Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Bejana keramik ini ditemukan di Kota Tua Yerusalem, Palestina.
Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Bejana Berusia 1000 Tahun Ini Ternyata Granat Tangan yang Digunakan Saat Perang Salib, Ada Sisa Bahan Peledak di Dalamnya
Sebuah bejana keramik berasal dari sekitar abad ke-11 sampai 12 M ditemukan di Yerusalem. Namun, ini bukan sembarang bejana.
Menurut penelitian baru, diduga bejana berbentuk lonjong ini adalah granat tangan, berdasarkan hasil analisis residu yang ditemukan di dalam benda ini.
-
Apa saja senjata kuno yang ditemukan? Senjata yang ditemukan ini mencakup ujung tombak, kapak, dan tiga lainnya yang jenisnya belum teridentifikasi.
-
Dimana senjata kuno itu ditemukan? Senjata ini ditemukan di hutan dekat daerah Hrubieszow, Polandia timur, seperti dilansir Ancient Pages.
-
Apa senjata perang paling awal di Levant Selatan? Semua batu selempang dikumpulkan dari dua situs arkeologi yang berbeda di En Esur di dataran Sharon utara, dan di 'En Zippori di Galilea Bawah. Semua batu selempang hampir identik, diproduksi secara seragam dari batu kapur keras atau dolomit dengan ukuran yang sama dengan panjang rata-rata 52 mm, lebar sekitar 321 mm, dan berat rata-rata 60 gram.
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Apa artefak yang ditemukan? Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun.
-
Kapan senjata perang paling awal ditemukan di Levant Selatan? Penelitian baru mengungkapkan contoh paling awal produksi senjata perang sistematis berskala besar terjadi di Levant Selatan, sekitar 7.200 tahun yang lalu.
Foto: Robert Mason, Royal Ontario Museum
Tim menganalisis empat pecahan keramik ini. Salah satu pecahan mengandung sesuatu yang terlihat seperti bahan peledak. Empat pecahan keramik ini ditemukan di Taman Armenia, berlokasi di Kota Tua Yerusalem pada tahun 1961-1967. Pecahan keramik ini disimpan di Royal Ontario Museum, Kanada. Sumber: Arkeonews
Bejana keramik berbentuk bola dan kerucut dari abad ke-9 sampai 15 banyak ditemukan di wilayah Timur Tengah. Namun penggunaan bejana-bejana ini kerap diperdebatkan.
Menurut spekulasi, temuan bejana-bejana ini digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk wadah bir, tempat menyimpan merkuri, minyak, dan obat-obatan. Penelitian terbaru yang dipimpin Universitas Griffith di Queensland, Australia mengonfirmasi tiga dari bejana ini berisi minyak dan obat-obatan, sesuai dengan perkiraan sebelumnya.Bahan Peledak Buatan Lokal
Salah satu pecahan keramik yang disebut pecahan 737, adalah yang paling penting. Pecahan 737 ini berisi bahan campuran yang kemungkinan digunakan sebagai peledak. Bahan peledak ini juga diduga buatan pabrik lokal, bukan diimpor dari China, yang terkenal dengan bubuk mesiunya sejak abad ke-9.
Bahan Peledak
Pecahan 737 berisi sisa-sisa sulfur, merkuri, magnesium, dan nitrat. Magnesium diduga didatangkan dari Laut Mati, di mana bahan tersebut diekstraksi pada masa itu.
"Penelitian ini menunjukkan ragam penggunaan bejana keramik yang unik ini termasuk alat peledak kuno."
Carney Matheson, arkeolog molekuler dari Universitas Griffith, Australia.
Sumber: Arkeonews
Senjata Perang Salib
Carney Matheson mengatakan, bejana-bejana ini digunakan sebagai granat saat Perang Salib. Granat ini dilemparkan ke benteng Tentara Salib yang menghasilkan suara ledakan yang sangat keras dan kilatan cahaya terang.
Bejana keempat yang ditemukan diduga digunakan untuk menyimpan bahan bakar lampu atau kemungkinan untuk menyimpan minyak, karena di dalamnya ditemukan jejak asam lemak (yang telah digunakan dalam senjata termal awal).
Matheson juga menyampaikan, penelitian timnya mengungkapkan beberapa bejana ditutup menggunakan resin. "Lebih banyak penelitian pada bejana-bejana ini dan kandungan bahan peledaknya akan memudahkan kami untuk memahami teknologi peledak kuno pada zaman pertengahan, dan sejarah senjata peledak di Mediterania Timur," jelasnya. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PLOS One.