Tukang Pijat asal Lamongan Daftar Haji Plus, Biaya 4 Kali Lipat Menabung 30 Tahun
Merdeka.com - Tarmi, seorang tukang pijat di Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, merupakan satu dari sekian banyak jemaah calon haji Indonesia tahun 2023 yang memiliki kisah inspiratif. Perempuan paruh baya itu menabung selama puluhan tahun demi bisa menunaikan rukun Islam yang kelima, pergi haji bagi yang mampu.
Lamanya proses tunggu dalam pendaftaran haji jalur biasa membuat dirinya berpikir berulang kali. Apakah akan mendaftar haji melalui jalur reguler atau memilih jalur haji plus.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, perempuan yang sehari-hari menerima pasien pijat di rumahnya itu memutuskan mendaftar haji plus. Dia terdaftar sebagai jemaah calon haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2023 ini.
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
-
Apa yang dilakukan Pak Tato saat umrah? Saat itu, orang nonmuslim yang dermawan ini meminta Pak Tato mengawal Gus Iqdam di Tanah Suci.
-
Siapa yang menemani Titi Kamal umroh? Titi Kamal tidak pergi sendirian dalam perjalanan umrahnya ke Arab Saudi, ia ditemani oleh suaminya yang tercinta, Christian Sugiono.
-
Apa yang membuat Titi bersemangat dalam umroh? Perjalanan umrah membuat Titi begitu bersemangat untuk mengabadikan setiap momen berharga di sana.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
Tabungan 30 Tahun
Tarmi bisa dibilang bukan orang yang berlimpah harta. Ia hidup cukup dengan penghasilannya dari memijat.
Sebagai umat Islam, dia pun memiliki cita-cita menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Cita-citanya itu membuat yang bersangkutan gemar menabung.
“Setelah menabung hampir 30 tahun, seorang tukang pijat di Lamongan berhasil menunaikan ibadah haji tahun ini,” demikian keterangan presenter Liputan6, Minggu (28/5/2023).
Biaya Ratusan Juta
Perempuan paruh baya itu merupakan salah satu calon jemaah haji yang berangkat ke Tanah Suci tidak dengan kuota reguler. Dia berangkat dengan kuota haji plus yang biayanya mencapai empat kali lipat dari haji reguler.
Dikutip dari laman resmi Kemenag RI, biaya minimal yang harus disetor jemaah calon haji untuk mendapatkan layanan khusus senilai 8.000 USD atau sekitar Rp120 juta. Dengan kata lain, sangat mungkin jemaah calon haji jalur khusus membayar lebih dari Rp120 juta untuk berangkat ke Tanah Suci.
"Rapat koordinasi Kemenag dan PIHK (Perjalanan Ibadah Haji Khusus) menyepakati Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Khusus tetap, minimal sebesar 8.000 USD," terang Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag RI Nur Arifin di Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Adapun setoran awal yang harus dibayarkan jemaah calon haji jalur khusus yakni sebesar 4.000 USD atau sekitar Rp60 juta. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada kalanya ia tak bisa menabung karena pasien pijatnya terlalu sedikit
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaPasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaBertahun-tahun, tak ada anggota keluarganya yang tahu bahwa nenek Ngatima akan pergi haji
Baca SelengkapnyaAwalnya ria yang hanya berprofesi sebagai pencari rumput ternak ini, biaya untuk berhaji ibarat langit dan bumi. Sulit dibayangkan olehnya.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca Selengkapnya