Nasib tak jelas Koalisi Kekeluargaan
Merdeka.com - KPU DKI Jakarta akan membuka pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung di Pilgub DKI 2017 pada 21-23 September mendatang. Hanya Ahok dan tiga partai pendukungnya, Partai NasDem, Partai Hanura, dan Partai Golkar yang sudah pasti akan mendaftar, meski siapa cawagub yang akan diusung hingga kini belum ketahuan. Sisanya, 7 partai lainnya masih kasak-kusuk menyiapkan masing-masing jagoan dan saling melobi agar calonnya didukung. Koalisi Kekeluargaan yang sempat dideklarasikan, kini nasibnya tak jelas walau Gerindra sudah menyiapkan Sandiaga Uno sebagai cagub.
Jelang pendaftaran yang tinggal tiga hari lagi, setiap hari beragam spekulasi bermunculan, termasuk nama-nama baru yang akan dicalonkan maupun mencalonkan diri. Selain petahana Basuki T Purnama (Ahok) dan Sandiaga Uno (Gerindra), hampir belum ada parpol yang secara pasti mengumumkan calon gubernur dan wakil.
Suasana di Koalisi Kekeluargaan pun demikian. Koalisi yang dibentuk oleh para pengurus dewan pimpinan daerah (DPD) ketujuh parpol ini terancam pecah. Masing-masing partai, kini menyiapkan nama baru setelah PKS menyodorkan nama Mardani Ali Sera sebagai bakal calon wakil gubernur untuk mendampingi Sandiaga Uno. PKB yang awalnya mendukung Sandiaga dan Sekda DKI Saefullah terlihat geram dan mengancam akan menarik dukungan kepada Sandiaga.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Bagaimana koalisi terbentuk? Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Siapa calon gubernur dari Koalisi Indonesia Maju? 'Pak Andika bagus, kemudian dari segi perfom, pernah sama-sama [tugas]. Saya Kapolres beliau Komandan Paspampres, tak perlu risaukan, demokrasi harus rangkulan dan perbedaan merupakan rahmat yang harus dijalankan sama-sama,' ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
"Kita awal dukung Sandiaga-Saefullah, tapi tanpa basa basi, tanpa pembicaraan muncul Sandiaga-Mardani. Tidak ada komunikasi dengan kami," kata Wakil Ketua DPW PKB DKI, Abdul Aziz ketika berbicang dengan merdeka.com Sabtu pekan lalu.
Selain PKB yang mengancam menarik dukungan, nasib Koalisi Kekeluargaan juga semakin tidak jelas setelah PAN muncul dengan menjagokan nama mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Padahal, partai ini hanya memiliki dua kursi saja di DPRD. Tak ketinggalan Partai Demokrat yang selama ini adem-ayem, muncul menjagokan mantan Mendikbud Anies Baswedan.
Harapan kepada PDIP
Senin, 8 Agustus 2016 Koalisi Kekeluargaan dibentuk. Di depan puluhan awak media, koalisi sepakat bersatu melawan Ahok. Dua hari setelah koalisi ini dibentuk, hanya Gerindra dan PKB yang sepakat mengusung Sandiaga. PDIP dan empat partai lain (PAN, PPP, Demokrat, dan PKS) tidak memberikan keputusan.
Tak lama berselang, pengurus Gerindra dan PKB bersama-sama mengadakan fit and proper test terhadap calon wakil Sandiaga. Ada dua orang yang ikut dalam tes itu. Keduanya sama-sama birokrat Pemprov DKI, yakni Sekretaris Daerah Saefullah dan Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Sylviana Murni.
Tidak adanya jawaban pasti dari PDIP juga menjadi sebab Koalisi Kekeluargaan jalan sendiri-sendiri. Padahal, kata Abdul, DPD PDIP-lah yang menggagas awal adanya koalisi ini. Mantan Plt Ketua DPD PDIP Bambang DH mengajak enam partai membentuk suatu koalisi. Ketua DPW PAN Eko Patrio memfasilitasi mereka untuk berkumpul.
"(rekomendasinya) Sudah dibawa ke DPP PDIP tapi belum ada keputusan final," jelasnya.
