Arkeolog Temukan Bukti Penyebab Hancurnya Kota Sodom yang Disebut di Alquran dan Alkitab
Sebuah penemuan arkeologi menarik telah mengungkap kemungkinan kisah Sodom dan Gomora dalam Alkitab dan Alquran.
Sebuah penemuan arkeologi menarik telah mengungkap kemungkinan kisah Sodom dan Gomora dalam Alkitab dan Alquran.
Arkeolog Temukan Bukti Penyebab Hancurnya Kota Sodom yang Disebut di Alquran dan Alkitab
Sekitar tahun 1650 SM, kota Zaman Perunggu bernama Tall el-Hammam di Lembah Yordania hancur karena ledakan yang disebabkan oleh komet atau meteor. Kejadian ini mungkin mengilhami kisah penghancuran Sodom dan Gomora dalam Alkitab.
Arkeolog telah menemukan bukti-bukti kejadian mendadak yang menghasilkan suhu tinggi di reruntuhan bangunan bata lumpur el-Hammam, seperti potongan tembikar yang meleleh di luar tapi tidak terkena di dalam.
-
Bagaimana Sodom dan Gomora hancur? Sebuah teori menunjukkan wilayah Laut Mati hancur karena gempa bumi dahsyat antara tahun 2100 dan 1900 SM. Peristiwa semacam itu bisa memicu badai api di dalam kota.
-
Di mana Sodom dan Gomora berada? Lima kota ini kemungkinan berada di selatan Kanaan.
-
Apa yang terjadi pada Sodom dan Gomora? Zeboiim, Admah, Sodom, dan Gomora diazab dengan hujan api yang diturunkan dari langit.
-
Kenapa Sodom dan Gomora diazab Tuhan? Dikisahkan dalam kitab suci, kota ini diazab Tuhan karena dosa-dosa yang telah dilakukan penduduknya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Yerusalem? Arkeolog menemukan pecahan mangkuk porselen China dari abad ke-16 di sekitar Gunung Zion, Yerusalem, wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Scientific Reports mengungkap penyebab kemungkinan penghancuran tersebut berdasarkan catatan arkeologi.
Para peneliti menyimpulkan bahwa perang, kebakaran, letusan gunung berapi, atau gempa bumi tidak mungkin menjadi penyebabnya, karena peristiwa ini tidak mungkin menghasilkan panas yang cukup kuat untuk menyebabkan pelelehan seperti di lokasi tersebut. Mereka menduga ledakan tersebut disebabkan oleh sebuah batu ruang angkasa.
Namun, para peneliti tidak berhasil menemukan kawah di situs tersebut. Mereka berpendapat kerusakan tersebut ada hubungannya dengan ledakan udara yang terjadi saat meteor atau komet melintasi atmosfer dengan kecepatan tinggi.
Pedang meleleh
Menurut Christopher R. Moore, arkeolog dari University of South Carolina, ledakan ini diperkirakan terjadi sekitar 4 kilometer di atas kota dan memiliki kekuatan 1.000 kali lebih besar dari bom atom Hiroshima. "Suhu udara naik dengan cepat di atas 2.000 derajat Celsius," Moore menjelaskan.
"Pakaian dan kayu langsung terbakar. Pedang, tombak, bata lumpur, dan tembikar mulai meleleh. Hampir seketika, seluruh kota terbakar."
Sumber: Smithsonian Magazine
Beberapa detik setelah ledakan, gelombang kejut melanda kota dengan kecepatan sekitar 1.190 kilometer per jam—lebih cepat dari tornado terburuk yang pernah tercatat. Bangunan-bangunan kota itu hanya tinggal menjadi pondasi dan puing-puing.
"Tak ada satupun dari 8.000 orang atau hewan di dalam kota yang selamat," tambah Moore. "Tubuh mereka terkoyak-koyak dan tulang mereka hancur menjadi potongan-potongan kecil."
Para peneliti juga menemukan bukti lain, seperti logam yang meleleh dan pecahan mineral yang tidak biasa di reruntuhan kota tersebut.
Arkeolog juga menemukan tingkat garam yang tinggi di lapisan penghancuran, yang mungkin disebabkan oleh dampak ledakan terhadap Laut Mati atau pantainya.
Ledakan itu bisa menyebar garam ke area luas, mungkin menciptakan tanah yang asam sehingga mencegah tanaman tumbuh dan mengakibatkan kota-kota di sepanjang Lembah Yordania bawah ditinggalkan selama berabad-abad.
Namun, apakah Tall el-Hammam dan Sodom adalah kota yang sama sebenarnya masih menjadi perdebatan. Para peneliti menunjukkan penelitian baru ini tidak menawarkan bukti yang memihak kepada salah satu pihak.
"Semua pengamatan yang tercantum dalam Kitab Kejadian sesuai dengan ledakan udara kosmik," kata Kennett dalam pernyataan tersebut, "tetapi tidak ada bukti ilmiah bahwa kota yang hancur ini memang Sodom dalam Perjanjian Lama."