Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Keabadian Puncak Jaya dirusak manusia

Keabadian Puncak Jaya dirusak manusia Puncak Jayawijaya dan Himalaya. ©2014 Merdeka.com/indouniqueholiday.com & visitpak.com

Merdeka.com - "Merusak alam adalah bagian dari merusak manusia," ujar Thomas Wanmang, tokoh Suku Amungme Papua melalui sambungan seluler kemarin. Salju abadi di Puncak Pegunungan Jayawijaya itu kini mulai tak terlihat. Batuan hitam berujung tajam itu kini menjadi pemandangan menyeramkan dari satu tujuh puncak tertinggi dunia. Permadani putih yang dikenal salju abadi itu mencair begitu cepat.

Apalagi, perusahaan asal Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia dituding makin menambah kerusakan di Bumi Cendrawasih. Sekitar 15 kilo meter dari puncak pegunungan bersalju, PT Freeport telah melakukan penambangan emas, tembaga dan perak sejak tahun 1976.

"Memang sekarang sudah mulai panas, gunungnya sudah dimatikan. Kami dulu di situ dan tinggal kampung banti," ujarnya berapi-api mengenang salju abadi yang kini perlahan mulai mencair.

Puncak Pegunungan Jaya Wijaya memang masuk dalam tujuh puncak tertinggi dunia selain Puncak Everest, Puncak Kilimanjaro (Tanzania, Afrika), Puncak Elbrus (Eropa), Puncak Aconcagua (Amerika Selatan), Puncak Denali (Amerika Utara), Puncak Vinson Massif (Antartika) dan Puncak Everest (Nepal).

Pegunungan tertinggi di Indonesia itu memiliki beberapa puncak diantaranya Puncak Jaya dengan ketinggian 4.740 meter di atas permukaan laut (mdpl), Puncak Carstensz Pyramid dengan ketinggian 4.884 mdpl, Puncak Soemantri dengan ketinggian 4.780 mdpl, Puncak Mandala 4.760 mdpl dan Puncak Trikora dengan ketinggian 4.750 mdpl. Namun paling kesohor yaitu Puncak Cartensz. "Dulu suatu kebanggaan karena saljunya putih," tutur Thomas.

Melelehnya salju abadi di Puncak Cartensz bukanlah tanpa sebab. Sejak penelitian dilakukan pada 1936, hilangnya gletser tersebut memang terbilang cepat. Ahli Iklim dan Laut Indonesia Dwi Susanto dari University of Maryland, mengatakan jika melelehnya gletser di Pegunungan Jaya Wijaya makin bergerak cepat setelah 1960. Bahkan melelehnya salju abadi di Puncak Jaya Wijaya itu lebih cepat dibanding dengan melelehnya es di Puncak Gunung Everest, Nepal.

Percepatan itu lantaran iklim laut pasifik banyak memengaruhi melelehnya es di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya. "Temperatur di utara Irian memang panas termasuk di hampir seluruh wilayah Indonesia," kata Dwi yang juga ikut membantu mendidik di Universitas Surya, Tangerang ini.

Dwi merupakan peneliti tergabung dalam "Ice Core Studies of Climate and Environmental Histories from Papua’s Remaining Ice Fields". Penelitian yang dilakukan Ilmuan Indonesia dan Amerika Serikat kurun waktu 2010-2013 bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta PT Freeport.

Melelehnya salju abadi di Puncak Pegunungan Jaya Wijaya itu juga dikuatkan oleh hasil penelitian Dwi bersama ilmuan Amerika dua tahun lalu. Ketika meneliti keberadaan salju yang tinggal 22 persen itu, temperatur di Puncak Soedirman dan Puncak Soemantri Brojonegoro itu memang terbilang panas. Pasalnya suhu pada malam hari mendekati -14 derajat celcius. Sedangkan pada siang hari suhu bisa mencapai 15 derajat celsius.

