FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB
Presiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Presiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
FOTO: Kutuk Pembakaran Kitab Suci, Presiden Iran Angkat dan Cium Alquran di Sidang Umum PBB
Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan pidato pada Sidang Umum Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) ke-78 di Markas Besar PBB, New York City, Amerika Serikat, pada Selasa (19/9). Dalam kesempatan itu Raisi terlihat mengangkat kitab suci Alquran dan menciumnya.
Aksi ini dilakukan untuk mengutuk tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
“Api rasa tidak hormat tidak akan mengalahkan kebenaran ilahi,” kata Raisi dalam Sidang Umum PBB, Selasa (19/9), sebagaimana dilansir Al Arabiya.
Presiden Iran itu juga menuduh Barat berusaha mengalihkan perhatian dengan alat kebebasan berpendapat.
Ebrahim Raisi juga menyinggung kebijakan diskriminatif Prancis yang secara kontroversial melarang siswi muslim mengenakan jilbab di sekolah.
“Islamofobia dan apartheid budaya yang terjadi di negara-negara Barat, terbukti dalam tindakan mulai dari penodaan Al-Quran hingga pelarangan hijab di sekolah, dan berbagai diskriminasi menyedihkan lainnya tidak pantas untuk bermartabat manusia,” kata Raisi.
Raisi bukanlah satu-satunya pemimpin negara muslim yang mengutuk pembakaran Alquran di Sidang Umum PBB.
Krtiik keras atas tindakan penistaan agama yang dibiarkan itu juga datang dari Turki dan Qatar.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negara-negara Barat sedang melihat “wabah” rasisme termasuk Islamofobia.
“Ini telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi,” katanya Erdogan dilansir Al Arabiya.
“Mentalitas yang mendorong serangan keji terhadap Al-Quran di Eropa, dengan membiarkannya berkedok kebebasan berekspresi, pada dasarnya mengaburkan masa depan (Eropa) melalui tangan mereka sendiri,” kata Erdogan.
Turki selama ini memberikan tekanan kepada Swedia yang telah melakukan pembiaran atas aksi pembakaran Alquran oleh seorang pengungsi aktivis Kurdi bernama Salwan Momika.
Sementara, Emir Qatar – kerajaan yang memiliki hubungan dekat dengan Barat dan dunia Islam lainnya – dalam pidatonya mengatakan bahwa dengan sengaja mengkompromikan kesucian orang lain tidak boleh dilihat sebagai kebebasan berekspresi.
Al Arabiya