Cerita Lucu Sukarni Usai 'Culik' Sukarno-Hatta Takut Ditangkap Polisi Jepang
Merdeka.com - Revolusi yang dijanjikan kaum pemuda di Jakarta ternyata urung terjadi. Sukarno, Sukarni, Achmad Soebardjo dan Hatta pun akhirnya rapat di Jalan Miyadori.
Penulis: Hendi Jo
Senja memasuki Klender, saat sebuah sedan meluncur di jalanan yang berlubang pada Kamis, 16 Agustus 1945. Baru saja memasuki beberapa menit melintas sebuah area persawahan luas, tetiba mobil berpelat nomor Jakarta itu memelankan lajunya. Kelima penumpang terkesima melihat bumbungan asap yang mengepul tebal di kejauhan.
-
Dimana Sukarno-Hatta diungsikan oleh para pemuda? Mereka membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok yang saat itu dianggap cukup tersembunyi dan sukar dilacak Tentara Jepang.
-
Bagaimana Soekarno menolak permintaan para pemuda? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka.. Bung Karno Menolak Permintaan Para Pemuda. Dia Menegaskan Revolusi Tak Bisa Terburu-Buru
-
Apa yang terjadi saat Sukarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok? Para pemuda juga merencanakan aksi bumi hangus dan revolusi melawan Jepang di Jakarta.
-
Mengapa Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok? Dalam peristiwa ini, tokoh utama, yaitu Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, diculik dan dibawa ke Rengasdengklok oleh sejumlah tokoh muda.
-
Dimana Sumpah Pemuda diikrarkan? Kongres Sumpah Pemuda dilaksanakan dalam tiga tahap dengan arah pembahasan yang berbeda, yaitu: 1. Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond 2. Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop 3. Rapat Ketiga, Gedung Indonesische Clubgebouw
-
Apa yang dilakukan Soekarno saat proklamasi? Bung Karno menggambarkan upacara itu sangat sederhana. Bendera pertama yang dikibarkan adalah jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tiangnya dari batang bambu yang ditancapkan beberapa saat sebelumnya ke tanah. Tidak ada musik, tidak ada orkestra, hanya lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama. “Alhamdulillah, Bendera Republik Sekarang Telah Berkibar.“ “Kalau pun ia diturunkan lagi, itu harus melalui mayat dari 72 juta bangsaku. Kami tak akan melupakan semboyan revolusi: Sekali Merdeka tetap Merdeka!“ tegas Bung Karno.
Menyaksikan pemandangan tersebut, bak seorang koboy Sukarni (tokoh pemuda Menteng 31) meloncat dari tempat duduknya sambil mecabut pistol.
"Lihatlah! Itu lihat sudah mulai. Revolusi sedang berkobar persis seperti yang kita harapkan. Jakarta mulai terbakar. Lebih baik kita cepat-cepat kembali ke Rengasdengklok!" teriaknya seperti dikisahkan oleh Sukarno dalam Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia (disusun oleh Cindy Adams)
Seolah tidak mendengar ocehan Sukarni, Sukarno memerintahkan sopir untuk terus melaju ke arah Jakarta. Begitu mendekati sumber asap tersebut, mobil berhenti. Mereka yang ada di kendaraan semuanya turun untuk menyaksikan lebih jelas pemandangan di depan mata.
Selidik punya selidik, asap api itu ternyata berasal dari tumpukan jerami yang tengah dibakar seorang petani. Dengan tersenyum mesem, Sukarno lalu berpaling ke arah Sukarni.
"Inikah api ledakan yang hebat berkobar-kobar? Ini bukannya pemberontakan besar-besaran. Ini bukannya perbuatan ratusan, ribuan orang yang menantikan isyarat untuk berontak. Ini hanyalah perbuatan seorang marhaen yang membakar jerami..." kata Sukarno setengah mengejek.