"Jadi ketika turun salju itu langsung hujan, jadi langsung hilang esnya," ujarnya. Temperatur iklim di seputaran Pegunungan Jayawijaya banyak memengaruhi melelehnya salju abadi, apalagi ditambah iklim di laut pasifik yang kian memanas. "Pembentukan esnya lambat, pencairannya lebih cepat. Lebih banyak curah hujannya dari pada saljunya."

Dwi pun menjelaskan jika melelehnya salju abadi di Puncak Cartenz itu bukan karena adanya aktivitas penambangan di dekat Puncak Pegunungan Jayawijaya. Menurut dia, aktivitas penambangan sama sekali tidak memengaruhi melelehnya salju abadi. "Kalau tambang terhadap es kita tidak melihat korelasi langsung," ujarnya.

Penjelasan Dwi juga diperkuat dengan salah satu pendaki dari Tim 7 Summit Expedition Iwan Irawan. Dia mengatakan jika melelehnya salju abadi atau dikenal dengan gletser itu banyak dipengaruhi oleh pemanasan global. Untuk itu Iwan pun bersama dengan tim pendaki 7 Summit Expedition mendorong menjaga kelestarian lingkungan untuk mencegah hilangnya salju abadi dari Puncak Jayawijaya.

"Kita sudah mulai menggalakkan itu karena Global Warming (pemanasan global) sendiri sudah ada sejak tahun 1980," kata Iwan melalui seluler kemarin.

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Hasil Rekayasa Manusia, Begini Faktanya
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Hasil Rekayasa Manusia, Begini Faktanya

Dalam potongan klip tersebut terdapat dua orang laki-laki yang tengah mengobrol

Baca Selengkapnya
Salju Abadi di Papua Terancam Punah Akibat Fenomena El Nino
Salju Abadi di Papua Terancam Punah Akibat Fenomena El Nino

Fenomena ini berdampak besar terhadap aspek kehidupan di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya
Pengertian Efek Rumah Kaca, Penyebab hingga Dampak yang Dihasilkan
Pengertian Efek Rumah Kaca, Penyebab hingga Dampak yang Dihasilkan

Efek rumah kaca menjadi salah satu hal yang membuat bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

Baca Selengkapnya
Fakta Perubahan Lingkungan Berikut Penyebabnya, Penting Diketahui
Fakta Perubahan Lingkungan Berikut Penyebabnya, Penting Diketahui

Perubahan lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.

Baca Selengkapnya
Efek Rumah Kaca adalah Kondisi Pemanasan Atmosfer, Ketahui Penyebab dan Dampaknya
Efek Rumah Kaca adalah Kondisi Pemanasan Atmosfer, Ketahui Penyebab dan Dampaknya

Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global.

Baca Selengkapnya
Pertanyaan tentang Perubahan Iklim dan Jawabannya, Perlu Diketahui
Pertanyaan tentang Perubahan Iklim dan Jawabannya, Perlu Diketahui

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan: 2023 Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia
Ilmuwan: 2023 Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah Manusia

Para ilmuwan di Eropa mengumumkan pada Kamis (5/10), 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah manusia.

Baca Selengkapnya
Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya
Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya

Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Bumi pernah mengalami perubahan kondisi iklim yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Penelitian: Ini yang Bakal Terjadi dengan Bumi jika Manusia Punah
Penelitian: Ini yang Bakal Terjadi dengan Bumi jika Manusia Punah

Meskipun kita menghilang, alam akan tetap berjalan. Meskipun manusia telah meninggalkan jejak besar di planet ini, alam selalu menemukan jalan untuk pulih.

Baca Selengkapnya
Sumber Daya Air Jadi Sorotan dalam Perubahan Iklim, Bisa Timbulkan Bencana
Sumber Daya Air Jadi Sorotan dalam Perubahan Iklim, Bisa Timbulkan Bencana

Menjaga lingkungan sebagai sebuah pondasi dalam beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya
Jawab Pertanyaan Rocky Gerung, Ganjar Tegaskan Lanjutkan Proyek IKN
Jawab Pertanyaan Rocky Gerung, Ganjar Tegaskan Lanjutkan Proyek IKN

Rocky menyebut pindahkannya ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan akan menjadi sumber pemanasan global.

Baca Selengkapnya