Meski Bambang DH membawa rekomendasi Koalisi Kekeluargaan ke Dewan Pembina Pusat (DPP) PDIP, elite partai banteng tak kunjung memberikan keputusan. Sementara itu kalangan bawah parpol mendesak mereka untuk segera mengumumkan calon tanpa harus menunggu keputusan PDIP.
Maka kesepakatan pun muncul yakni mengusung Sandiaga-Saefullah. Namun, kata Abdul, komunikasi di internal tidak kunjung ketemu. Kesepakatan untuk mendukung Sandiaga-Saefullah belum menjadi keputusan final koalisi ini. Belakangan, secara diam-diam, kata Abdul PKS justru nama Mardani muncul.
"Kita dorong Sandiaga-Saefullah tapi komunikasi lemah di Koalisi Kekeluargaan. Tapi tiba-tiba muncul Mardani," tutur dia.
Peneliti Senior LIPI, Siti Zhuro menilai munculnya nama baru ini merupakan hal biasa dalam dinamika politik. Meski kelihatan masing-masing berkompetisi di antara Koalisi Kekeluargaan, Siti mengatakan hal itu baik demi memunculkan konsep persaingan yang sehat dalam sebuah pertarungan. Sebab semakin banyak calon, semakin baik pula suatu pertandingan.
"Kalau bubar itu belum final ya. Ini kelihatan di dalam ada kompetisi juga. Tapi bagus dalam konteks pilkada, karena tidak mungkin baik kalau ada calon tunggal," kata siti.
Sementara itu, pengamat politik Lingkar Mardani Ray Rangkuti menilai munculnya nama-nama baru ini menandakan lemahnya komitmen mereka. Selain tidak mampu melobi PDI P, koalisi kekeluargaan disebutnya sebagai koalisi yang rapuh dan tetap memboncengi kepentingan masing-masing partai.
"Koalisi Kekeluargaan itu koalisi politik dan kepentingan. Kalau kepentingan mereka tidak terakomodir ya mereka bubar. (kesamaan ideologi) Agama hanya ikut saja. Tidak ada titik temu kalkulasinya ya bubar," kata Ray ketika berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Enggan mengatakan bubar, DPD Gerindra mengaku masih berkomunikasi hingga kini. Nama Mardani Ali Sera, Rizal Ramli dan Anies Baswedan adalah hak masing-masing partai. Pada waktunya Koalisi Kekeluargaan bertemu dan mengumumkan calon yang diusung. Seperti skenario awal, Sandiaga akan tetap menjadi calon gubernur.
"Itu kan biasa. Politik itu kan dinamikanya tinggi. Tapi kalau sudah masuk dalam meja (berkumpul) pasti sama," kata Ketua DPD Gerindra Mohamad Taufik ketika ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta bebarapa hari lalu.
Hal yang sama diakui Ketua DPW PAN, Eko Patrio. Dia mengatakan Koalisi Kekeluargaan baik-baik saja dan tidak akan pecah seperti yang diisukan. "Masing-masing parpol punya strategi. Last minute masih koordinasi, gak terpikir bubar. Kalau ada ide dari paprol bukan artinya pecah," terang Eko.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca Selengkapnyapartainya tak gentar meski Partai Gerindra akhirnya mengarahkan dukungan ke Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi.
Baca SelengkapnyaNamun, belum mengungkap sosok yang akan diusung sebagai tandingan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Pilgub Jatim.
Baca SelengkapnyaKeputusan KIM mengusung Andra-Dimyati membuat Golkar dan Gerindra pecah kongsi.
Baca SelengkapnyaKetua Bappilu PPP, Sandiaga Uno ingin mengajak Demokrat dan PKS bergabung.
Baca SelengkapnyaPKB Bicara Peluang Tiga Poros Koalisi di Pilgub Jakarta, Ini Bocoran Peta Politiknya
Baca SelengkapnyaDinamika Pilkada Banten mulai memanas usai Golkar yang ditinggal Koalisi Indonesia Maju di Pilkada Banten.
Baca SelengkapnyaPDIP mengklaim sejak awal menghindari kerja sama yang didasari oleh nafsu kekuasaan semata.
Baca SelengkapnyaKeduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Baca SelengkapnyaJK menilai, dukungan ke Prabowo Subianto dilakukan untuk bekerja sama memenangkan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto menepis isu keretakan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Baca Selengkapnya