala.” (HR. Bukhari)
3. Memperoleh rahmat dan lindungan oleh malaikat
Membaca Al-Qur’an dengan hati yang tenang dan sabar dapat mendatangkan rahmat dari Allah SWT dan mendapatkan perlindungan dari para malaikat dari kejahatan yang terlihat maupun tidak terlihat. Seperti hadits yang menyatakan:
“Ketika para kaum muslim berkumpul dimasjid-masjid Allah dan mereka membaca Al-Qur’an serta memnpelajarinya, maka akan datang kepada mereka ketentraman, rahmat Allah dan dilindungi malaikat-malaikat dan Allah menyebut mereka dihadapan makhluk yang ada didekatnya.”