Sukarni nampak tak percaya. Dia terdiam sambil masih memegang pistolnya. Sementara. Achmad Soebardjo yang bertugas sebagai penjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok, melirik ke arah sang pimpinan pemuda radikal itu.
"Dan cukup sampai di sini saja main pahlawan-pahlawanan-nya. Simpanlah pistol itu!" ujarnya.
Singkat cerita, rombongan Sukarno-Hatta tiba di Jakarta sekira jam 8 malam. Begitu sampai ibu kota, mobil langsung diarahkan ke Jalan rumah Bung Hatta di Jalan Miyadori (sekarang Jalan Diponegoro).
Menurut Hatta dalam otobiografi-nya, Memoirs, di rumahnya itu mereka lantas mengadakan rapat untuk membahas cara bagaimana meneruskan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang tidak jadi diselenggarakan pagi harinya.
Akhirnya muncul kesepakatan jika rapat PPKI akan diadakan keesokan harinya di rumah Laksamana Maeda, seorang perwira Kaigun (Angkatan Laut Kekaisaran Jepang) yang bersimpati kepada gerakan kemerdekaan Indonesia.
Soebardjo sendiri mendapatkan tugas untuk menghubungi semua anggota PPKI yang saat itu tengah menginap di Hotel Des Indes, dekat wilayah Harmoni.
Rembukan kilat itu pun dinyatakan usai begitu jarum jam menunjukkan angka 12 malam. Masing-masing sepakat untuk pulang terlebih dahulu ke rumah masing-masing untuk sekadar melepaskan letih sejenak usai perjalanan panjang dari Karawang. Namun alih-alih cepat pergi, Sukarni terlihat bingung
"Lalu aku bagaimana?" tanya Sukarni.
"Ya, pulang juga," jawab Hatta.
"Kalau begitu, aku minta Bung pinjami satu stel pakaian, karena dengan seragam PETA yang aku kenakan sekarang, aku dapat ditangkap oleh Kenpeitai (Polisi Militer Jepang)," ujar Sukarni.
Mendengar ungkapan Sukarni itu, Soebardjo, Sukarno dan Hatta sontak tertawa terbahak-bahak. Sukarni pun jadi ikut-ikutan tertawa.
"Saudara ini berani mengadakan revolusi menggempur Jepang. Tapi sekarang saudara takut akan ditangkap Kenpeitai karena memakai seragam PETA..." ujar Hatta, masih sambil tertawa.
"Itu lain hal-nya, Bung. Menggempur Jepang dalam suatu revolusi, aku berani. Tapi akan ditangkap Jepang begitu saja karena seragam PETA, apa gunanya?" kilah Sukarni.
Hatta lalu masuk ke kamarnya. Begitu muncul, dia menyerahkan satu stel pakaian kepada Sukarni. Pakaian itu ternyata pas benar dengan postur Sukarni, walau celananya terlihat agak pendek sedikit.
"Tapi tidak kentara," kenang Hatta.
Tanpa banyak bicara, Sukarni langsung mengganti seragam PETA-nya. Setelah selesai, dia pamit kepada Hatta, Sukarno dan Soebardjo untuk memberikan kabar kepada kawan-kawannya.
©2012 Merdeka.com
Sukarni yang bernama lengkap Sukarni Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh pemuda yang 'menculik' Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Dia juga yang mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani Ir. Soekarno dan Moh Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Sukarni mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia dari pemerintah yang disematkan oleh Presiden Joko Widodo, pada 7 November 2014 kepada perwakilan keluarga di Istana Negara, Jakarta.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaSaat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah jawaban atas pertanyaan apa tujuan penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaRencana penculikan sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaBanyak kisah-kisah lucu yang mengundang senyum di awal kemerdekaan. Berikut beberapa di antaranya.
Baca SelengkapnyaBrigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Baca SelengkapnyaNama Wikana dikenal sebagai salah satu pemuda Menteng 31. Sosok pemuda revolusioner yang berani menculik Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Akhir hidupnya tragis.
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaBerawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca Selengkapnya