Minyak sebagai alat politik
Merdeka.com - Setelah OPEC memutuskan untuk mempertahankan pagu produksinya saat pasar kelebihan pasokan minyak, harga minyak makin jatuh dalam beberapa waktu terakhir. Sejatinya kondisi pasar minyak memang telah tertekan oleh banyaknya persediaan, dolar yang lebih kuat dan ketakutan penurunan permintaan akibat ekonomi global melemah.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, ditutup pada USD 66,15 per barel di New York Mercantile Exchange, jatuh USD 7,54 dari harga penutupan Rabu. Itu penutupan WTI terendah sejak September 2009.
Pada pertemuan OPEC, Kamis (27/11), di Wina, OPEC berada di bawah tekanan permintaan dari anggota miskin, termasuk Venezuela dan Ekuador, untuk memangkas
-
Dimana harga BBM Pertamina beda? Di area DKI Jakarta, harga bahan bakar Pertamax (RON 92) tetap stabil di angka Rp12.100 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo (RON 98) mengalami peningkatan menjadi Rp13.550 per liter.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
produksi karena jatuhnya harga sedang menggorogoti pendapatan dan meningkatkan kekhawatiran atas ekonomi mereka. Namun, anggota kartel dari Teluk yang kuat dipimpin oleh Arab Saudi menolak permintaan untuk mengecilkan keran produksinya kecuali pasar saham mereka dijamin, terutama di Amerika Serikat, di mana minyak shale telah berkontribusi terhadap melimpahnya pasokan global.
Bagaimana dampak runtuhnya harga minyak itu terhadap beberapa negara eksportir yang menggantungkan pendapatannya dari minyak? Mari kita lihat Iran terlebih dahulu. Di tengah sanksi dan embargo ekonomi internasional (AS dan Uni Eropa) atas persoalan program nuklirnya, Iran yang dalam 8 tahun terakhir diuntungkan oleh harga tinggi minyak, penurunan harga sangat sensitif bagi Iran. Tak heran Iran telah menuduh dan menyalahkan Arab Saudi atas jatuhnya harga minyak saat ini.
Sementara bagi Arab Saudi yang dalam deretan negara penghasil minyak disebut sebagai “swing producers” (bisa memainkan pasokan di saat naik turunnya permintaan tanpa pengaruh berarti pada pendapatan) tak bisa menghindar dari tuduhan bahwa negaranya tak mau mengurangi pasokan karena ingin menggunakan ketahanan ekonomi jangka pendeknya untuk menekan Rusia terutama terkait dengan dalam perselisihannya melawan Iran atas isu masa depan Suriah.
Venezuela juga menghadapi persoalan gawat dengan melorotnya harga minyak. Bahkan dengan harga 100 Dollar per barel pun Venezuela akan kehabisan devisa. Dalam situasi sekarang ini para pakar memperkirakan Venezuela akan jatuh ke dalam krisis fiskal yang akan dapat memperparah konflik sosial. Mau tak mau pemerintah Venezuela harus melakukan penyesuaian ekonomi untuk menurunkan tingkat kemiskinan dengan kebijakan-kebijakan yang tidak populer.
Rusia juga berada dalam situasi sulit, terutama dengan adanya manifestasi perang dingin baru. Minyak dan gas merupakan 70% ekpsor Rusia dan APBN Rusia tidak akan bertambah jika harga minyak di bawah 100 USD per barel. Moskow mempunyai cadangan devisa yang cukup namun tidak tak terbatas. Mata uang Rubel telah jatuh 10% dalam satu bulan terakhir.
Namun sejauh ini kebijakan politik luar negeri Rusia tidak terpengaruh. Dukungan untuk Presiden Suriah, Bashar al-Assad tetap kuat dan ada laporan pada akhir bulan lalu bahwa tentara Rusia memasuki Ukraina Timur.
Bagaimana dengan AS? Ada spekulasi bahwa turunnya harga minyak saat ini adalah hasil main mata AS dengan Arab Saudi. Selain menghadapi persoalan dengan Iran dan Rusia, setelah pelajaran yang didapat di Irak dan Afghanistan, AS tak ingin lagi menurunkan pasukannya. Sebaliknya dengan bantuan Aran Saudi, Washington berusaha menurunkan harga minyak dengan membanjiri pasaran dengan minyak mentah (crude). Dengan ketergantungan tinggi Rusia dan Iran pada ekspor minyak, AS berharap keduanya dapat lebih mudah dihadapi.
Keberanian AS untuk memainkan kartu harga minyak dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan pasokan minyak dalam negeri dengan teknologi fracking yang menjadikannya berpeluang menjadi produsen minyak terbesar dunia. Dalam sebuah pidato tahun lalu, Tom Donilon, mantan penasehat keamanan nasional Presiden Obama menyatakan bahwa AS sekarang cukup kuat dalam menghadapi goncangan harga minyak dan memperkuat upaya mencapai tujuan keamanan nasional.
Di Indonesia meski harga minyak dunia yang saat ini kembali turun ke level rata-rata USD 70 per barel, pemerintah belum mewacanakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Pasalnya, pemerintah menilai penurunan harga BBM subsidi harus memperhitungkan harga minyak dunia secara akumulasi dalam setahun. Pemerintah melihat, turunnya harga minyak dunia saat ini sifatnya harian, sementara kebijakan menaikkan harga BBM subsidi didasari oleh pertimbangan harga rata-rata minyak dunia setahunan.
Cerita harga minyak memang tidak semata kisah tentang pasokan dan permintaan. Penetapan harga mengandung muatan sasaran politik. Sasaran yang seharusnya dicapai untuk kemakmuran dan perdamaian dunia. (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaTerkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pemerintah akan menghitung secara cermat sebelum memutuskan kebijakan harga BBM.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca Selengkapnya